JAYAPURA, ODIYAIWUU.com — Mahasiswa asal Papua menggelar aksi damai memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Papua 1 Desember di Kupang, kota Provinsi Nuasa Tenggara Timur.
Namun, aksi mahasiswa bumi Cenderawasih direspon aksi anarkis sejumlah pemuda berseragam hitam. Mahasiswa Papua mendapat tindakan kekerasan. Sebuah video yang beredar di Papua memperlihatkan seorang mahasiswa dipukul saat berunjuk rasa bersama rekan-rekan mahasiswa lainnya.
“Sebagai salah satu anak NTT yang lahir dan besar di tanah Papua, saya mengecam keras tindakan main hakim sendiri yang dilakukan oleh oknum-oknum ormas tertentu terhadap adik-adik mahasiswa asal Papua sebagaimana terlihat dalam video yang telah beredar luas saat ini,” ujar tokoh masyarakat NTT di Papua Carolus Boli kepada Odiyaiwuu.com dari Jayapura, Papua, Sabtu (2/12).
Menurut Carolus, terlepas dari salah-benarnya mahasiswa Papua dalam orasi dalam rangkaian peringatan 1 Desember, namun aksi demo dan orasi itu adalah ekspresi kebebasan menyampaikan pendapatnya di muka umum dan dijamin Undang-Undang.
“Apabila ada hal-hal yang melanggar hukum dalam aksi itu merupakan kewenangan aparat penegak hukum dalam hal ini kepolisian mengambil tindakan. Bukan kelompok lain apalagi dengan melakukan tindakan kekerasan terhadap mahasiswa yang berunjuk rasa,” ujar Carolus, tokoh masyarakat asal Pulau Adonara, Flores Timur.
Tindakan anarkis kelompok tertentu terhadap mahasiswa asal Papua di Kupang itu mesti disadari dengan baik bahwa di atas tanah Papua terlalu banyak komunitas masyarakat asal NTT.
Selama ini, warga asal NTT di tanah Papua hidup berdampingan dengan dengan masyarakat Papua penuh damai. Jangan sampai tindakan anarkis kelompok-kelompok di Kupang terhadap mahasiswa asal Papua memicu hal-hal yang tidak diinginkan di bumi Cenderawasih.
“Saya secara pribadi menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Papua atas peristiwa pemukulan kepada mahasiswa, teristimewa adik-adik mahasiswa Papua yang jadi korban pemukulan saat aksi demo pada Jumat 1 Desember,” kata Carolus.
Carolus, mantan anggota DPR Papua, juga meminta aparat kepolisian segera memanggail dan menindak tegas oknum-oknum yang melakukan tindakan kekerasan kepada mahasiswa Papua bila terbukti melanggar hukum. Pihaknya berharap agar peristiwa kekerasan terhadap mahasiswa asal Papua tidak terulang lagi dan diselesaikan secara kekeluargaan.
Sedangkan tokoh agama Papua Pendeta Jhon Baransano, STh, M.Mis juga mengecam tindakan kekerasan sejumlah anggota Ormas terhadap mahasiswa asal Papua saat menggelar aksi demo memperingati HUT Kemerdekaan Papua pada Jumat 1 Desember di Kupang, NTT.
“Saya mengecam perlakuan ormas terhadap adik-adik mahasiswa asal Papua di Kupang. Aparat kepolisian juga terkesan melakukan pembiaran. Adik-adik mahasiswa menggelar aksi demo karena aksi itu ekspresi kebebasan di alamt demokrasi,” kata Pendeta Baransano, yang juga Ketua Klasis Aimando Padaido, Papua. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)