KARUBAGA, ODIYAIWUU.com — Komandan Komando Distrik Militer (Kodim) 1716/Tolikara Letkol Inf Justus Bernard Mara, S.Sos, MIP menepis foto berisi teks (caption) yang beredar di jagad maya di Tolikara beberapa hari belakangan.
Dalam foto disertai caption tersebut, tertulis Kapolres Tolikara Kompol Irianto John, S.Sos, MH dan Dandim Justus Mara berada di ruang Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) KPU Tolikara melakukan intervensi KPU Tolikara lalu berujung terjadi perang antar pendukung pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati di pilkada 2024.
“Foto dan teks yang menarasikan adanya intervensi Dandim bersama Kapolres Tolikara di ruang Sirekap KPU Tolikara yang diisukan mengakibatkan perang antar pendukung saya pastikan merupakan berita bohong atau hoax,” kata Dandim 1716/Tolikara Justus Bernard Mara kepada Odiyaiwuu.com dari Karubaga, kota Kabupaten Tolikara, Papua Pegunungan, Senin (9/12).
Menurut Justus, foto dan caption yang beredar luas di jejaring maya merupakan informasi hoax. Setelah dikonfirmasi di lapangan, katanya, informasi yang benar adalah kehadiran Dandim 1716/Tolikara dan Kapolres adalah melakukan mediasi di aula GIDI Karubaga, Tolikara, Sabtu (7/12). Kehadiran tersebut merupakan kegiatan mediasi oleh KPU Tolikara, Bawaslu, Kapolres, dan Dandim dengan para saksi paslon terkait agenda Rapat Pleno Terbuka Pilkada Serentak Tahun 2023 Tingkat Kabupaten.
Justus menjelaskan, kisruh yang terjadi saat proses mediasi di aula GIDI Karubaga bermula saat adanya kumpulan massa dari Distrik Gilubandu dan Telenggeme. Massa melakukan protes buntut perbedaan hasil suara di lapangan dengan data yang dimasukkan di Sirekap. Dandim dan Kapolres Tolikara berupaya memediasi dan menenangkan massa guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
“Jadi, tidak benar bahwa Dandim dan Kapolres Tolikara melakukan intervensi. Informasi itu hoax. Justru kami memegang teguh netralitas, ingin suasana tetap tenang, aman dan damai,” kata Justus lebih lanjut.
Justus menegaskan, tak benar kehadirannya selaku Dandim bersama Kapolres Tolikara menimbulkan perang antar pendukung sebagaimana foto dan caption yang beredar di jejaring maya. Malah sebaliknya, mediasi yang dilakukan Dandim dan Kapolres berujung damai di antara massa pendukung paslon sebelum akhirnya situasi aman dan massa kembali ke tempat masing-masing.
Justus menghimbau masyarakat tidak terprovokasi berbagai berita atau informasi palsu yang bertujuan membuat suasana jadi gaduh, kacau, dan berpotensi terjadi tindakan anarkis. “Mari bersama-sama menjaga kedamaian di Papua, tanah yang diberkati Tuhan,” ujar Justus, Dandim putra asli Papua. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)