WAGHETE, ODIYAIWUU.com — Keputusan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY memilih Gubernur Papua Lukas Enembe, SIP, MH sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Provinsi Papua periode 2022-2027 di Jakarta Jumat (1/7) malam mendapat respon menggembirakan kader Demokrat di Papua.
“Keputusan yang diambil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Bapak Agus Harimurti Yudhoyono dan timnya sangat tepat dan bijaksana. Keputusan tersebut bukti obyektifitas atas kinerja yang ditunjukkan Pak Lukas Enembe memimpin Partai Demokrat Papua dan bersinergi dengan para pengurus memajukan partai di Papua,” ujar Pelaksana Tugas Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Deiyai Natalis Edowai kepada Odiyaiwuu.com dari Waghete, kota Kabupaten Deiyai, Papua Sabtu (2/7).
Natalis yang juga salah seorang kader potensial di Deiyai menambahkan, dirinya selaku kader di daerah bersama para pengurus di Deiyai, wilayah adat Meepago, menyambut gembira terpilihnya kembali Lukas Enembe menahkodai partai berlambang bintang mercy itu periode keempat di bumi Cendrawasih.
“Keputusan Pak AHY dan timnya sangat bijak. Saya bersama jajaran pengurus Parta Demokrat Deiyai yakin Demokrat akan semakin berjaya di masa akan datang di Papua. Di bawah kepemimpinan Pak Lukas Enembe, Partai Demokrat akan tetap menjadi alat perjuangan politik mengabdi rakyat tanah Papua. Selama empat periode dipimpin Pak Lukas hasilnya sudah teruji dan terbukti,” kata Natalis Edowai lebih lanjut.
Informasi yang beredar menyebutkan, Enembe terpilih memimpin DPD Partai Demokrat Papua periode keempat berdasarkan keputusan tim tiga yang terdiri dari Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Sekretaris Jenderal Teuku Riefky Harsya, dan Kepala Badan Pembina Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (BPOKK) Herman Khaeron.
“Dua nama yang dikirim ke pusat sesuai hasil Musda IV Partai Demokrat Papua yaitu Pak Lukas Enembe dan Pak Ricky Ham Pagawak. Jumat (1/7) malam Pak Lukas diputuskan memimpin kembali Partai Demokrat Papua masa tugas 2022-2027. Keduanya kader potensial dan diputuskan satu di antaranya. Pilihan jatuh ke Pak Lukas menahkodai Demokrat Papua,” ujar salah seorang sumber yang diperoleh Odiyaiwuu.com di Jakarta, Sabtu (1/7) pagi.
Pada bagian lain Natalis mengatakan, selama memimpin Partai Demokrat Papua roda organisasi berjalan maksimal. Karena itu, keja keras yang sudah ditunjukkan Enembe selama ini dilanjutkan pada periode keempat kepemimpinannya. Para kader di daerah juga tentu seperti biasa akan diajak Lukas melakukan konsolidasi internal, merapatkan barisan membangun dan membesarkan Partai Demokrat terutama menghadapai momentum politik Pemilu serentak tahun 2024.
“Saya tahu. Pak Lukas Enembe bukan sekadar seorang pemimpin politik namun pemimpin kultural yang mewarisi jiwa kepemimpinan yang sejuk dan selalu menjembatani setiap perbedaan pendapat tak hanya internal namun di tingkat akar rumput. Pak Lukas memiliki jiwa merangkul sehingga kami berharap perbedaan yang terjadi antar semua elemen disatukan kembali demi kebesaran dan kejayaan Partai Demokrat di tanah Papua,” lanjut Natalis Edowai.
Jejak panjang
Lukas Enembe merupakan salah seorang pemimpin yang sukses merenda karier moncreng di tanah Air. Baik di lingkup pemerintahan di Papua maupun organisasi politik. Enembe seorang pemimpin daerah bersahaja. Ia dikenal sebagai representasi kehadiran anak muda pegunungan di kancah politik lokal dan nasional.
Relasi yang dimiliki baik di tingkat lokal hingga nasional membuat Enembe tak sekadar seorang pemimpin yang diterima semua elemen di tanah Papua. Lebih dari itu, Enembe adalah anak koteka, yang sangat dihormati. Ia piawai menjadi juru damai tatkala konflik terjadi di wilayahnya. Lukas menunjukkan diri sebagai ondofoa, kepala suku besar, bagi seluruh masyarakat adat di Papua, baik di pantai hingga gunung.
“Kalau ada soal atau konflik maka sekali saja Pace Lukas buang suara (bicara) orang akan dengar dan berdamai sebagai saudara dari honai yang sama. Sebagai anak adat, Lukas punya kemampuan menyatukan semua pihak yang berkonflik di Papua,” kata Diaz Gwijangge, anggota DPR periode 2009-2014 dan putra asli Nduga kelahiran Mapnduma kepada Odiyaiwuu.com suatu waktu.
Lukas Enembe lahir di Tolikara, Papua, 27 Juli 1967. Lukas menjabat Gubernur Papua dua periode, 2013-2018 dan 2018-2023. Lukas, suami Ny Yulce W Enembe dikaruniai tiga anak, yaitu Astract Bona T.M. Enembe, Eldorado Gamael Enumbi, dan Dario Alvin Nells Isak Enembe. Sebelum menjabat Gubernur Papua, Lukas juga tercatat sebagai Bupati Puncak Jaya.
Lukas mengenyam pendidikan di SD YPPGI Mamit tahun 1983. Ia kemudian masuk SMPN 1 Jayapura dan lulus SMAN 3 Sentani tahun 1986. Lukas kemudian masuk Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Sam Ratulangi Manado dan lulus tahun 1995. Tahun 2001 Lukas Enembe belajar di The Christian Leadership & Secound Leanguestic, Cornerstone College, Australia.
Sepulang dari negeri Kanguru, ia mengawali karier sebagai calon pegawai negeri sipil (CPNS) hingga PNS di Kantor Sospol Kabupaten Merauke. Tahun 2001, ia terpilih menjadi Wakil Bupati Kabupaten Puncak Jaya, mendampingi Eliezer Renmaur. Kariernya menanjak setelah terpilih menjadi Bupati Puncak Jaya dalam usia 40 tahun.
Pada tahun 2013, Lukas Enembe maju menjadi calon Gubernur Papua berpasangan dengan Klemen Tinal dan rakyat memilih pasangan ini memimpin Papua periode 2013-2018. Pasangan ini kembali terpilih mempimpin Papua pada periode kedua setelah mendulang 1.939.539 suara atau 67,54 persen periode 2018-2023.
Lukas juga tercatat sebagai kader senior Demokrat Papua yang memimpin partai itu periode 2006-2011, 2012-2017, dan 2017-2022. Lalu pada periode 2022-2027, ia kembali terpilih pada periode keempat memimpin Partai Demokrat Provinsi Papua. (Donatus Mote, Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)