WAMENA, ODIYAIWUU.com — Puluhan massa yang menamakan diri Tim Peduli Demokrasi Kota Wamena, Selasa (19/11) menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan.
Massa menuntut pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jayawijaya segera mengumumkan nama-nama Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan Tempat Pemungutan Suara (TPS) Distrik Wamena.
Dalam orasi itu, massa menuntut Ketua KPU Kabupaten Jayawijaya Silas Hubi dan para komisioner segera mengumumkan nama-nama KPPS dan TPS di delapan kampung dan dua kelurahan di Distrik Wamena.
Ketua Tim peduli Demokrasi Kota Wamena Omius Ubi mengatakan, KPU Kabupaten Jayawijaya tidak merekrut KPPS dan TPS baru di delapan kampung dan dua kelurahan di Distrik Wamena. Padahal, waktu tersisa 14 hari kerja.
Berdasarkan informasi yang beredar di kota Wamena, diduga ada oknum tertentu akan bermain untuk merekrut KPPS dan TPS baru di Distrik Wamena sehingga massa meminta pihak KPU Jayawijaya segera menghentikan langkah itu dan tidak merekrut KPPS baru.
“Jangan merusak demokrasi Jayawijaya. Potensi sumber daya manusia lokal tidak boleh dipermainkan. Kami adalah anak pemilik negeri ini dan kami tidak bisa bekerja ke distrik lain. Kami berdiri dan memimpin di atas tanah kami sendiri,” kata Omius Ubi.
Saat aksi, massa membentangkan spanduk dengan beberapa poin tuntutan. Pertama, massa meminta Ketua KPU Kabupaten Jayawijaya segera mengesahkan nama-nama KPPS yang sudah direkrut saat ini. Jika tidak diindahkan, massa mengancam memalang kantor KPU Kabupaten Jayawijaya.
Kedua, waktu pemungutan suara akan berlangsung pada Rabu, 27 November sehingga massa mendesak segera mengadakan bimbingan teknis (bimtek) untuk KPPS Distrik Wamena.
Ketiga, Distrik Wamena bukan daerah perebutan dalam pemilihan kepala daerah sehingga massa meminta segera berhenti mengatasnamakan diri sebagai warga Wamena untuk merebut hak suara mereka.
Keempat, massa juga meminta pihak KPU dan Panitia Pemilihan Distrik (PPS) di Distrik Wamena berhenti melakukan perekrutan ulang KPPS atas permintaan sepihak. Kelima, massa meminta pihak kepolisian menangkap oknum-oknum yang mengatasnamakan Tim Peduli Demokrasi Kota Wamena.
Massa mengingatkan, waktu sangat mepet sehingga tidak perlu merekrut KPPS baru tetapi memberdayakan atau memfungsikan KPPS yang ada. Nama-nama mereka juga diumumkan agar tidak ada lagi kepentingan bermain di sana dengan memanfaatkan posisinya demi kepentingan pribadi.
”Sampai hari ini kelurahan di Distrik Wamena belum beres. Kondisi ini sangat memalukan dan merusak demokrasi. Sebagai tuan rumah saya minta berhenti melakukan teror. Pihak kepolisian perlu segera menangkap dan mengadili oknum yang merusak demokrasi di Wamena,” kata Omius.
Kepala Distrik Wamena Reyin J Saday, SIP mengatakan, Wamena Kota itu bukan daerah perebutan dan Wamena Kota itu ada hak suaranya.
”Saya tahu orang dari mana-mana dari Lani Jaya, Mamberamo Tengah. Apa lagi yang dekat-dekat, saya tahu. Mereka akan datang dengan berbagai cara. Saya akan tanya, kamu warga mana karena RT RW dan delapan kampung ini saya tahan mereka,” kata Reyin Saday.
Reyin mengaku, pihaknya tidak pernah duduk sama-sama dengan terkait hak-hak tersebut. Ia mengaku selalu berkoordinasi dengan KPU dan Bawaslu demi nasib kota Wamena. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)