Duka Lintas Iman atas Kepergian Paus Fransiskus - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Duka Lintas Iman atas Kepergian Paus Fransiskus

Duka Lintas Iman atas Kepergian Paus Fransiskus. Gambar Ilustrasi: Istimewa

Loading

KEPERGIAN Paus Fransiskus membawa duka mendalam, tidak hanya bagi umat Katolik di seluruh dunia, tetapi juga bagi umat beragama lainnya yang mengenal sosoknya sebagai pemimpin moral yang penuh welas asih. Dalam dunia yang terpolarisasi oleh konflik identitas, kekerasan atas nama agama, dan krisis kemanusiaan, Paus Fransiskus tampil sebagai suara nurani yang melampaui batas-batas kepercayaan.

Sejak awal kepemimpinannya pada 2013, Paus Fransiskus dikenal sebagai pribadi sederhana yang menolak kemewahan Vatikan dan memilih berjalan bersama rakyat kecil. Ia menjadikan kemiskinan, perdamaian, dan keadilan sosial sebagai jantung pelayanannya. Sikap rendah hati dan keterbukaannya menjadikan ia tidak hanya sebagai Bapa Suci umat Katolik, tetapi juga sebagai sahabat bagi semua umat manusia.

Salah satu warisan terbesar Paus Fransiskus adalah jembatan dialog antaragama yang ia bangun dengan penuh kesungguhan. Ia menjalin persahabatan erat dengan para pemimpin Islam, Yahudi, Buddha, Hindu, dan kepercayaan-kepercayaan lokal. Dalam kunjungannya ke berbagai negara, ia selalu menekankan pentingnya hidup berdampingan dalam damai, saling menghargai, dan menghapus prasangka. “Kita semua bersaudara,” katanya dalam ensiklik Fratelli Tutti—pesan universal yang menggugah hati siapa pun, apa pun agamanya.

Dukacita yang melintasi batas iman ini menjadi cermin bahwa kepemimpinan spiritual sejati tidak dibatasi oleh doktrin semata, melainkan oleh kasih, ketulusan, dan keberpihakan pada kemanusiaan. Dunia merasakan kehilangan seorang pemimpin yang selalu berdiri di sisi para korban perang, pengungsi, kaum miskin, dan mereka yang terpinggirkan. Paus Fransiskus tak ragu mengkritik sistem ekonomi yang timpang, membela lingkungan hidup, dan menyerukan tanggung jawab global atas krisis perubahan iklim.

Indonesia sebagai bangsa yang majemuk turut merasakan kehilangan ini. Banyak tokoh lintas agama di tanah air menyampaikan belasungkawa dan mengenang Paus Fransiskus sebagai pemimpin yang menginspirasi. Semangat inklusivitas yang ia gaungkan sejalan dengan nilai-nilai Pancasila dan semangat Bhinneka Tunggal Ika.

Kini dunia mengantar kepergian Paus Fransiskus dengan doa dan rasa hormat yang mendalam. Kehilangan ini tidak hanya menandai berakhirnya sebuah era dalam Gereja Katolik, tetapi juga menjadi panggilan bagi para pemimpin agama dan masyarakat untuk meneruskan semangatnya: menjembatani perbedaan, memperjuangkan keadilan, dan menebarkan kasih.

Selamat jalan, Paus Fransiskus. Dunia bersaksi atas cinta yang engkau titipkan di setiap sudut bumi. (Editor)

Tinggalkan Komentar Anda :