SALATIGA, ODIYAIWUU.com — Pengajar Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga Dr Izak YM Lattu mengatakan, menulis di media massa, termasuk menulis opini bukan sekadar menuangkan ide atau gagasan penulis. Namun, lebih dari itu menulis adalah kerja intelektual untuk menjadi penyambung lidah dan suluh bagi rakyat.
“Kita menulis untuk menyambung lidah rakyat, membelah rakyat, menjadi suluh bagi rakyat dan mengkritisi kebijakan pemerintah,” ujar Dr Izak Lattu saat tampil sebagai pembicara dalam kegiatan Papua Edukatif: Pelatihan Penulisan Artikel Opini Di Web Blog Bagi Pemuda Papua yang diselenggarakan Gugus Tugas Papua Pengurus Pusat Pemuda Katolik di Jakarta, Sabtu (20/8).
Hengky Yeimo, Koordinator Sastra Papua (Kosapa) yang juga tampil dalam kegiatan tersebut mengatakan, menulis bagi pemuda Papua menjadi kebutuhan dan sangat penting di era kemajuan teknologi informasi.
Seiring perkembangan informasi dan teknologi yang kian mengglobal, ujar jurnalis muda Papua, bahasa lokal dan sejarah di Papua sudah mulai punah dan cenderung ditinggalkan karena minimnya para penulis mendokumentasikan melalui kegiatan literasi.
“Peran generasi muda Papua untuk menulis dan mendokumentasikan sejarah, termasuk bahasa daerah maupun Indonesia sangat penting. Kami berharap generasi muda Papua terjun untuk menulis dan mendokumentasikan aneka kekayaan budaya, bahasa dan sastra lokal Papua yang sudah semakin punah,” ujar Hengky, jurnalis Tabloit Jubi.
Pemimpin Redaksi Odiyaiwuu.com Ansel Deri mengatakan, membaca dan menulis bagi siapapun, termasuk pemuda Papua sangat penting dan sudah menjadi kebutuhan. Papua dengan aneka kekayaan yang dimiliki mesti lebih intens ditulis generasinya sendiri, termasuk pemuda dan mahasiswa agar menjadi warisan berharga bagi generasi berikutnya.
“Generasi muda dan mahasiswa Papua juga perlu membiasakan budaya membaca dan menulis. Banyak potensi alam dan budaya Papua yang belum disentuh oleh media bisa tulis dan dipublikasikan. Menulis itu aktivitas intelektual mengasyikkan,” ujar Ansel, jurnalis kelahiran Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Bila berniat menulis artikel opini di media massa, generasi muda Papua perlu banyak membaca dan berlatih terus-menerus. Menulis opini di media massa juga tidak terlalu sulit bila ada kemauan kuat.
Ketua Gugus Tugas Papua Pengurus Pusat Pemuda Katolik Melkior NN Sitokdana mengemukakan, pelatihan menulis opini di web blog bagi para pemuda Papua di seluruh Indonesia tersebut dalam rangka mendukung pemerintah di bidang literasi baca-tulis dan literasi digital. Pelatihan tersebut juga sebagai salah satu bentuk komitmen Gugus Tugas Papua Pemuda Katolik untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) pemuda Papua dalam bidang literasi baca-tulis dan literasi digital.
“Kami Papua Edukatif akan concern membangun sumber daya manusia Papua dalam bidang literasi tulis dan digital. Oleh karena itu, pemuda Papua yang mau belajar, ayo bergabung dan berproses dengan kami,” ujar Melkior, putra asli Papua yang juga dosen Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
“Literasi digital merupakan program kerja sama Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Pengurus Pusat Pemuda Katolik. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, khususnya di tanah Papua,” lanjut Melkior, dosen Informasi Teknologi UKWS sekaligus tokoh muda Papua kelahiran Pegunungan Bintang.
Pelatihan menulis opini di media massa diikuti puluhan pemuda dan mahasiswa tanah Papua dari berbagai wilayah di Indonesia. Dalam sesi tanya-jawab, peserta sangat antusias berdiskusi dan berbagi tips bagaimana menulis artikel di web blog, termasuk bagaimana resepnya agar tulisan lolos di media massa.
Paula Kocu selaku moderator tampil memandu acara sangat apik sehingga para peserta leluasa bertanya tips-tips menulis kepada Izak YM Lattu, akademisi yang berlatar jurnalis semasa kuliah. Dua pembicara lain, Hengky Yeimo dan Ansel Deri, juga sigap memberikan tips-tips sederhana dan efektif agar opini lolos di media massa. (Supriyono/Odiyaiwuu.com)