Pendiri Komunitas Literasi Dogiyai Maju Keluhkan Minimnya Sumber Bacaan Untuk Pengunjung Lapak - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Pendiri Komunitas Literasi Dogiyai Maju Keluhkan Minimnya Sumber Bacaan Untuk Pengunjung Lapak

Pendiri Komunitas Literasi Dogiyai Maju (KLDM) Redi Dogomo bersama anak-anak saat belajar bersama di Balai Kampung Idadagi, Distrik Dogiyai, Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah, Rabu (22/1). Foto: Dok. Redi Dogomo

Loading

MOWANEMANI, ODIYAIWUU.com — Pendiri Komunitas Literasi Dogiyai Maju (KLDM) Redi Dogomo mengeluhkan minimnya sumber bacaan maupun alat peraga bagi anak-anak usia PAUD-SMA yang disediakan di empat di lapak baca di lima kampung atau desa di dua distrik yaitu Distrik Kamuu dan Kamuu Selatan, Kabupaten Dogiyai, Provinsi Papua Tengah.,

“Sejauh ini, saya menerima kiriman buku dari kaka Ibu Bety (Albertina You, S.Si). Saat ini beliau menjabat Kepala Bidang Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Dogiyai. Selain itu, saya mendapat kiriman dari guru-guru, rekan-rekan penulis di Jayapura dan mahasiswa di tanah Papua,” ujar Regi Dogomo kepada Odiyaiwuu.com dari Balai Kampung Idadagi, Distrik Kamuu, Dogiyai, Papua Tengah, Rabu (22/1).

 Menurut Redi, pada Rabu (22/1) mulai pukul 15:00-17:30 WIT ia menemani sekitar 20 lebih pengunjung lapak baca di Balai Kampung Idadagi. Para pengunjung adalah siswa dan siswi PAUD-SMA di sekitarnya. Mereka bersama-sama belajar membaca, menulis, berhitung, dan berdiskusi dalam suasana kekeluargaan.

“Hari ini kami kembali mengadakan belajar membaca, menulis, berhitung (3M) dan ngobrol bersama adik-adik peserta. Kami belajar berhitung, tambah, kurang, kali, dan bagi. Juga belajar mengenal abjad A-Z. Jumlah peserta 20 orang lebih,” kata Redi, anak yatim piatu pasangan suami-istri petani kecil Pius Dogomo (Alm) dan mama Beata Yobee (Almarhumah).

Redi mengaku, saat ini ia memiliki empat lapak baca yaitu di Kampung Kigamani, Idadagi, dan Kotopa di Distrik Kamuu serta Kampung Powouda dan Obaibega di Distrik Kamuu Selatan. Di Kamuu ia mengelola empat lapak baca dan satu lagi di dua desa di Kamuu Selatan.

Pegiat literasi kelahiran Kampung Idadagi, 14 Februari 1998 ini mengaku, panggilannya mendirikan lapak baca bertolak dari pengalaman bersama kedua orangtuanya saat masih kecil yang tak memiliki buku untuk ketujuh anaknya saat menempuh pendidikan dasar.

“Kami tujuh bersaudara. Sejak kecil kami tak punya buku. Bapa dan mama hanya semangati kami untuk sekolah meraih masa depan yang lebih baik,” kata Redi, lulusan SMK Negeri 1 Nabire jurusan Teknik Komputer Jaringan tahun 2018.

Sayangnya, kata Redi, Tuhan memanggil kedua orangtua dan lima saudaranya. Tinggal ia bersama kakaknya Bernadus Dogomo. Bernardus sempat mengemban tugas sebagai Kepala SD YPPK St Paulus Idadagi sebelum akhirnya mengabdi di Dinas Pendidikan Dogiyai hingga saat ini.

“Saat ini saya masih fokus mengelola lapak baca di beberapa kampung di Dogiyai. Saya juga memikirkan agar segera melanjutkan kuliah di Pekanbaru, Riau, yang sempat terhenti. Saya sedang memikirkan bagaimana mencari uang untuk merampungkan kuliah. Doa saya semoga lekas rampung dan kembali melanjutkan tugas mendorong literasi di kampung halaman. Ini impian saya memajukan generasi muda di tanah leluhur saya,” kata Redi. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :