JAYAPURA, ODIYAIWUU.com — APS Center for Development And Global Studies atau Analisis Papua Strategis (APS), Minggu (31/3) menyampaikan ucapan Selamat Paskah 2024 kepada para pendiri dan anggota umat Kristiani lembaga riset yang tersebar baik di Indonesia maupun di mancanegara pada momentum perayaan kebangkitan Kristus Yesus dari kematian-Nya demi menebus dosa manusia.
“Kami atas nama keluarga besar Analisis Papua Strategis, mengucapkan Selamat Paskah kepada umat Kristiani pengurus dan anggota APS, baik di Indonesia maupun mancanegara. Di tengah keindahan alam yang memukau, mari kita merayakan semangat kehidupan baru yang ditandai dengan kasih, perdamaian, dan harapan,” ujar Founder sekaligus Ketua Umum APS Laus Deo Calvin Rumayom dan Sekretaris Jenderal Willem Thobias Fofid melalui keterangan tertulis kepada Odiyaiwuu.com dari Jayapura, Papua, Minggu (31/3).
Laus menambahkan, momentum Paskah juga disertai doa dan harapan kiranya membawa kebahagiaan dan kedamaian bagi para pengurus dan anggota serta umat Kristiani di mana saja setia bekerja keras mewujudkan semangat solidaritas dan persaudaraan yang menguatkan dalam perjalanan menuju masa depan yang lebih baik.
Thobias menjelaskan, APS merupakan lembaga riset sekaligus komunitas putra-putri Papua di Indonesia yang tersebar tak hanya dalam negeri namun juga di manca negara. Wadah ini awalnya lahir dari sebuah diskusi informal di grup WhatsApp. Tahun 2018, penggagas forum Laus berniat menghimpun putra-putri Papua yang tersebar di seluruh dunia bersama membangun Papua dengan latar belakang disiplin ilmunya.
“Saat Pak Laus menjabat Tenaga Ahli Madya Kedeputian V Kantor Staf Kepresidenan tahun 2019-2020 kami berdua bertemu di Kementerian Perhubungan dalam rangka pembahasan Program Strategis Nasional Tol Laut Papua di Kantor Staf Kepresidenan, Istana Negara. Pertemuan berlanjut dengan menjalankan sosialisasi dan pelaksanaan tol laut dan konektivitas multimoda transportasi di Papua,” ujar Thobias.
Awal mula terbentuknya APS, ujar Thibias, merespons dinamika pembangunan tanah Papua yang saat itu masih dua provinsi yaitu Papua dan Papua Barat sebagai provinsi dengan indeks pembangunan manusia terendah di Indonesia.
APS juga lahir memperhatikan perkembangan Papua selama 20 tahun sejak pelaksanaan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua kurun waktu 2001-2021 dalam mencapai tujuan pembangunan serta meningkatkan martabat orang asli Papua dalam berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, perekonomian, infrastruktur, dan kesejahteraan.
“Dengan ide-ide kreatif sesuai profesi masing-masing ditopang posisi Pak Laus sebagai akademisi Universitas Cenderawasih dan latar belakang saya lulusan Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, kami menggalang putra-putri Papua di seluruh dunia untuk menggelar Konferensi I APS di Biak 28 April 2022,” ujar Thobias.
Thobias menambahkan, saat berlangsung konferensi perdana, dibahas isu strategis percepatan pembangunan kesejahteraan di Papua. Pada konferensi pertama tersebut, didukung dua tokoh nasional yaitu Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar dan mantan Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI Mar Purn Buyung Lalana.
Menurutnya, APS lahir sebagai jembatan berbagai program kerja pemerintahan dan gerakan sosial di tanah Papua. Wadah ini berisi orang-orang yang mencintai tanah Papua dan masyarakat bumi Cenderawasih. Terminologi APS diakui Thobias lebih mudah diingat karena ringkas. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)