Kisah dari PON XX Papua: Jokowi Ibarat Bintang yang Jatuh dari Langit - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Kisah dari PON XX Papua: Jokowi Ibarat Bintang yang Jatuh dari Langit

Presiden Joko Widodo berbicara dengan Paulina Adii, salah seorang penghuni Panti Asuhan Putri Kerahiman Hawai, Jalan Raya Hawai, Sentani, Papua, Jumat (1/10). Dalam rangkaian kunjungan terkait pelaksanaan PON XX Papua 2021, Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo juga menyerahkan bantuan sembako, tas dan alat-alat tulis serta buku-buku untuk anak-anak sekolah. Sumber foto: Twitter Presiden Joko Widodo @jokowi.

Loading

SENTANI, ODIYAIWUU.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi staf Kepresidenan, Jumat (1/10) sekitar pukul 16.30 WIT, menyambangi penghuni Panti Asuhan Putri Kerahiman Hawai, Sentani, Papua setiba di Bandara Udara Sentani dalam perjalanan ribuan kilo meter dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Dalam perjalanan dari Bandara Sentani menuju Jayapura, Presiden Jokowi turun di depan Panti Asuhan Putri Kerahiman Hawai yang beralamat di Jalan Raya Hawai, Sentani.

“Kamis (30/9) kemarin, sekitar pukul 13.30 WIT, ada staf Istana Kepresidenan ketemu kaka Yulita Tebai dan kaka Paulina Adii di depan panti sambil liat-liat noken yang mereka pajang di pinggir jalan depan panti. Kaka Yulita dan Paulina selalu jualan di situ untuk membantu rekan-rekannya sesama penghuni panti. Ya, seperti biasa. Dua tamu dari Istana Kepresidenan itu juga diterima laiknya calon pembeli,” ujar Florentius Tue Koban kepada Odiyaiwuu.com melalui sambungan telepon dari Hawai, Jumat (1/10).

Flory Koban, sapaan Florentius Tue Koban, Direktur Eksekutif Yayasan Putri Kerahiman Papua, yang mengelola Panti Asuhan Putri Kerahiman Hawai menceritakan, utusan Presiden Jokowi itu memperkenalkan diri kepada Tebai dan Adii, dua perempuan asli Papua penjual noken. Noken merupakan tas tradisional masyarakat Papua yang dibawa dengan menggunakan kepala dan terbuat dari serat kulit kayu.

Kerajinan khas masyarakat Papua ini sudah ditetapkan The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco), organisasi yang mengurus pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa, sebagai salah satu warisan budaya dunia pada 4 Desember 2012. Tahu bahwa dua perempuan itu pensiunan pegawai panti, utusan Jokowi diarahkan bertemu Sr Alexia DSY, pimpinan panti.

“Di hadapan dua utusan Istana Kepresidenan, Sr Alexia menyampaikan rencana Bapak Presiden melihat penghuni dan panti mesti disampaikan terlebih dahulu kepada saya selaku Direktur Eksekutif Yayasan Putri Kerahiman Papua bahwa ada rencana Bapak Presiden mengunjungi panti,” ujar Flory Koban, pria asal Atadei, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, yang lama bermukim di Sentani.

Flory Koban mengaku, saat itu ia tengah mencari makan di luar panti. Dalam kepalanya, pertanyaan terus berkelebat. Masa Presiden Jokowi di tengah kesibukan beliau mau menyambangi panti dan penguni di Hawai? Bagaimana jadinya suasana di panti atau warga sekitar bila seorang Kepala Negara turun dari mobil kepresidenan, sekadar melambaikan tangan lalu meringankan langkah kemudian berbaur dengan orang-orang asli Papua yang polos bahkan melihat dari dekat wajah anak asuh dan panti yang dikelolanya?

“Antara percaya dan tidak percaya. Entah menunggu lama, dua utusan Bapak Presiden itu juga memilih beranjak dari panti. Saya mulai penasaran karena menurut Sr Alexia, dua orang utusan itu berjanji akan kembali lagi ke panti (Jumat 1/10) sore. Saya juga kaget karena dua orang ini sudah berada di panti sekitar pukul 14.00 WIT. Wajah di antara dua orang ini rasanya tara (tidak) asing dengan saya. Saya sering lihat wajahnya kalau ada kunjungan Bapak Presiden,” ujar Flory, lulusan Sekolah Tinggi Teknologi Jayapura.

Saat bertemu dan ngobrol, Flory juga tak menyangka kalau mereka adalah utusan dari Istana Kepresidenan. Gaya bicaranya santai, seperti saudara sendiri atau kawan akrab. Bahkan dua utusan Istana ini kerap lepas mop-mop (humor) ala Papua yang membuat Flory Koban dan para suster pengurus panti juga cepat akrab. Apalagi, Florry dan utusan Istana ini berteduh di bawah pohon tak jauh dari panti. Flory kian penasaran, bagaimana ceritanya sehingga Jokowi mengutus dua staf khusus ini terbang ke Papua lalu menyambangi anak asuh Florry di Hawai?

“Saat bertemu, saya tanya Pak Made, satu dari dua staf Kepresidenan. Apa pernah mendengar kisah tentang panti asuhan ini. Beliau sampaikan bahwa Bapak Presiden membaca cuitan di Facebook saat sarapan pagi. Postingan saya tentang panti dan foto kaka Tebai dan Adii sedang jualan noken viral. Bapa Presiden rupanya baca cuitan saya itu karena disebar sana sini di jejaring sosial. Dari situ, mungkin melalui koordinasi dengan Gubernur Papua Bapak Lukas Enembe atau pihak panitia PON Papua, Paitua (Bapak) Presiden mengagendakan mengunjungi panti. Air mata saya jatuh saat paitua Jokowi dan Ibu Negara Iriana tiba-tiba liat penghuni dan kitorang,” kata Flory Koban, terharu.

Cerita Made terkait cuitan Flory di Facebook yang dibaca juga Jokowi saat sarapan pagi di Istana membuat pria yang lama bergelut dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat lokal itu seperti tak percaya. Bahkan, Flory tak percaya saat Made menunjukkan screenshoot tulisan Flory yang dibaca Presiden Jokowi, mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

“Tapi, Pak Made tara (tidak) kasitau (beritahu) kalau paitua Jokowi dan mace (Ibu) Iriana akan turun di Hawai. Sekitar pukul 17.30 WIB tiba-tiba paitua Jokowi dan mace Iriana  dorang pu oto (mobil) tiba membawa bingkisan untuk penghuni panti. Awalnya, Pak Made minta saya mengajak para penghuni panti dengan harapan Presiden dan Ibu Negara lewat dan bisa turun. Saya sempat tolak karena kalau ada penghuni berdiri di depan panti menjual noken, sudah biasa meski tak pernah bersalaman langsung dengan Presiden,” kisah Flory.

Menurut Florry, ia dan Sr Alexia dan seorang suster biarawati diajak berdiri di pinggir jalan depan panti. Tak lama pesawat Bapak Presiden Jokowi tiba di Bandara Sentani dan lewat di depan panti. Mobil Pak Jokowi sempat lewat sekitar sepuluh meter dari gerbang panti. Tiba-tiba mobil Pak Jokowi berhenti dan beliau beliau mundur menghampiri kaka Yulita dan Paulina bersama kami semua,” katanya.

Presiden Jokowi melalui akun Twitter-nya, @jokowi, Jumat (1/10) mengunggah perjumpaan penuh makna itu bersama para penghuni panti asuhan Hawai. Mama Papua, Paulina Adii, langsung menyerahkan noken hasil rajutan tangannya kepada orang nomor satu Republik itu. “Ini noken, Bapak. Tas dari kulit kayu,” tulis Jokowi mengutip kata-kata Mace Paulina Adi, mama Papua yang sedang menunggui dagangannya usai Jokowi sambangi dalam perjalanan Sentani menuju hotel di Jayapura. “Saya beli dua noken dan langsung mengalungkannya. Cocok, bukan?,” lanjut Jokowi dan dikutip Odiyaiwuu.com, Jumat (1/10) sore.

Tak hanya Mace Paulina berkesempatan mengalungkan noken kepada Jokowi. Dua suster biarawati di panti itu juga mengalungkan noken kepada Jokowi sebagai simbol penghargaan bagi Presiden yang berkenan mampir di panti itu. Setelah Jokowi dan Ibu Negara melanjutkan perjalanan ke Jayapura, kisah Florry, pihaknya diminta menerima bantuan sembako, tas dan alat-alat tulis serta buku-buku untuk anak-anak sekolah dari Presiden Jokowi.

“Setelah saya tandatangani bukti bantuan saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Presiden dan Ibu Iriana yang berkenan menyambangi panti dan melihat dari dekat wajah-wajah anak asli Papua. Kepada Pak made dan rekannya, saya bilang kehadiran Paitua Jokowi dan Mace Iriana di Hawai, kami rasa seperti bintang yang jatuh dari langit saja. Kami semua tak pernah tahu dan menyangka kalau Paitua Jakowi dan Mace Iriana akan liat kitorang di panti di sela-sela kesibukan paitua dalam kegiatan PON XX Papua tahun 2021. Saya atas nama keluarga besar panti juga asuhan mengucapkan Selamat Ulang Tahun kepada Ibu Negara Joko Widodo yang berulang tahun hari ini. Doa kami semua, semoga Ibu Negara dan Bapak Presiden sehat selalu menunaikan tugas bagi bangsa dan negara,” ujar Flory Koban. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :