ABEPURA, ODIYAIWUU.com — Mahasiswa tahanan politik (tapol) pengibar bendera Bintang Kejora Maksimus You babak belur dianiaya seorang petugas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIA Abepura, Papua, Jumat (29/7) sekitar sekitar pukul 18.00-19.00 WIT.
Pelaku diduga dalam keadaan mabuk menganiaya korban hingga menyebabkan wajah bagian pelipis mata kanan bengkak dan bibir mengalami luka. Peristiwa itu bermula sekitar pukul 18.00-19.00 WIT usai ibadah, semua tahanan kembali ke sel masing-masing. Pelaku diduga dalam keadaan mabuk masuk ke sel yang dihuni Maksi You dan Devio Tekege.
Informasi yang diperoleh media ini menyebutkan saat itu, petugas Lapas Abe yang diduga dalam keadaan mabuk mendekati Maksimus bersama rekannya Tekege lalu terdengar nada suaranya kasar kepada korban dan rekannya. “Kamu ada isap-isap ganja, toh?” kata petugas itu kepada korban.
Mendengar kata-kata pelaku, korban menjawab santai karena baru selesai ibadah. “Sembarang saja. Kami tidak (isap ganja-Red). Coba periksa baik. Kami ini baru selesai ibadah,” ujar Maksi.
“Tak lama berselang, tetugas yang diduga dalam keadaan mabuk itu langsung masuk ke dalam sel korban dan rekannya. Tanpa berkata lagi, petugas itu langsung melakukan pemukulan terhadap Maksi You,” ujar Chris Dogopia melalui keterangan tertulis yang diterima Odiyaiwuu.com di Nabire, kota Kabupaten Nabire, Jumat (29/7).
Menurut Chris, peristiwa yang dialami Maksimus bukan yang pertama menimpa tahanan di Lapas Klas IA Abepura. Para mahasiswa tahanan politik West Papua di lapas itu sudah dan sedang mengalami beberapa kali penganiayaan fisik dan tekanan psikis dari oknum petugas lapas.
Penganiayaan yang dialami Maksimus membuktikan telah terjadi praktik penyimpangan hukum oleh okum petugas. Peristiwa naas yang dialami Maksimus membuktikan ada yang ‘kurang beres’ dengan Lapas Klas IIA Abepura.
“Lapas Abe bukan lagi sebagai lembaga pemasyarakatan tetapi sudah berubah menjadi pembaga penganiayaan. Warga Lapas Abe seharusnya dibina. Tetapi nyatanya petugas lapas malahan melakukan tindakan penganiayaan,” kata Chris.
Chris menambahkan, hingga saat ini, warga sejumlah warga binaan di lapas tersebut masih mengeluh tidak mendapat kunjungan dari keluarga dan handai taulan. Pihak lapas masih menutup waktu kunjungan dengan alasan tidak jelas.
Buntut penganiayaan Maksimus, kerabat korban Pastor Yanuarius You, Pr melayangkan keberatan kepada pihak Lapas Klas IIA setelah imam Projo Keuskupan Jayapura mendengar kerabatnya itu dianiaya oknum petugas yang diduga dalam keadaan mabuk hingga muka korban bengkak dan bibir berdarah.
“Kalau itu benar adanya, mohon Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA menegakkan keadilan kepada pelaku. Terima kasih atas kerja samanya dalam menangani kekerasan oknum petugas lapas itu kepada tahanan atas nama Maximus You,” ujar Pastor Yan You, Pr kepada Odiyaiwuu.com melalui pesan singkat, Jumat (29/7). (Emanuel You/Odiyaiwuu.com)