Pemuda Katolik Minta TNI-Polri dan OPM Hentikan Konflik Bersenjata di Intan Jaya dan Puncak - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Pemuda Katolik Minta TNI-Polri dan OPM Hentikan Konflik Bersenjata di Intan Jaya dan Puncak

Koordinator Posko Pusat Kemanusiaan Pemuda Katolik Papua Tengah Kristianus Madai bersama para relawan kemanusiaan tragedi konflik bersenjata di Intan Jaya dan Puncak di Posko Kemanusiaan Pemuda Katolik, Asrama Pusat SMP Bukit Meriam, kompleks Gereja Katolik Bukit Meriam, Nabire, Papua Tengah. Foto: Istimewa

Loading

NABIRE, ODIYAIWUU.com — Konflik bersenjata antara aparat TNI-Polri dan Tentara Nasional Pembebasan Nasional Papua Barat, sayap militer Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) masih terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Intan Jaya dan Puncak, Provinsi Papua Tengah, beberapa pekan terakhir.

Pengurus Komisariat Daerah (Komda) Pemuda Katolik Provinsi Papua Tengah menilai, umat dan warga di dua kabupaten itu sedang menderita karena konflik bersenjata yang terjadi antara kedua belah pihak tersebut.

“Kami Pemuda Katolik Komda Papua Tengah meminta aparat keamanan dan anggota OPM untuk segera menghentikan konflik bersenjata. Kami juga meminta Presiden selaku Panglima tertinggi TNI menghentikan pendropingan militer organik dan non-organik ke Intan Jaya dan Puncak,” ujar Koordinator Posko Pusat Kemanusiaan Pemuda Katolik Papua Tengah Kristianus Madai dari Nabire, Papua Tengah, Rabu (28/5).

Pemuda Katolik Papua Tengah, lanjut Kristianus juga meminta pemerintah pusat segera menyelesaikan masalah konflik bersenjata di dua wilayah kabupaten tersebut secara damai, humanis, dan bermartabat. Pihaknya juga mendesak segera dibuka ruang dialog dengan pihak-pihak yang berkonflik agar eskalasi kekerasan tidak semakin meluas dan membuat warga tambah menderita.

“Konflik yang terjadi di Intan Jaya dan Puncak berujung terjadi pengungsian besar-besaran warga masyarakat sipil. Konflik menyebabkan warga mengalami, terutama anak-anak mengalami tekanan psikis dan trauma. Banyak yang meninggal, terluka, dan terancam kelaparan,” kata Kristianus.

Dalam pertemuan yang dihadiri sejumlah pengurus dan anggota, lanjut Kristianus, Pemuda Katolik Komda Papua Tengah tergerak menggalang aksi solidaritas sosial membantu warga terdampak konflik bersenjata di Intan Jaya dan Puncak.

“Kami menerjemahkan motto tahbisan Bapak Uskup Timika Mg Bernardus Baru, Ego Sum Ostium, Akulah Pintu melalui dalam aksi nyata atas nama kemanusiaan bagi sesama saudara di Intan Jaya dan Puncak yang menjadi korban konflik. Domba-domba (masyarakat) itu juga umat Tuhan yang perlu mendapat perhatian,” ujarnya.

Menurut Kristianus, mestinya semua komponen baik pemerintah pusat dan daerah, TNI-Polri, TPNPB OPM, kalangan wakil rakyat, tokoh adat, agama, pemuda, perempuan, dan masyarakat serta pihak-pihak lain duduk bersama dan berbicara dari hati ke hati agar konflik bersenjata di dua wilayah itu segera dihentikan. Penyelesaian secara militeristik tak akan efektif, tetapi malah menyuburkan lahan konflik baru.

“Aksi solidaritas sosial ini kami lakukan atas nama kemanusiaaan. Ini juga bentuk doa dan keprihatinan seluruh umat Katolik Keuskupan Timika untuk membantu para pengungsi dan warga sipil korban konflik,” ujar Kristianus.

Saat ini pihak panitia aksi solidaritas guna mengetuk hati masyarakat luas untuk mengukurkan tangan, menyumbang secara sukarela. Baik berupa makanan dan minuman seperti beras, super mie, telur, minyak goreng, garam, masako, gula, kopi, teh, makanan kaleng, dan lain-lain.

Selain itu, panitia juga menerima sumbangan pakaian layak pakai seperti celana, baju, jaket selimut bayi, dan kelambu. Kemudian, obat-obatan, sabun mandi dan cuci, sikat gigi, buku, pensil, bolpoin, dan alat tulis menulis lainnya.

Pihak panitia juga menyediakan sumbangan masyarakat dalam bentuk donasi yang dapat disalurkan melalui Rekening Bank Papua Nomor: 9000201137745 atas nama Pemuda Katolik Komda Papua Tengah. 

Pihak panitia sejak Minggu-Kamis (25/5-5/6) mulai pukul 08.00-21.00 WIT bertempat di Asrama Pusat SMP Bukit Meriam, kompleks Gereja Katolik Bukit Meriam, Nabire, Papua Tengah.

“Kami mengajak umat katolik di lima dekanat di wilayah Keuskupan Timika, para dermawan, donatur, pemerhati kemanusiaan, dan masyarakat umum untuk bersama-sama berbagi kasih dan kepedulian dalam wujud nyata untuk warga korban dan pengungsi di wilayah konflik Dekanat Moni-Puncak,” ujar Kristianus. (*)

Tinggalkan Komentar Anda :