MOWANEMANI, ODIYAIWUU.com — Penjabat Bupati Dogiyai Drs Petrus Agapa, M.Si, Selasa (26/3) menyerahkan sembilan bahan pokok (sembako) kepada warga korban banjir di sejumlah kampung di Distrik Kamuu Utara, Kabupaten Dogiyai, Provinsi Papua Tengah bertempat di halaman Kantor Distrik Kamuu Utara, Dogiyai, Papua Tengah.
Pada Minggu (24/3) banjir menerjang Kampung Pugatadi Satu, Kampung Idakebo, Ipoda, Idapuga, dan Obayo, Distrik Kamuu Utara. Banjir melanda kampung-kampung tersebut menyusul tingginya intensitas curah hujan yang sangat tinggi dalam beberapa hari sebelumnya.
“Bantuan ini merupakan bantuan tahap awal kepada warga terdampak setelah kampung-kampung dilanda bencana banjir tepat Minggu, 24 Maret lalu. Saya mengharapkan kepada kepala distrik agar dapat bekerja sama dengan para kepala kampung terkena banjir dapat menyalurkan bantuan ini kepada warga yang betul-betul menjadi korban banjir,” ujar Agapa kepada Odiyaiwuu.com dari Mowanemani, kota Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah, Rabu (27/3).
Dalam kesempatan tersebut, Agapa menyerahkan bantuan sembako berupa 1.000 karung beras, 200 dus supermi, 100 dus susu kental manis, dan 100 dus minyak goreng serta 100 dus gula pasir. Saat menyerahkan secara simbolis, ia didampingi Ketua DPRD Dogiyai Yulianus Boga, Kapolsek Kamuu Ipda Hans N Raubaba, SE, Danramil Kamuu, dan Perwira Penghubung Kodim 1705/Nabire.
Banjir yang menerjang kampung-kampung di Kamuu Utara menyebabkan rumah warga mengalami kerusakan parah, tanaman pertanian terendam banjir, dan warga kehilangan harta benda.
Di hadapan warga korban terdampak bencana Agapa mengatakan, musibah akibat ibanjir maupun longsor adalah peristiwa yang tak pernah diduga sebelumnya namun terjadi di luar prakiraan. Dampak banjir bisa menyebabkan warga kehilangan rumah hingga, tanaman pertanian hingga harta benda.
“Selaku bupati saya sudah perintahkan pimpinan organisasi perangkat daerah, OPD terkait baik badan maupun dinas untuk terlibat aktif atau ambil bagian dalam upaya rehabilitasi pasca bencana alam ini sekaligus melakukan normalisasi sungai di wilayah Kamuu Utara,” ujar Agapa lebih lanjut.
Sedangkan dari lokasi bencana dilaporkan, akibat curah hujan yang sangat tinggi menyebabkan jembatan penyeberangan di Pugatadi 1 putus karena diterjang banjir. Lalu lintas masyarakat dan gerak ekonomi warga dari Kamuu Utara menuju Mowanemani, kota Kabupaten Dogiyai, terhenti.
Tokoh pemuda Pugatadi 1 Rikardus Dumupa mengatakan, pihaknya sudah mendata kerusakan menyusul banjir melanda Kamuu Utara pada Minggu (24/3) malam. Tak hanya tanaman pertanian dan harta benda warga namun juga jembatan yang putus tersebut .
“Kami sudah mendata kerusakan dan segera menyampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Dogiyai melalui Kepala Distrik Kamuu Utara untuk ditindaklanjuti. Paling kurang jembatan penyeberangan di Kampung Pugatadi 1 dibuatkan jembatan darurat agar akses warga maupun barang normal kembali,” ujar Rikardus Dumupa.
Sementara Martinus Keiya, warga Kampung Pugatadi 1 mengatakan, jembata di kampungnya yang putus tersebut sangat vital karena menjadi satu-satunya jembatan yang menghubungkan Kampung Pugatadi 1 ke pusat kota Distrik Kamuu Utara. Selama jembatan ini belum dibangun darurat, untuk sementara warga akan utar lewat samping jembatan untuk pergi ke pusat kota distrik.
“Curah hujan sangat tinggi sehingga banjir dengan mudah menerjang jembatan hingga putus dan hanyut dibawa banjir. Padahal jembatan itu dibangun dengan beton dari dasar sungai. Posisinya juga cukup tinggi namun banjir dengan arus sangat deras menerjang jembatan hingga putus,” kata Martinus. (Ansel Deri, Yanuarius Goo/Odiyaiwuu.com)