Kekerasan OPM di Kabupaten Yahukimo: 1 Guru Asal NTT Meninggal, Ini Daftar Lengkap Korban - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Kekerasan OPM di Kabupaten Yahukimo: 1 Guru Asal NTT Meninggal, Ini Daftar Lengkap Korban

Bupati Kabupaten Yahukimo Didimus Yahuli (keempat dari kiri) bersama (dari kiri) Dandim 1715/Yahukimo Letkol Inf Tommy Yudistyo, Sekda Redison Manurung dan Kepala Dinas Pendidikan Yahukimo saat di Bandar Udara Nop Goliat Dekai, Yahukimo, Papua Pegunungan. Foto: Istimewa

Loading

DEKAI, ODIYAIWUU.com — Aksi kekerasan yang dilakukan anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, sayap militer Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan menelan korban tewas dan luka berat, Jumat (21/3) sekitar pukul 16.00 WIT.

Aksi keji yang dilakukan anak buah Panglima TPNPB Komando Daerah Pertahanan (Kodap) XVI Yahukimo Brigadir Jenderal Elkius Kobak menyebabkan satu orang guru meninggal dunia dan lainnya mengalami luka berat dan ringan. 

Guru yang meninggal teridentifikasi adalah Rosalia Rerek Sogen, guru asal Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Sedangkan Irmawati Nenobahan, perawat asal Pulau Timor, mengalami luka berat. Sedangkan guru-guru lainnya menderita luka berat dan ringan.

“Ada satu orang guru meninggal dan guru-guru lainnya mengalami luka berat dan ringan. Sedangkan satu orang perawat atas nama Irmawati Nenobahan mengalami luka berat,” Asisten II Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Yahukimo dr Bongga Sumule, SKM, M.Kes melalui cuitannya di WAG Krisis dan Wabah Bencana Provinsi Papua dari Dekai, kota Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Minggu (23/3) sekitar pukul 18.23 WIT.

Data korban kekerasan OPM di Anggruk yaitu Rosalia Rerek Sogen (32 tahun). Sedangkan guru-guru korban luka berat yaitu Fidelis De Lena (32) dan Kosmas Paga (29). 

Kemudian, guru-guru korban ringan yaitu Vantiana Kambu (32), Dionisia Taroci More (27), dan Penus Lepi (33) serta tenaga kesehatan atas nama Irmawati Nenobahan (26) mengalami luka berat.

 Bupati Kabupaten Yahukimo Didimus Yahuli menjelaskan, hanya 1 orang korban meninggal dunia akibat ulah TPNPB OPM. Yahuli menepis informasi yang menyebut ada 6 orang meninggal dunia. “Kami sudah masuk di lokasi dan melakukan penanganan darurat,” kata Bupati Yahuli di Dekai, Yahukimo, Papua Pegunungan, Minggu (23/3).

Dengan cuaca yang baik, kekuatan TNI dan Polri dikerahkan untuk membantu korban. Wakil Bupati Yahukimo Esau Miram langsung turun ke lokasi untuk melakukan penanganan darurat.

Bupati Yahuli juga menambahkan, pertolongan kesehatan di lokasi terbatas, sehingga korban yang luka berat dievakuasi ke Jayapura untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik.

“Kami menyampaikan prihatin dan turut berduka cita yang mendalam untuk satu tenaga guru yang meninggal dunia. Kiranya jasa dan pelayanannya dapat diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa, dan keluarga yang ditinggalkan dapat penguatan dari Tuhan,” katanya.

“Kami sudah tanya wakil bupati langsung  yang turun ke lokasi. Informasi terakhir yang kami dapat adalah 1 meninggal dunia dan 3 luka berat dan 3 luka ringan,” ujar Yahuli lebih lanjut.

Pihaknya menegaskan kepada semua pihak bahwa informasi yang menyebut terdapat 6 hingga 7 korban meninggal dunia, tidak benar.

“Sebagai kepala daerah kami menyampaikan prihatin dan turut berduka sangat mendalam untuk 1 tenaga guru yang meninggal dunia. Kiranya jasa dan pelayanannya dapat diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa dan keluarga yang ditinggalkan dapat penguatan dari Tuhan,” ujarnya. 

Juru Bicara Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB OPM Sebby Sambom, Sabtu (23/3) sebelumnya mengumumkan, pasukannya membunuh enam guru SD YPK Anggruk, Distrik Anggruk. Guru-guru honorer Kabupaten Yahukimo asal NTT itu dihabisi pada Jumat (21/3) sekitar pukul 16.00 WIT.

Sebby Sambon mengatakan, pengumuman itu disampaikan berdasarkan laporan Elkius Kobak dari Dekai, Sabtu (22/3) sekitar pukul 22.40 WIT. Kobak, ujar Sebby, mengaku siap bertanggung jawab atas aksi pembunuhan para pahlawan tanpa tanda jasa itu.

“Kami siap bertanggung jawab atas pembunuhan agen intelijen Indonesia yang berprofesi sebagai guru di Distrik Anggruk. Pembunuhan dilakukan oleh pasukan Batalyon Eden Sawi dan Sisipia atas perintah saya sebagai Panglima Kodap XVI,” Sebby mengutip Elkius Kobak melalui keterangan tertulis yang diperoleh Odiyaiwuu.com dari Dekai, Yahukimo, Minggu (23/3).

Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Candra Kurniawan, SE, MM mengaku geram dengan kebohongan gerombolan OPM yang mengklaim melancarkan aksi biadabnya membunuh dan membakar hidup-hidup para guru dan tenaga kesehatan (nakes) dengan alasan para korban tersebut sebagai anggota atau agen intelijen militer Indonesia.

“Semua korban kebiadaban dari gerombolan OPM penjahat kemanusiaan itu korbannya jelas adalah guru dan tenaga kesehatan, bukan anggota atau agen militer. Silahkan bisa dikonfirmasi ke semua pihak terkait,” ujar Candra Kurniawan kepada Odiyaiwuu.com dari Jayapura, Papua, Minggu (23/3) malam.

Candra kembali menegaskan, OPM gerombolan penjahat kemanusiaan memang seperti itu ketika membunuh masyarakat. OPM kemudian mencari sejuta alasan pembenaran. Kini, katanya, masyarakat sudah mengetahui kebohongan OPM.

Candra menerangkan, pantas saja masyarakat luas selalu mengutuk dan menyebut gerombolan OPM sebagai penjahat kemanusiaan, pelanggar HAM berat karena selalu berulang dengan terang-terangan secara biadab. 

“OPM membunuh masyarakat kemudian mencari-cari alasan pembenaran dengan menuduh para korban sebagai anggota atau agen intelijen militer. OPM harus bertanggungjawab aksi biadabnya. Aparat keamanan akan bertindak tegas,” ujar Candra. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :