Mantan Bupati Pegunungan Bintang Wellington Wenda Meninggal Dunia, Sekda: Pemerintah dan Masyarakat Berduka

Mantan Bupati Pegunungan Bintang Wellington Wenda Meninggal Dunia, Sekda drg Alo Giyai: Pemerintah dan Masyarakat Berduka

Almarhum Wellington Lod Wenda, Bupati Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua, periode 2005-2010 dan 2010-2015. Wellington Wenda meninggal dunia di Rumah Sakit Yarsi, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jumat (11/3) pukul 06.00 WIB. Foto: Istimewa

Loading

JAKARTA, ODIYAIWUU.com — Drs Wellington Lod Wenda, M.Si, mantan Bupati Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua, dikabarkan meninggal dunia di Rumah Sakit Yarsi, bilangan Jalan Suprapto, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jumat (11/3) pukul 06.00 WIB. Wellington, Bupati Pegunungan Bintang periode 2005-2010 dan 2010-2015 itu berpulang setelah menjalani perawatan di rumah sakit itu akibat menderita sakit.

“Telah berpulang ke pangkuan Allah Bapa di Surga, Bapak Drs Wellington Lod Wenda, M.Si di Rumah Sakit Yarsi Jakarta pukul 06.00 WIB,” ujar Yance Mote meneruskan kabar duka itu melalui grup WhatsApp yang juga diperoleh Odiyaiwuu.com di Jakarta, Jumat (11/3) pagi. Wellington, mantan Kepala Bidang Sosial Budaya Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Papua, meninggalkan isteri terkasih Y Kogoya dan sang putra, Kris Kogoya.

Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang drg Aloysius Giyai, M. Kes mengatakan, kabar berpulangnya Wellington Wenda menyisakan duka mendalam bagi pemerintah dan masyarakat Pegunungan Bintang. Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang bersama bersama seluruh jajaran serta masyarakat merasa kehilangan sosok Wellington Wenda, pemimpin yang rendah hati dan bertangan dingin memajukan masyarakat dan daerah dengan totalitas pengabdian .

“Pak Wellington adalah Bupati Pegunungan Bintang dua periode yang meletakkan dasar-dasar serta arah pembangunan daerah. Beliau bukan sekadar seorang pemimpin formal tetapi juga sosok panutan masyarakat. Gaya kepemimpinan melayani masyarakat adalah legasi besar pemerintah dan masyarakat Pegunungan Bintang saat ini dan di masa akan datang. Pemerintah dan masyarakat sungguh merasa kehilangan sosok seperti beliau,” ujar drg Aloysius Giyai saat dihubungi Odiyaiwuu.com di Oksibil, kota Kabupaten Pegunungan Bintang, Jumat (11/3).

Theodorus Sitokdana, mantan Wakil Bupati Pegunugan Bintang yang mendampingi Wellington Wenda pada periode pertama, 2005-2010 merasa sedih dan kaget kabar berpulangnya Wellington. Menurut Theo, saat ia mendampingi Almarhum sebagai Bupati Pegunungan Bintang, selama memimpin beliau bukan seorang bupati tetapi seorang bapak yang sangat baik dan bijak. Jiwa kebapakan seorang Wellington, diterapkan dalam kepemimpinan formal sebagai bupati yang sangat mengayomi warganya.

“Almarhum adalah bupati yang meletakkan dasar pembangunan Pegunungan Bintang. Kami warga masyarakat kehilangan sosok bapa dan pemimpin besar sesama masih hidup dan mengabdi bagi tanah Papua, khususnya Pegunungan Bintang,” ujar Theo Sitokdana kepada Odiyaiwuu.com saat dihubungi di Oksibil, Jumat (11/3).

Theo mengisahkan, saat Wellington Wenda pertama kali tiba di Oksibil, ia diberikan sebuah kampak batu oleh Ketua Dewan Adat Pegunungan Bintang Amoksarem Uropmabin. Theo ingat baik pesan tua adat ini kepada Wellington. Tua adat itu berpesan bahwa kampak batu ini dulu dipakai oleh nenek moyang masyarakat Pegunungan Bintang untuk memotong kayu, membuka hutan, membuat rumah, dan berkebun guna mempertahankan hidup.

“Kata tua adat itu kepada Pak Wellington. ‘Saya berikan kampak batu ini kepada anak Bupati. Pakailah dan jadikan sebagai simbol dalam proses membangun Kabupaten Pegunungan Bintang.’ Pesan ini dijadikan sebagai pedoman dan titik awal memulai pembangunan di Pegunungan Bintang selama periode kami berdua memimpin Pegunungan Bintang lalu beliau lanjutkan periode kedua bersama wakil bupati, Pak Yakobus Wayam,” lanjut Theo.

Selain itu, ujar Theo, sekalipun Wellington Wenda pejabat publik selama menjabat bupati, ia sosok juga seorang bapak dalam artian sesungguhnya bagi anak-anaknya warga Pegunungan Bintang. Meski kerap menghadapi berbagai kendala dan tantangan, baik geografis maupun keterbatasan semua sumber daya, ia terkenal keras kepala berpikir meletakkan dasar dan arah pembangunan sangat monumental, fenomenal, fundamental dan prestisius dalam semua aspek.

Theo mengatakan, selama memimpin Wellington Wenda mengubah wajah Oksibil menjadi sebuah kota di daerah pegunungan Papua. Almarhum juga satu-satunya bupati di daerah pegunungan Papua kala itu yang mendapat penghargaan Presiden Republik Indonesia atas keberhasilannya memajukan Pegunungan Bintang bersama jajaran pemerintah dan masyarakat. Pada masa kepemimpinannya, banyak anak asli Pegunungan Bintang dikirim keluar daerah untuk melanjutkan studi lalu kembali mengabdikan diri di daerahnya.

”Beliau juga menjalin kerja sama dengan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Yayasan Binterbusih di Semarang. Hasilnya banyak sarjana asli Pegunungan Bintang lulusan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Unika Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga dan beberapa perguruan tinggi lain di Jawa. Pak Wellington Wenda meningalkan cerita memorable inspiratif bagi pemerintah dan masyarakat Pegunungan Bintang,” kata Theo Sitokdana. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :