BIAK NUMFOR, ODIYAIWUU.com — Pemerintah dan masyarakat tanah Papua serta pegiat seni bumi Cenderawasih diselubungi kabar duka. Guru dan seniman pencipta lagu Tanah Papua Yance Rumbino, Kamis (30/5) pukul 01.24 WIT meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Biak Numfor, Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua.
Kabar berpulangnya Yero —sapaan akrab Yance Rumbino— menyebar di media sosial dan grup-grup WhatsApp tak hanya di Biak Numfor dan tanah Papua. Berita itu juga komunitas-komunitas di luar tanah Papua mengenang Almarhum Yero, yang meramaikan dunia musik dengan lagu ciptaannya, Tanah Papua. Ungkapan duka berdatangan, tidak hanya masyarakat namun pemerintah di tanah Papua.
“Telah berpulang ke Allah Bapa. guru Yance Rumbino, pencipta lagu Tanah Papua pada hari ini, Kamis, 30 Mei 2024 jam 01.24 WIT di Rumah Sakit Umum Daerah Biak,” ujar Melanesia Voice dalam cuitannya di Berita Biak Numfor, Kamis (30/5).
Penjabat Gubernur Provinsi Papua Pegunungan Dr Velix Vernando Wanggai, SIP, MPA mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Pegunungan turut berduka cita berpulangnya Yance Rumbino. Kabar duka itu diterima Velix, Kamis (30/5) saat ia tengah menghadiri acara pertemuan dengan beberapa anak-anak sekolah di Wamena, kota Provinsi Papua Pegunungan.
“Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan dan masyarakat turut berduka cita atas wafatnya bapak, tete Yance Rumbino. Pagi ini di Wamena, saat acara pertemuan dengan beberapa anak-anak sekolah, lagu Tanah Papua kami nyanyikan dan akhiri dengan doa bersama untuk berkat dan tempat terbaik bagi Almarhum. Semoga Almarhum memperoleh tempat terbaik di sisi-Nya dan keluarga besar Rumbino-Morin selalu sabar dan ikhlas,” ujar Velix Wanggai dalam grup WhatsApp The Spirit of Papua dan dikutip Odiyaiwuu.com di Jakarta, Kamis (30/5).
Pengacara dan advokat Titus Tabuni, SH, MH mengaku berpulangnya guru dan pencipta lagu Tanah Papua Yance Rumbino bukan hanya membawa duka bagi keluarga besar namun juga pemerintah dan masyarakat tanah Papua. Titus mengaku, isterinya adalah kerabat dekat Almarhum Yance Rumbino.
“Kami keluarga besar kehilangan Bapak Almarhum Yance Rumbino. Semasa hidup ia mendedikasikan tenaganya sebagai guru. Jiwa seninya begitu kuat. Lagu Tanah Papua bukan hanya disukai masyarakat tanah Papua tetapi di luar tanah Papua bahkan dunia. Tuhan lebih memerlukan Almarhum meski kami keluarga besar sangat mencintainya,” ujar Titus Tabuni kepada Odiyaiwuu.com dari Jayapura, Kamis (30/5).
Yance Rumbino lahir 22 Juni 1953 di Sorong, Papua Barat Daya. Ia terlahir dari pasangan suami-isteri Robert Rumbino dan Aleksanderina Morin. Putra asli Biak ini mengawali pendidikan dasar di Sekolah Dasar (SD) Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) Betlehem Biak.
Seni sebagai bahasa universal manusia menjadi bagian tak terpisahkan dalam proses belajar mengajar. Seluruh mata pelajaran diakhiri dengan bernyanyi. Tak heran jika SD YPK Betlehem Biak identik dengan sekolah menyanyi.
“Di bangku kelas III SD, Yero sudah mengenal notasi not balok. Yero merasa seni itu penting karena mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia untuk melakukan sesuatu yang indah. Tidak hanya untuk orang lain, tetapi untuk Tuhan sang Pencipta dan akhirnya menjadi kebahagiaan diri sendiri,” kata Titus.
Usai lulus dari Sekolah Pendidikan Guru (SPG) YPK Biak, Papua tahun 1975, Yance Rumbino yang kala itu berusia 22 tahun ditempatkan sebagai guru muda di Sekolah Dasar (SD) Inpres Sinak, Puncak (dulu Kabupaten Paniai).
Secara geografis Kabupaten Puncak berada di ketinggian antara 500 hingga 4.500 meter di atas permukaan laut (DPL). Kondisi geografi itu merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi guru Yance Rumbino.
Selama tiga tahun mengabdikan diri sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, ia harus bertahan tanpa kenal nasi, kendaraan bahkan uang. Di sekolah itu pula, ia berhadapan dengan situasi yang tidak mudah.
“Hampir seluruh siswanya tidak dapat berbahasa Indonesia. Kemampuan seni yang diperolehnya sejak SD ia gunakan untuk mengajak siswa tertarik belajar. Lewat menyanyi, tantangan mengajar siswa di sekolah tersebut akhirnya dapat dilalui,” ujar Yance Rumbino suatu waktu.
Tahun 1978, Yance Rumbino dipindahtugaskan menjadi Kepala SDN Siriwini, Kabupaten Nabire, (kini) Provinsi Papua Tengah. Pengalamannya tak terlupakan saat bertugas di daerah Paniai (Puncak Jaya) yaitu berjalan kaki sejauh 21 kilometer, melewati gunung yang tinggi, lembah yang curam, sungai mengalir tenang, juga kondisi wilayah adat Meepago menginspirasinya untuk menciptakan lagu Tanah Papua.
“Selamat jalan Bapak Yance Rumbino. Ragamu boleh pergi meninggalkan kami, namun karya ciptaanmu, Tanah Papua akan selalu menggema sepanjang masa di atas tanah ini. Tuhan menyambutmu di Sorga. Amin,” ujar mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Papua Carolus Bolly, SE, MM kepada Odiyaiwuu.com dari Jayapura, Papua, Kamis (30/5).
Selamat jalan menuju Rumah Bapa di Surga, Pa guru dan pencipta lagu Yance Rumbino. Damailah sisi-Nya. Tanah Papua adalah lagu warisanmu yang tak akan alpa bagi masyarakat tanah Papua, potongan Surga yang jatuh ke bumi. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)