TIMIKA, ODIYAIWUU.com — Pihak Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH) Papua Tengah mengecam keras tindakan kekerasan yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata terhadap tiga warga sipil pekerja bangunan di Puskesmas Beoga Barat, Kampung Jambul, Distrik Beoga Barat, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, Jumat (24/11)
“Tindakan tersebut tidak dibenarkan. Korban hanya buruh kasar, bekerja mencari nafkah untuk keluarga dan mengongkosi anak-anak mereka yang sedang sekolah. Para buruh bangunan itu seperti duta kemajuan pembangunan tanah Papua di wilayah pedalaman. Mereka harus dilindungi siapapun dan kelompok manapun,” ujar Direktur YLBH Papua Tengah Yoseph Temorubun, SH kepada Odiyaiwuu.com dari Timika, Papua Tengah, Minggu (26/11).
Menurut Temorubun, pemerintah pusat harus memperhatikan berbagai insiden kekerasan belakangan yang merenggut nyawa tak hanya warga sipil dan kelompok sipil bersenjata namun juga aparat TNI-Polri. Berbagai insiden kekerasan yang terus terjadi dan terus menelan korban tewas segera jadi prioritas penyelesaian melalui dialog menuju Papua tanah damai.
“Selama ini YLBH Papua Tengah sudah serukan dilakukan dialog damai. Dialog ini juga sudah lama diutarakan berbagai pihak di Papua dan pihak-pihak terkait. Sayangnya, pemerintah terkesan mengabaikan seruan dialog. Malah terkesan sengaja membiarkan konflik berlangsung, darah terus membasahi wajah bumi Cenderawasih karena konflik tak pernah berujung,” kata Temorubun, advokat jebolan Fakultas Hukum Universitas Pattimura Ambon.
Temorubun menambahkan, pemerintah pusat perlu belajar menyelesaikan konflik Papua seperti dilakukan dalam penanganan konflik bersenjata antara kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Proses penyelesaian konflik Indonesia dengan GAM akhirnya menyepakati Kesepakatan Helsinki.
Begitu pula dialog terkait konflik Maluku yang berujung dilakukan Perjanjian Malino atau kasus Poso dan Kalimantan. Karena itu, pemerintah pusat harus segera mengambil langkah penyelesaian konflik yang melanda tanah Papua belakangan dengan intensitas terus menjulang.
“YLBH Papua Tengah berharap agar Presiden Joko Widodo beserta jajarannya segera menyelesaikan konflik kekerasan di tanah Papua sebelum mengakhiri masa jabatan melalui dialog Jakarta-Papua. Meski pemerintah pusat getol menggelontorkan anggaran besar membangun wilayah paling timur selangkah lebih maju, namun akan sulit terwujud bila kekerasan terus menemui ruangnya,” ujar Temorubun.
Pihak Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM) mengklaim telah menembak tukang bangunan yang sedang membangun gedung Puskesmas di Beoga Barat, Desa Jambul, Puncak pada Jumat (24/11) sekitar pukul 16:15 WIT.
“Ada pun jumlah korban dalam insiden ini yaitu tuga orang meninggal di TKP dan dua orang lainnya selamat. Mayat dan korban selamat sudah dievakuasi warga setempat ke Puskesmas Milawak, Distrik Beoga untuk mendapatkan perawatan intensif,” ujar Juru Bicara Komnas TPNPB Sebby Sambom melalui keterangan yang diperoleh Odiyaiwuu.com di Jakarta, Sabtu (25/11).
Menurut Sebby, pihak Komnas TPNPB mengeluarkan peringatan keras kepada warga imigran Indonesia untuk segera meninggalkan wilayah konflik. Pihak TPNPB mengklaim bangsa Papua tidak butuh program pembangunan dalam bentuk apapun.
“Peringatan ini berlaku di seluruh tanah Papua karena pasukan TPNPB sedang dalam perang melawan aparat keamanan Indonesia,” ujar Sebby lebih jauh.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo, SH, SIK, M.Kom membenarkan kejadian tersebut. Insiden tersebut, kata Benny, berawal dari seorang saksi yang melaporkan penyerangan terhadap pekerja bangunan.
“(Jumat, 24/11) sekitar pukul 16.30 WIT seorang saksi melaporkan kejadian tersebut ke Koramil 1717-03 Beoga bahwa ada penyerangan yang dilakukan terhadap pekerja bangunan Puskesmas,” ujar Benny kepada Odiyaiwuu.com dari Jayapura, Sabtu (25/11).
Benny menambahkan, setelah menerima informasi tersebut, aparat gabungan TNI-Polri berkoodinasi dengan para tokoh setempat untuk melaksanakan evakuasi korban dari TKP menuju kampung Milawak, Distrik Beoga.
Dalam insiden tersebut tiga orang meninggal dunia dan dua orang terluka. Adapun untuk korban meninggal dunia yakni Suyanto (40), mengalami luka tembak di bagian kepala dan luka tembak di lengan kiri.
Sedangkan dua lainnya atas nama Satiman (40), mengalami luka tembak di pelipis kanan dan luka tembak di lengan kiri. Kemudian, Triyono (50), mengalami luka tembak di ujung mata kanan dan di bahu kanan.
“Para korban yang meninggal dunia telah disemayamkan di Puskesmas Beoga dan selanjutnya akan dievakuasi ke RSUD Mimika untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut,” kata Benny.
Sementara itu, Kapolres Puncak Kompol I Nyoman Punia, S.Sos saat dikonfirmasi mengatakan, saat ini Satgas Operasi Damai Cartenz 2023 bersama Polres Puncak tengah melakukan penyelidikan kasus penyerangan tersebut.
“Saat ini aparat gabungan tengah melakukan penyelidikan dan akan melakukan penegakan hukum terhadap pelaku penyerangan yang menyebabkan 3 orang meninggal dunia dan dua orang terluka,” ujar I Nyoman. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)