DEKAI, ODIYAIWUU.com — Keluarga korban pembunuhan mengaku kesal dengan aparat kepolisian di Polres Yahukimo yang hingga kini belum mengungkap pelaku dan motif di balik pembunuhan Ima Selepole (29) dan Aminera Kabak (25).
Ima dan Kabak dibunuh secara sadis di kilo meter 5 Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan pada 11 Oktober 2023. Setelah dihabisi, kemaluan korban perempuan asli Papua itu dicabik-cabik dengan alat tajam oleh pelaku.
“Tanggal 30 Oktober keluarga korban bertemu saya. Mereka menyampaikan rasa kesal peristiwa pembunuhan Ima dan Kabak sangat sadis,” ujar Direktur Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (YKKMP) Theo Hesegem kepada Odiyaiwuu.com dari Dekai, kota Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Selasa (31/10).
Menurut Hesegem, keluarga korban mengaku saat itu aparat keamanan hanya mengijinkan warga boleh berkebun di Kilo Meter 5 pada hari Rabu dan Sabtu. Warga juga tahu bahwa hanya dua hari itu yang diijinkan aparat berkebun mencari nafkah.
Namun, pada Rabu (11/10), pada pagi hari Kabak bergegas ke kebun di Kilo Meter 5. Keluarga korban, ujar Hesegem, mengira korban akan pulang dengan aman seperti biasanya mengingat Rabu adalah hari yang diijinkan aparat.
“Tau-tau (ternyata) kami dapat informasi dari keluarga, ibu Kabak dibunuh di kebun. Keluarga korban melaporkan peristiwa pembunuhan itu ke aparat Polres Yahukimo. Keluarga korban kemudian bersama pihak kepolisian dari Polres Yahukimo melakukan identifikasi di tempat kejadian perkara,” ujar keluarga korban kepada Hesegem.
Setelah melihat kondisi korban, ujar Hesegem, keluarga sangat marah dan kesal. Kemarahan itu muncul karena korban dibunuh tidak manusiawi. Apalagi kemaluan korban dicabik-cabik menggunakan pisau atau alat tajam.
Keluarga mengaku sangat sedih dan terpukul setelah menyaksikan korban Kabak dibunuh begitu sadis. Pembunuhan keji itu tak pernah terjadi apalagi dengan cara mencabik-cabik alat vital korban.
“Alat vital itu sumber kehidupan manusia. Alat vital itu Tuhan ciptakan agar lahir manusia. Sayang, pelaku nekat melakukan tidakan biadap dan keji. Pelakunya sungguh manusia tidak kenal Tuhan, tidak tahu diri dan tidak tahu adat,” ujar keluarga korban seperti disampaikan Hesegem.
Menurut Hesegem, keluarga mengharapkan pihak aparat kepolisian segera bekerja cepat mengungkap pelaku pembunuhan terhadap dua perempuan Papua itu agar diketahui keluarga korban dan masyarakat.
“Keluarga korban sudah tiga kali mendatanggi Polres Yahukimo hendak mengecek hasil penyelidikan kasus itu. Namun, hingga kini pihak Polres Yahukimo hanya meminta keluarga bersabar entah sampai kapan. Saya berharap Polres Yahukimo segera mengungkap siapa pelaku dan motif pembunuhan kedua perempuan itu,” kata Hesegem.
“Suami Ima Selopole menceritakan, isterinya ditikam beberapa kali di badan. Alat vital Ima juga ditikam menggunakan benda tajam. Keluarga mengharapkan kepolisian segera mengungkap pelaku dan motif pembunuhan,” ujar Hesegem.
Hesegem juga berharap agar Komnas HAM RI dan Komnas Perempuan dan Anak di Jakarta membantu mendorong pemerintah dan aparat keamanan mengungkap kasus pembunuhan sadis ini dan menangkap pelakunya. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)