TIMIKA, ODIYAIWUU.com — Tujuh orang meninggal dunia akibat terseret longsor saat hendak menyeberangi di Kali Kabur, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Minggu (14/7) pukul 03.00 WIT.
Longsor terjadi di area pendulangan PT Freeport Indonesia, anak perusahaan raksasa tambang dunia Freeport McMoran and Gold Inc, menyusul hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Mimika beberapa hari belakangan.
Kepala Kepolisian Sektor Tembagapura AKP Kambuare membenarkan insiden terseretnya tujuh orang di Kali Kabur, Distrik Tembagapura saat hendak menyeberangi kali tersebut Minggu (14/7) dini hari.
“Saat ini kami masih melakukan koordinasi dengan pihak keluarga terkait di mana korban dimakamkan dan masih menunggu konfirmasi balik. Korban tewas terdiri dari tiga pria dewasa, dua perempuan, dan dua anak kecil,” ujar Kapolsek Kambuare di Tembagapura, Mimika, Papua Tengah, Minggu (14/7).
Ronaldo Omaleng, salah seorang warga juga membenarkan, longsor terjadi di Kali Kabur, lokasi pendulangan camp Uwini. “Ada tujuh orang yang tertimbun longsor dan jenazah sudah dievakuasi keluarga,” ujar Ronaldo.
Bupati Mimika Johannes Rettob mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika mengirim tim ke lokasi longsor di Tembagapura. Tim itu antara lain Kepala Distrik Tembagapura, BPBD Mimika, dan Dinas Sosial Kabupaten Mimika untuk melakukan mitigasi dan investigasi awal di lokasi bencana.
“Mudah-mudahan besok (Senin, 15/7) mereka bisa naik ke lokasi bencana guna bisa melakukan mitigasi serta investigasi apa yang seharusnya dilakukan,” ujar John Rettob kepada awak media di Timika, kota Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Minggu (14/7).
Atas nama Pemkab Mimika, John Rettob menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban yang meninggal dalam bencana longsor di Tembagapura. Menurut John, beberapa waktu lalu pihaknya juga memerintahkan tim Pemkab Mimika bersama perwakilan PT Freeport Indonesia guna meninjau lokasi yang rawan longsor tersebut.
“Minggu lalu tim kita sudah naik ke atas guna melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar bergeser dari daerah-daerah yang rawan longsor. Kejadian hari ini (Minggu, 14/7) sebenarnya kekhawatiran yang sudah kita sudah prediksi mengingat curah hujan cukup tinggi dan daerah-daerah rawan kita prediksi titik-titiknya dan ternyata betul,” kata John.
Pasca bencana longsor yang merenggut nyawa, John menghimbau masyarakat terutama para pendulang agar tidak melakukan aktivitas hingga selama musim hujan guna menghindari ancaman longsor.
“Kami berharap masyarakat terutama pendulang mengikuti saran-saran dari pemerintah, kita tidak mau masyarakat menjadi korban lagi,” ujar John. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)