SUGAPA, ODIYAIWUU.com — Gerombolan kelompok separatis teroris (KST) atau yang kerap dilabeli kelompok kriminal bersenjata (KKB), Senin (24/4) menyerang dan menembak aparat keamanan dari Brigade Mobil (Brimob) Polri di Kampung Bilogai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah.
Setelah mendengar kabar tersebut, aparat TNI dari Satuan Tugas Batalyon Infanteri (Satgas Yonif) 305/Tkr (Tengkorak) yang berada di sekitar wilayah Intan Jaya melakukan siaga mengantisipasi terjadi serangan susulan gerombolan kelompok separatis teroris.
“Akibat serangan gerombolan kelompok separatis teroris tersebut, masyarakat Kampung Bilogai, Intan Jaya berkumpul membawa busur dan panah untuk berupaya mengusir gerombolan kelompok separatis teroris,” ujar Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman, SIP, MH kepada Odiyaiwuu.com dari Jayapura, Papua, Selasa (25/4).
Menurut Herman, reaksi atas ulah kelompok separatis teroris juga datang dari unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopinda) Intan Jaya yang menegaskan sepakat untuk melawan gerombolan kelompok separatis teroris yang selalu meresahkan yang membuat situasi tidak aman.
“Pada hari Minggu, 23 April gerombolan kelompok separatis teroris mengggunakan dua senjata api laras panjang juga berupaya menyerang aparat TNI Yonif 305/Tkr,” lanjut Herman Taryaman.
Menurut Herman, serangan tersebut terjadi saat aparat TNI Yonif 305/Tkr tengah berada di Kampung Sambili menuju Kampung Kusage, Intan Jaya. Aparat TNI kemudian melakukan penindakan, namun gerombolan kelompok separatis teroris melarikan diri.
Herman menambahkan, akibat ulah gerombolan kelompok separatis teroris yang akan menyerang aparat TNI dan terus mengganggu serta membuat resah masyarakat di kampung Sambili, Kusage, dan Mamba Bawah, terjadi keributan antara gerombolan kelompok separatis teroris dengan masyarakat.
“Keributan antara kelompok separatis teroris dengan masyarakat terjadi karena masyarakat berusaha mengusir dan melawan gerombolan kelompok separatis teroris yang selama ini menjadikan masyarakat sebagai tameng dan sering mengancam mereka,” lanjut Herman.
Tokoh masyarakat Muslim Papua Ismail Asso mengeritik seluruh Kaukus Papua di Parlemen RI yang dianggap membisu dan tak mampu bersuara menyaksikan berbagai insiden kekerasan yang melanda sejumlah wilayah di Papua belakangan. Kaukus Papua merupakan kumpulan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Daerah Pemilihan (Dapil) Papua.
“Mana suara Anggota DPR RI dan DPD RI asal Papua yang tergabung dalam Kaukus Papua yang ambil suara dari daerah Papua Senayan? Mana suara kalian untuk menghentikan ajang pembantaian manusia Papua yang kalian ambil suaranya dan wakili di DPR dan DPD RI, Senayan?,” ujar Ismail Asso kepada Odiyaiwuu.com dari Jayapura, Papua, Selasa (25/4).
Menurut Ismail, hari-hari ini Papua jadi kawasan perburuan, kawasan pembantaian manusia atas manusia, kawasan perburuan apa yang mereka sebut sebagai teroris bagi warga sipil bersenjata dan tak bersenjata.
“Mana suara kalian? Apakah kalian duduk manis di DPR dan DPD RI dengan fasilitas dan gaji tinggi hanya menjadi pintu masuk membunuh rakyat Papua?” ujar Ismail lebih lanjut. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)