TIMIKA, ODIYAIWUU.com — Sekitar 7000 warga di Distrik Agandugume, Lambewi, dan Oneri, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah terancam kelaparan. Warga memilih mengungsi, meninggalkan kampungnya menyusul kemarau panjang melanda wilayah itu sejak Mei lalu.
Raksasa tambang dunia, PT Freeport Indonesia (PTFI) yang induk usahanya berbasis di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat dan beroperasi juga di Kabupaten Mimika, Papua Tengah, menggelontorkan bantuan kemanusiaan sebesar 2 ton bahan makanan untuk warga korban bencana cuaca ekstrem di tiga distrik tersebut.
Direktur PT Freeport Indonesia Claus Wamafma menyerahkan bantuan secara simbolis kepada Pelaksana Tugas Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian Sosial Republik Indonesia Adrianus Alla di Posko Transit Bantuan Bencana di Pasar Damai Sempan, Timika, kota Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Rabu (26/7).
Bantuan kemanusiaan tersebut, ujar Claus, dilakukan PT Freeport Indonesia merespon bencana cuaca ekstrem yang terjadi di Puncak. Bantuan bagi korban bencana tersebut, katanya, bukan pertama kali yang dilakukan perusahaan bagi korban bencana yang terjadi di sekitar area kerja perusahaan namun juga kabupaten-kabupaten tetangga lainnya.
“Freeport merespon cepat arahan dari Kementerian Sosial Republik Indonesia atas peristiwa yang menimpa saudara-saudara kita di Kabupaten Puncak. PT Freeport Indonesia menyerahkan bantuan dua ton kebutuhan makanan sesuai dengan ketersedian bahan-bahan yang ada di gudang,” ujar Claus melalui keterangan yang diperoleh Odiyaiwuu.com di Timika, Papua Tengah, Rabu (26/7).
Menurut Claus, pihak Freeport Indonesia akan terus berkoordinasi bersama Kementerian Sosial dan TNI-Polri untuk memantau situasi dan kebutuhan di Puncak. Pemberian bantuan dari Freeport Indonesia berikutnya akan dilakukan dengan melihat perkembangan dan kebutuhan mendasar dari lokasi terdampak.
“Kita belum sempat bisa berpikir tapi apa yang ada dulu yang bisa kita berikan kepada para korban. Mudah-mudahan bantuan tersebut bisa sampai ke lokasi dan bisa memberikan pertolongan yang diperlukan oleh masyarakat di sana,” ujar Claus, putra asli Papua kelahiran Manokwari, 23 Juni 1973 dan jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Adrianus Alla atas nama Kemensos menyampaikan apresiasi kepada Freeport Indonesia yang merespon cepat bencana kemanusiaan di Puncak dengan memberikan bantuan bahan makanan, yang sangat dibutuhkan masyarakat.
“Kami ucapkan terima kasih atas dukungan dan support PTFI. Semoga bantuan ini bisa secepatnya kami salurkan ke daerah terdampak,” kata Alla.
Bupati Puncak Willem Wandik mengaku, sebanyak 7.000 warga Agandugume dan Lambewi memilih mengungsi akibat kemarau panjang. Kemarau Panjang itu terjadi sejak Mei hingga saat ini membuat warga terancam kelaparan.
Lahan pertanian milik warga rusak dan tidak bisa ditanami. Bahkan sayur-sayuran yang telah ditanam rusak dan busuk. “Kalau mereka bertahan di situ bisa kelaparan, bisa penyakitan karena dampak dari itu (kemarau),” ujar Willem Wandik di Jayapura, Papua, Senin (24/7). (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)