Sebby Sambon Tuding TNI dan Polri Lakukan Pembohongan Publik Terkait Kasus Pembunuhan Pilot Asal Selandia Baru - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan
DAERAH  

Sebby Sambon Tuding TNI dan Polri Lakukan Pembohongan Publik Terkait Kasus Pembunuhan Pilot Asal Selandia Baru

Pilot asal Selandia Baru Glen Malcolm Conning bersama helikopter yang dipilotinya saat terjadi insiden pembunuhan di Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Senin (5/8). Foto: Istimewa

Loading

JAKARTA, ODIYAIWUU.com — Juru Bicara Komnas Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat, sayap militer Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) Sebby Sambon menepis informasi yang menyebut bahwa mayat pilot Glen Malcolm Conning dibakar bersama helikopter saat insiden kelam itu terjadi di Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Senin (5/8).

“Katanya mayat Glen dibakar dengan helikopter, tapi dalam foto mayat dan helikopter masih utuh. Berarti TNI dan Polri telah dan sedang melakukan pembohongan publik yang masif. Kami curiga pembunuhan pilot asal Selandia Baru sudah diskenariokan oleh militer dan polisi Indonesia sendiri,” ujar Sebby Sambon melalui keterangan tertulis yang diperoleh Odiyaiwuu.com di Jakarta, Rabu (7/8). 

Sebby menyebut, pihaknya punya pengalaman dari kasus penembakan karyawan PT Freeport Indonesia di Kuala Kencana tahun 2020. Dalam peristiwa itu, warga asal Selandia Baru itu juga ditembak mati. Belakangan kami tahu peristiwa itu sudah diskenariokan sebelumnya. 

Menurut Sebby, dalam kasus Kuala Kencana, aparat keamanan Indonesia bekerja sama dengan TPNPB binaannya untuk menyerang karyawan Freeport Indonesia di Kuala Kencana pada 30 Maret 2020. 

Anggota TPNPB binaan itu kemudian dihabisi TNI di Timika, kota Kabupaten Mimika karena khawatir anggota TPNPB binaan  itu menjadi saksi dan pelaku scenario itu. Tiga tahun setelah kasus Kuala Kencana, pihak TPNPB baru melaporkan kepada manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB.

“Dari pengalaman ini, kami curiga pembunuhan Glen Malcolm Conning adalah bagian dari skenario militer dan polisi Indonesia. Karena hal ini terjadi setelah pihak manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB mengumumkan pembebasan pilot Susi Air asal Selandia Baru Mark Philip Mehrtens yang masih ditahan TPNPB Kodap III Ndugama pimpinan Brigjen Egianus Kogoya,” kata Sebby. 

Oleh karena itu, ujar Sebby, perlu investigasi independen karena pihaknya curiga hal tersebut merupakan bagian dari skenario untuk menghalangi misi pembebasan pilot asal Selandia Baru dengan tujuan menggagalkan niat baik Panglima TPNPB Kodap III Ndugama Darakma Egianus Kogoya dan pasukannya. 

Dalam hal ini Sebby juga mengkritisi media mainstream di Indonesia yang lebih banyak wartakan berita bohong (hoaks) terkait kasus Glen. Mengapa, karena hampir semua media di Indonesia mewartakan pilot disandera, kemudian dibunuh dan dibakar bersama helikopter. Namun, ternyata setelah melihat foto menunjukkan mayat pilot masih utuh dan helikopter juga tidak dibakar. 

Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III Kolonel Inf Winaryo mengatakan, berdasarkan penyampaian saksi mata di lapangan, Senin (5/8), seorang pilot PT Intan Angkasa bernama Glen Malcolm Conning meninggal dunia di dalam helikopter yang telah mendarat. 

“Helikopter itu mengangkut para tenaga kesehatan (nakes) untuk melaksanakan tugas pelayanan kesehatan kepada warga Distrik Alama. Merespon situasi tersebut, aparat keamanan segera mengambil langkah pengamanan wilayah dan menyusun rencana evakuasi jenazah dari lokasi kejadian untuk dibawa ke Timika guna penanganan jenazah lebih lanjut,” kata Winaryo kepada Odiyaiwuu.com dari Timika, Papua Tengah, Selasa (6/8).

Pasca insiden, sejak Senin sore aparat keamanan berusaha mengirimkan helikopter dan personel untuk melakukan evakuasi jenazah. Namun, terkendala hujan dan awan gelap yang menutup wilayah Alama. Akhirnya, hari Selasa (6/8) pagi, tim evakuasi aparat keamanan berhasil menembus kendala cuaca maupun potensi ancaman tembakan OPM ke lokasi jenazah Glen. 

“Pukul 12.48 WIT, helikopter TNI yang membawa jenazah Glen berhasil mendarat dengan aman di Lanud Yohanis Kapiyau Mimika. Selanjutnya, jenazah dievakuasi oleh ambulance TNI AD ke RSUD Mimika guna penanganan lebih lanjut,” ujar Winaryo.

Dalam proses evakuasi tersebut, kata Winaryo, aparat keamanan juga berhasil mengevakuasi para tenaga kesehatan, guru dan anak-anak dari lokasi kejadian di Alama. Terdapat total 13 orang warga sipil biasa meliputi 8 nakes, 2 guru dan 3 anak-anak yang berhasil dievakuasi oleh aparat keamanan. 

Setiba di Lanud Mimika, ujar Winaryo, Satgas Teritorial TNI melakukan trauma healing terhadap warga sipil yang berada di lokasi saat peristiwa penembakan pilot Glen. Trauma healing dilakukan dalam rangka mengalihkan pikiran buruk warga terhadap insiden kebiadaban OPM agar warga tidak berlarut-larut dalam trauma sehingga bisa melupakan trauma tersebut.

“Aksi biadab OPM yang mengakibatkan Glen Malcolm Conning meninggal merupakan tindakan tidak berperikemanusiaan. Selama ini OPM sering melakukan propaganda dan intimidasi serta menakut-nakuti masyarakat bahwa operasi militer akan dilakukan sehingga menyebabkan warga mengungsi dari kampung halamannya,” kata Winaryo.

Menurutnya, aksi OPM di Alama membuktikan bahwa OPM yang sebenarnya melakukan aksi gangguan keamanan melalui penyiksaan dan pembunuhan terhadap masyarakat. Kehadiran aparat keamanan di Papua sesuai Instruksi Presiden Republik Indonesia. 

“Tujuannya untuk memberikan dukungan pengamanan, membantu Pemda dalam penyediaan kebutuhan dasar masyarakat dan melaksanakan komunikasi sosial inklusif dalam rangka mendukung Program Percepatan Pembangunan Wilayah Papua,” ujar Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III Letjen TNI Richard Tampubolon. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :