JAYAPURA, ODIYAIWUU.com — Ribuan warga Papua, Rabu (15/5) memenuhi Ballroom Lantai II Suni Hotel & Convention Abepura untuk menghadiri kegiatan seminar dan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR). Tak hanya warga biasa, hadir juga sejumlah tamu penting lainnya.
Misalnya Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Papua Brigjen Pol Petrus Patrige Rudolf Renwarin, SH, M.Si, para pejabat utama Polda Papua, Aspers Danlantamal X Kolonel Laut (KH) Drs Ganda P Siregar, Ketua Pengadilan Negeri Jayapura Kelas 1a Derman Parlungguan Nababan, SH, MH, dan Ketua I PGGP sekaligus Ketua Umum PGPI Papua Pendeta Metusallah PA Maury, S.Th, bersama sejumlah tamu undangan lainnya.
Seminar dan KKR bertujuan untuk mensukseskan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) damai di tanah Papua tahun 2024, menuntaskan Amanat Agung, dan membangun pelayanan nubuat melalui pemulihan Pondok Daud. Acara bertajuk Bangkit dan Bermazmur Bagi Kristus Menuju Pilkada Damai di Tanah Papua – Encounter With The Lord (Tuhan Yesus Rindu Ko) dipimpin Ketua Panitia Pendeta Felda Lukas, SE, MA.
“Kehadiran banyak pemuda dan pemudi gereja menunjukkan potensi besar yang sedang dipersiapkan Tuhan bagi masa depan Papua. Saya sebagai Ketua FKUB Provinsi Papua memiliki kerinduan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan damai di tanah Papua yang kita cintai,” ujar Ketua II PGGP yang juga Ketua FKUB Papua Pendeta Lipiyus Biniluk, S.Th melalui keterangan tertulis yang diterima Odiyaiwuu.com dari Jayapura, Kamis (16/5).
Lipiyus mengingatkan, tidak boleh ada pertumpahan darah lagi dengan alasan apapun di tanah ini. Pihaknya juga mengumumkan rencana kegiatan KKR berikutnya akan diadakan pada Juli di beberapa kota dan kabupaten di Papua.
Sedangkan Patrige Renwarin menekankan pentingnya kerukunan antar umat beragama di Papua, yang merupakan miniatur Indonesia dengan keberagaman agama, suku, dan budaya.
“Kerukunan antar umat beragama adalah prinsip yang sangat penting bagi bermasyarakat. Menjaga toleransi dan saling menghormati merupakan kunci membangun komunitas yang kuat dan bersatu,” ujar Renwarin.
Renwarin, putra asli Papua, mengingatkan bahwa menjaga kerukunan bukanlah hal mudah, selalu ada tantangan. Namun, semangat KKR ini mengajak semua pihak merenungkan nilai-nilai kasih dan pengampunan yang diajarkan oleh Tuhan Yesus Kristus.
“Perbedaan pendapat dan pilihan adalah hal yang wajar dalam masyarakat yang beragama, terutama dalam konteks Pemilu 2024. Jangan sampai perbedaan melahirkan perseteruan. Untuk itu saya ajak kita semua untuk mengatasi perbedaan tersebut dengan sikap pengampunan dan rekonsiliasi,” kata Renwarin.
Pihaknya juga menyoroti pentingnya dialog antar umat untuk menjaga kerukunan di masyarakat. Dengan dialog antar umat yang dikasihi Tuhan, masing-masing dapat saling memahami, berbagi pengalaman, dan belajar satu sama lain.
“Melalui dialog, kesalahpahaman dapat dikurangi dan kerukunan antar umat beragama, antar suku bangsa, dan antar masyarakat dapat diperkuat,” kata Renwarin.
Acara seminar dan KKR juga diapresiasi karena konsistensi digelar sejak PON 2021, Pemilu Presiden dan Pileg 2024 hingga menjelang Pilkada 2024.
“Mari gunakan momen KKR ini untuk memperkuat komitmen kita terhadap kerukunan. Dengan bersatu, kita dapat mengatasi tantangan dan menciptakan masyarakat yang lebih damai dan harmonis. Semoga kita terus bekerja sama untuk menjaga kerukunan antar umat beragama, khususnya di tanah Papua yang kita cintai ini,” katanya.
Seminar dan KKR diharapkan menjadi momentum bagi masyarakat Papua mengaplikasikan ajaran Tuhan tentang kasih, baik kepada Tuhan maupun sesama sehingga tercipta kehidupan yang damai dan harmonis di tanah Papua. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)