Mahasiswa Asal Papua di Rusia Bertemu Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Mahasiswa Asal Papua di Rusia Bertemu Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar

Presiden Imapa Rusia-Belarus Reef Sweny (paling kiri) bersama sejumlah perwakilan usai bertemu Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Rusia Jose Antonio Morato Tavares di kantor Kedutaan Besar Indonesia untuk Rusia, Novokuznetskaya Ulitsa, Moskow, Minggu (10/3). Foto: Istimewa

Loading

MOSCOW, ODIYAIWUU.com — Perwakilan mahasiswa dan mahasiswi asal Papua di Russia-Belarus yang terhimpun dalam wadah Ikatan Mahasiswa Papua (Imapa) Rusia, Sabtu-Minggu (9-10/3) bertemu Staf Khusus Presiden Republik Indonesia Billy Mambrasar di kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Rusia, Novokuznetskaya Ulitsa, Moskow.

“Saya bersama beberapa rekan mahasiswa perwakilan Imapa bertemu dengan kaka Billy. Dalam pertemuan ini hadir juga Duta Besar Republik Indonesia untuk Rusia Bapak Jose Antonio Morato Tavares,” ujar Presiden Imapa Rusia-Belarus Reef Sweny kepada Odiyaiwuu.com dari Moscow, Rusia, Senin (11/3).

Menurut Reef, pertemuan tersebut merupakan pengalaman perjumpaan yang sangat berkesan bagi para mahasiswa dan mahasiswi asal Papua di Rusia-Belarus. Pertemuan itu juga sekaligus mengobati rasa rindu para mahasiswa asal Papua yang jauh dari kerabat di tanah Air, khususnya Papua, karena kesibukan menunaikan kuliah di Rusia.

“Kami sangat senang karena setelah sekian lama baru ada pejabat negara putra asli Papua berkunjung di Rusia dan berkesempatan bertemu dengan kami meski lewat beberapa perwakilan. Pertemuan ini sangat berharga karena kami disemangati, dimotivasi untuk sukses dalam studi,” kata Reef lebih lanjut.

Reef menambahkan, di hadapan Staf Khusus Presiden Bidang Inovasi, Pendidikan dan Daerah Terluar bernama lengkap Gracia Billy Yosaphat Mambrasar, pihaknya menyampaikan bahwa di Rusia saat ini terdapat 86 mahasiswa dan mahasiswi asal Papua.

Puluhan mahasiswa dan mahasiswa bumi Cendrawasih itu tengah berkuliah, menimba ilmu di berbagai perguruan tinggi bergengsi di Moscow, ibu kota Rusia dan beberapa kota lain di negara pimpinan Presiden Vladimir Vladimirovich Putin.

“Saya juga atas nama rekan-reman menyampaikan terima kasih diberikan waktu bertemu kaka Billy. Dari sharing kami juga berdiskusi dan belajar banyak hal baru sekaligus mengenal beliau lebih jauh. Kaka Billy menyampaikan bahwa kami tidak perlu takut gagal dan tekun belajar memulai hal-hal baru untuk meningkatkan kemampuan sebagai calon intelektual masa depan,” kata Reef.

Menurut Billy, saat ini pemerintah Indonesia juga sedang menyiapkan sistem pengelolaan data mahasiswa dengan peluang kerja yang akan dibuka agar link and match.

“Dengan demikian, setelah selesai kuliah para mahasiswa langsung diterima bekerja sesuai spesifikasi bidang selama kuliah,” kata Billy Mambrasar, master (S-2) lulusan Harvard University dan pendiri Yayasan Kitong Bisa.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Rusia Jose Tavares dalam pertemuan itu mengatakan sangat senang berkesempatan bertemu dengan perwakilan mahasiswa dan mahasiswi asal Papua yang tengah berkuliah di Rusia. Namun, demikian ia mengingatkan bahwa tantangan di Rusia sangat berat terutama cuaca yang sangat dingin, hingga minus 50 derajat atau lebih.

Selain itu, tantangan lainnya yaitu faktor bahasa dan proses perkuliahan yang dilalui di masing-masing perguruan tinggi. Karena itu, ia meminta agar para mahasiswa tetap memiliki semangat juang tinggi dan memanfaatkan kesempatan menggali ilmu sebanyak mungkin.

“Semua itu akan menjadi modal usai kuliah. Belajar bahasanya dengan baik karena itu menjadi salah satu modal berharga yang bisa menjembatani Indonesia dengan Rusia dalam berbagai bidang. Selain itu, menjadi modal bagi diri sendiri, bangsa, dan negara teristimewa pemerintah dan masyarakat di Papua,” kata Tavares.

Sedangkan dalam pertemuan tersebut Penasehat Imapa Rusia-Belarus Samuel Alexander Mandowen menambahkan, pertengan tahun ini ada 15 mahasiswa dan mahasiswi asal Papua di Rusia akan menyelesaikan kuliah. Jumlah itu terdiri dari 12 magister (S2) dan 3 sarjana strata satu (S1).

“Kami berharap agar pemerintah daerah memberi perhatian kepada rekan-rekan lulusan baru ini agar dipersiapkan biaya kepulangan mereka ke Indonesia. Kami juga memohon agar pembiayaan penyetaraan ijazah di Rusia dibantu sebelum mereka kembali dan terjun di dunia kerja di Indonesia umumnya maupun di Papua,” ujar Samuel. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :