Pelajar dan Mahasiswa asal Dogiyai Gelar Diskusi Terkait Literasi - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Pelajar dan Mahasiswa asal Dogiyai Gelar Diskusi Terkait Literasi

Para pelajar dan mahasiswa asal Kabupaten Dogiyai kota Studi Yogyakarta dan Solo yang tergabung dalam Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Dogiyai Kota Studi Yogyakarta dan Solo (Ipmado Joglo) saat menggelar diskusi secara virtual Kamis (7/7) malam. Diskusi membedah dua topik, Menulis Untuk Menghidupkan Masa Depan Papua dan Menjadikan Literasi Sebagai Kebutuhan Bagi Mahasiswa Papua. Foto: Dok, Ipmado Joglo

Loading

YOGYAKARTA, ODIYAIWUU.com — Puluhan pelajar dan mahasiswa asal Papua dari berbagai kota di Indonesia, Kamis (7/7) malam ambil bagian dalam diskusi virtual terkait budaya literasi di kalangan mahasiswa. Diskusi diselenggarakan Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Dogiyai Kota Studi Yogyakarta dan Solo (Ipmado Joglo) membahas dua topik.

Pertama, Menulis Untuk Menghidupkan Masa Depan Papua dibawakan Demianus Nawipa, mahasiswa Program Pascasajana Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta. Kemudian topik kedua, Menjadikan Literasi Sebagai Kebutuhan Bagi Mahasiswa Papua dibawakan Pemimpin Redaksi Odiyaiwuu.com Ansel Deri.

Demianus Nawipa, mengemukakan, istilah ‘membaca’ masih bersifat umum sehingga perlu diperluas menjadi membaca buku. Membaca buku mencakup semua hal yang ditulis dalam buku. Tujuannya agar pembaca tahu isi, konten dan memahami pikiran penulis entah tulisan sejarah, filsafat, ilmu alam, ilmu sosial bahkan ilmu ketuhanan (teologi) serta ilmu pengetahuan modern lainnya.

Menurut Demianus, putra asli Papua yang tengah menempuh pendidikan Magister di sebuah perguruan tinggi di Yogkarta, dengan rajin membaca buku pembaca berpeluang mengerti, memahami, dan tahu apa yang disajikan penulis dalam buku.

“Orang yang rajin membaca buku tentang pengetahuan yang dia tekuni kelak akan mengerti dan memahami dengan baik. Kelak dia bisa disebut ahli dalam bidang itu. Namun selera membaca terpulang pada masing orang. Orang yang rajin membaca buku, tentu ia selalu aktif berpikir sistematis terkait ilmu pengetahuan yang ia pelajari dalam hidup sehingga sulit sekali masuk virus yang dapat menghalangi pola pikir yang bagus dan ilmiah,” ujar Demianus.

Ansel Deri di awal pengantarnya mengatakan, istilah literasi diperkenalkan Presiden Soeharto tahun 1990. Istilah itu lalu menerobos, bergaung hingga kampung dan desa di seluruh pelosok tanah Air. Membaca dan menulis menjadi sesuatu yang mendesak sekaligus gerakan bersama di tengah masyarakat, termasuk institusi pendidikan.

“Pelajar dan mahasiswa yang merupakan calon pemimpin masa depan dan agen perubahan perlu menanamkan kebiasaan membaca dalam diri. Membaca sejatinya jadi kebutuhan. Dari membaca banyak informasi didapat. Akan sangat menarik dan mengasyikkan bila dari membaca, berefleski lalu menulis pendapat atau pandangan baru dengan aneka perspektif,” kata Ansel.

Di tengah kemajuan teknologi yang pesat, lanjutnya, tak ada pilihan lain bagi masyarakat, termasuk berbagai elemen seperti mahasiswa menjadikan kebiasaan membaca dan menulis sebagai kebutuhan. Ruang bagi komunitas mahasiswa sangat terbuka bila diisi juga dengan membaca dan diskusi serta diskusi.

Mahasiswa Papua perlu terus membumikan gerakan literasi hingga menyata di tingkat praksis. Hal ini perlu mengingat tanah Papua ibarat selembar kertas putih raksasa dengan aneka potensi yang dimiliki dan perlu diwartakan ke publik. Di sini, mahasiswa Papua ditantang.

“Apakah aneka kekayaan itu sekadar menjadi potensi bumi Cendrawasih dalam senyap atau perlu generasinya seperti mahasiswa mengabarkan ke dunia melalui menulis? Mari kita memulai menulis dari hal-hal kecil yang mencerahkan. Satu hal pasti bahwa menulis adalah cara mini merawat jejak peradaban umat manusia,” ujar Ansel

Wakil Ketua Ipmado Joglo Selpius Anou mengatakan, diskusi dengan tema menulis dan membaca merupakan salah satu fokus kegiatan dalam program organisasi mahasiswa asal Dogiyai yang tengah studi dan kuliah di dua kota besar di Jawa yaitu Yogyakarta dan Solo.

“Saya atas nama teman-teman pengurus Ipmado Joglo, bidang pendidikan, panitia  serta anggota menyampaikan terima kasih atas kesediaan dua pemateri berbagi ilmu dalam diskusi sehingga menambah informasi dan pengetahuan terkait dunia literasi. Saya juga menyampaikan terima kasih kepada rekan-rekan anggota Ipmado Joglo dan para mahasiswa asal Meepago dan Papua umumnya di berbagai kota studi di Indonesia yang hadir dalam diskusi ini,” kata Selpius Anou di akhir diskusi.

Ketua Bidang Pendidikan Ipmado Joglo menambahkan, pihaknya berterima kasih kepada dua pemateri yang sudah berbagi ilmu sekaligus mendorong para mahasiswa asal Dogiyai yang tengah menempuh studi di berbagai sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia agar menjadikan literasi sebagai gerakan mencerahkan, menggembirakan bagi mahasiswa bumi Cendrawasih.

“Selaku ketua bidang Pendidikan organisasi, saya menyampaikan apresiasi kepada pembicara. Satu hal yang kami peroleh bahwa literasi perlu menjadi gerakan bersama di kalangan mahasiswa Ipmado Joglo. Gerakan literasi saat ini menjadi kebutuhan bagi mahasiswa asal Papua di mana saja mereka tinggal untuk melanjutkan studi di seluruh kota di Indonesia,” ujar Lamek Tebai.

“Diskusi ini sangat positif dan ruang bagi kami para pelajar dan mahasiswa asal Dogiyai kota studi Yogyakarta dan Solo bertanya dan saling berdiskusi bagaimana menjadikan literasi sebagai gerakan bersama, habitus baru di tengah kemajuan informasi dan teknologi yang kian pesat di depan mata,” ujar Simeon Dumupa, mahasiswa asal Dogiyai kota studi Yogyakarta. (Mikael Dumupa/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :