JAYAPURA, ODIYAIWUU.com – Bupati Kabupaten Jayapura Mathius Awoitauw menyampaikan apresiasi, penghargaan kepada masyarakat adat Klisi, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Apresiasi tersebut dialamatkan kepada masyarakat adat Klisi yang dinilai bekerja keras dengan Gugus Tugas Masyrakat Adat (GTMA) untuk menyelesaikan peta wilayah adat yang diharapkan menjadi warisan bagi anak cucu di kemudian hari.
“Peta wilayah adat ini sangat penting guna membuktikan keberadaan masyarakat adat. Kita semua perlu mendorong agar wilayah adat mendapat pengakuan negara,” ujar Bupati Mathius Awoitauw ketika menandatangani peta wilayah adat Klisi pada peringatan HUT ke-8 Komunitas Masyarakat Adat (KMA) di Kampung Pepuhabu Yansu, Distrik Kemtuk Gresi, Kabupaten Jayapura, Senin (25/10).
Menurut Bupati Mathius Awoitauw, masyarakat harus punya tanah agar dapat mengakses seluruh potensi sumber daya alam dalam wilayah adat. Ini bukan pekerjaan mudah namun pekerjaan besar yang harus dilakukan sendiri masyarakat adat.
Ketua Dewan Adat Suku Klisi Dortheys Udam menyampaikan selamat kepada seluruh masyarakat adat pada perayaan HUT ke-8 KMA. Ia menambahkan, Bupati Mathius Awoitauw merupakan bupati milik masyarakat adat yang concern dengan masyarakat adat.
Buktinya, sebagai bupati milik masyarakat Mathius Awoitauw membatalkan keberangakannya ke Kaimana pada Kongres Dewan Adat Papua (DAP) dan memutuskan hadir di kampung Yansu.
‘’Pak Bupati rela batal hadir di Kaimana demi masyarakat adat Klisi, ini merupakan bentuk keberpihakan dan rasa cinta Bupati terhadap masyarakat adat,’’ ujar Dortheys Udam kepada Odiyaiwuu.com di Jayapura, Senin (25/10).
Dortheys Udam juga merasa terharu sekaligus bangga kepada seluruh masyarakat adat yang sudah bersusah payah selama ini guna mengawal proses pemetaan hingga penetapan peta wilayah adat.
‘’Peta ini bukan untuk siapa-siapa, tapi untuk kita sendiri dan generasi mendatang. Melalui pemetaan wilayah adat kelak dapat mengurai konflik tanah di Papua. Peta wilayah adat ini dapat memberikan kepastian hukum kepada masyarakat atas wilayah adatnya,’’ kata Dortheys Udam.
Koordinator Wilayah Adat Klisi Zoel Moti menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh masyarakat adat, fasilitator kampung, kepala kampung, kepala distrik dan Dewan Adat Suku yang telah membantu proses tersebut hingga selesai. Peta Klisi ini merupakan buah karya masyarakat adat yang patut diapresiasi setelah melewati banyak tantangan dan perdebatan.
“Namun, akhirnya peta Klisi dapat diselesaikan berkat dukungan ayanang trang digno atau para kepala suku dan semua tim GTMA yang terlibat dan ikut ambil bagian dalam membantu proses tersebut. Ini bukan pekerjaan mudah. Semua berjalan lancar karena kerja sama yang baik. Kami berharap ke depan masyarakat adat dapat berdaulat di atas tanahnya sendiri serta dapat memproteksi wilayahnya, dengan segala potensi sumber daya alam yang terkandung di dalamnya,’’ ujar Zoel Moti.
Saat peringatan HUT dilakukan penandatanganan dan penyerahan dokumen profil dokumen wilayah adat Klisi kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura. Prosesi penyerahan dilakukan perwakilan digno kampung Pepuhabu. Peta itu diharapkan segera mendapat pengakuan negara.
HUT ke-8 KMA dirayakan dalam suasana gembira diiringi tangis haru seluruh masyarakat adat terutama di wilayah Klisi dan Nambloung. Momen ini sekaligus dalam membangkitkan kembali asa dan semangat masyarakat adat terkait pentingnya penetapan wilayah adat. Acara dimulai pukul.10.00 hingga 14.00 WIT. (Jill Zuebu/Odiyaiwuu.com)