Kasus Pembunuhan Disertai Mutilasi Empat Warga Papua, Presiden Jokowi Diminta Beri Atensi - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Kasus Pembunuhan Disertai Mutilasi Empat Warga Papua, Presiden Jokowi Diminta Beri Atensi

Presiden Joko Widodo dan Paskalis Kosay. Sumber foto: tempo.co, 29 Desember 2014 dan Istimewa

Loading

JAYAPURA, ODIYAIWUU.com — Pembunuhan sadis menggemparkan masyarakat Papua. Empat warga Papua tewas dengan tubuh terpisah (mutilasi, dikabarkan terjadi di kawasan SP 1, Distrik Mimika Baru, Kabapaten Mimika, Senin (22/8) pukul 21.50 WIT.

Jasad keempat korban yang diketahui berasal dari Kabupaten Nduga diidentifikasi bernama Arnold Lokbere, Irian Nirigi, Leman Nirigi, dan seorang korban lain yang belum diketahui identitasnya.

“Pembunuhan disertai mutilasi empat warga Papua asal Nduga di Timika sangat sadis. Papua dibuat terluka, nestapa memenuhi keluarga korban yang tinggal di honai (rumah) sederhana. Insiden keji ini sungguh menyiksa warga Papua sekaligus mencoreng nama baik Indonesia di mata dunia.

“Saya berharap Bapak Presiden Jokowi memberikan atensi serius dan memerintahkan jajaran TNI-Polri menangani kasus ini secara transparan dan menyampaikan ke publik,” ujar Paskalis Kosay, tokoh sekaligus politisi senior Partai Golkar Papua kepada Odiyaiwuu.com dari Jayapura, Papua, Senin (29/8).

Paskalis mengatakan, di saat masyarakat Indonesia dan masyarakat Papua, masih dalam suasana gembira merayakan peringatan HUT ke-77 Kemerdekaan Indonesia, warga di provinsi paling timur Indonesia itu justru dihadiahi insiden pembunuhan sadis terhadap empat warga tak berdosa pada Senin (22/8).

“Peristiwa pembunuhan sadis ini sangat menyedihkan dan kembali melukai hati orang Papua paling dalam. Karena diduga kuat pelakunya adalah antara oknum anggota TNI dan warga sipil. Dugaan keterlibatan oknum anggota TNI dalam kasus ini sepertinya mencoreng institusi TNI dan wajah Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa,” ujar Paskalis Kosay, mantan anggota Komisi Intelijen DPR RI Paskalis Kosay asal Papua.

Menurut Paskalis Mosay, selama ini Panglima TNI memerintahkan seluruh kesatuan TNI di bawahnya agar menggunakan pendekatan kemanusiaan dalam mengelola konflik keamanan di tanah Papua. Termasuk berkoodinasi dan membangun sinergitas yang produktif dengan Bupati dan jajaran Pemerintah Kabupaten Nduga. Begitu pula koordinasi dengan Polri dan jajarannya di Nduga sudah berjalan baik.

“Namun, koordinasi dan sinergisitas yang baik yang telah dibangun oleh Bupati Nduga dengan pihak TNI-Polri di Nduga dalam rangka pemulihan kondisi konflik keamanan di sana tercoreng dengan aksi pembunuhan keji yang menimpa warga Nduga. Tindakan para pelaku ini tergolong sadis dan biadab serta di luar batas kemanusiaan. Membunuh orang dengan tindakan mutilasi adalah perilaku manusia tidak beragama,” tegas Paskalis.

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Dudung Abdurachman memerintahkan Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Puspomad) untuk mengusut tuntas kasus pembunuhan warga sipil di Mimika, Papua yang diduga melibatkan anggota TNI AD.

“Panglima TNI dan KSAD memerintahkan Danpuspomad untuk mengusut tuntas kasus ini,” kata Danpuspomad Letjen Chandra W Sukotjo mengutip CNNIndonesia.com di Jakarta, Senin (29/8).

Chandra mengatakan, saat ini Pomdam XVII/Cenderawasih telah melaksanakan proses hukum terhadap para pelaku. Sementara, tersangka sipil ditangani oleh kepolisian. “Puspomad telah mengirimkan Tim Penyidik untuk membantu Pomdam,” kata Chandra.

Berita sebelumnya menyebutkan, Polres Mimika menangkap tiga orang terduga pelaku pembunuhan terhadap empat warga sipil di Timika, Kabupaten Mimika, Papua.

Direktur Reskrimum Polda Papua Kombes Pol Faizal Rahmadani mengatakan, tiga terduga pelaku ditahan di Polres Mimika terkait pembunuhan warga yang jenazahnya ditemukan secara terpisah di beberapa tempat di Timika.

“Tiga terduga pelaku yang ditahan yaitu APL alias Jeck, DU dan R yang diduga melakukan pembunuhan tanggal 22 Agustus lalu ditangkap di lokasi berbeda,” kata Faizal di Jayapura, Minggu (28/8).

Para pelaku diduga lebih dari tiga orang namun untuk memastikan perlu pendalaman dengan bekerja sama dengan satuan lainnya. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com).

Tinggalkan Komentar Anda :