MANOKWARI, ODIYAIWUU.com — Sebanyak 18 dari 29 orang penambang emas meninggal dunia saat bus yang mengangkut mereka melintas di Kilometer 10 Jalan Trans Pegunungan Arfak-Manokwari, Distrik Minyambouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, menngalami rem blong Rabu (13/4) dini hari. Satu balita korban tewas atas nama Istin Nahak (3). Sebelas lainnya, menderita luka.
“Saya atas nama masyarakat Flobamora Kota Sorong, menyampaikan rasa duka mendalam atas meninggalnya 18 warga asal NTT dalam insiden kecelakaan truk naas di Jalan Trans Pegunungan Arfak-Manokwari, Distrik Minyambouw, Rabu (13/4) dini hari. Kami semua juga berdoa semoga para penumpang truk yang saat ini masih dirawat di sejumlah rumah sakit lekas sembuh,” ujar Ketua Perkumpulan Keluarga Flobamora (PKF) Kota Sorong, Papua Barat Syafruddin Sabon Nama Riantoby saat dihubungi Odiyaiwuu.com di Sorong, Papua Barat, Rabu (13/4).
Ungkapan duka juga datang dari Agatha Ure Wukak, Bendahara PKF Kota Sorong. Ety Wukak, sapaan akrab Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah (Unamin) Kota Sorong mengaku sangat terpukul dengan insiden kecekalaan truk yang menewaskan saudara serta saudarinya sesama warga Flobamora di Papua Barat. Rasa prihatin muncul mengingat saat ini, banyak saudara serta saudari sesama dari kampung di NTT bekerja di berbagai bidang profesi di Papua Barat.
“Mereka bekerja untuk membantu anak-anak mereka melanjutkan sekolah atau kuliah. Kami berterima kasih kepada pihak kepolisian dan petugas SAR yang tanggap mengevakuasi para korban baik yang meninggal maupun luka-luka. Kami berdoa semoga korban yang meninggal damai di sisi Tuhan dan keluarga beroleh penghibuan. Kami juga berdoa semoga korban luka-luka mendapat penanganan medis agar segera sembuh,” kata Ety Wukak, perempuan aktivis sosial kemasyarakatan Kota Sorong asal Lewuka kelahiran Kampung Kluang (Boto), Nagawutun, Kabupaten Lembata.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah (Polda) Papua Barat Komisaris Besar Adam Erwindi mengutip sejumlah media membenarkan informasi insiden kecelakaan truk naas tersebut. Truk mengalami kecelakaan di daerah Minyambouw di Kilometer 10 Jalan Trans Pegunungan Arfak-Manokwari sekitar pukul 03.00 WIT.
“Diduga rem blong sehingga supir tidak bisa mengendalikan truk saat melintasi jalan menurun. Aparat dari Polres Manokwari yang menangani kasus ini,” ujar Komisaris Besar Adam Erwindi.
Kepala Subseksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Manokwari, Marthinus Pebrian mengemukakan, pihaknya menerjunkan satu tim yang terdiri atas 13 orang bersama aparat keamanan yang mengevakuasi seluruh korban kecelakaan. Upaya evakuasi 29 korban terlaksana sekitar pukul 05.00 WIT.
“Perjalanan ke lokasi kejadian menempuhnya waktu sekitar dua jam. Dalam upaya evakuasi 29 korban, kami juga dibantu aparat dari Koramil Sidey, Polsek Warmare, Polsek Prafi, dan beberapa warga setempat,” kata Marthinus.
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Manokwari Ajun Komisaris Besar Parisian Herman Gultom mengatakan, seluruh korban tewas berada di Rumah Sakit Umum Manokwari dan Rumah Sakit Pratama Warmare. Polres Manokwari juga sudah membuka posko untuk menerima informasi terkait identitas para korban dari kerabatnya.
Ia pun mengungkapkan, berdasarkan keterangan korban yang selamat bahwa sopir berupaya mengerem truknya, namun tidak berhasil. Truk pun meluncur dengan kecepatan tinggi dan menghantam sebuah tebing.
Truk naas tersebut diketahui tengah dalam perjalanan dari Pegunungan Arfak ke Manokwari, ibu kota Provinsi Papua Barat. Berdasarkan data dari Polres Manokwari, para korban adalah pekerja tambang emas di daerah Pegunungan Arfak
“Truk ini terseret hingga enam meter. Pada saat terjadi kecelakaan, para penumpang terlempar keluar dari truk, dan sopir tewas di lokasi kejadian,” kata Parisian Herman Gultom.
Sabonn Nama meminta pihak kepolisian mengusut kasus kecelakaan yang merenggut nyawa orang. Kasus ini tak boleh selesai dengan sekadar memulangkah jenazah para pekerja tambang tersebut ke kampung halamannya. Polisi juga perlu mengusut bagaimana proses para penambang ini didatangkan perusahaan dari NTT lalu bekerja di Papua Barat.
“Saya minta aparat kepolisian mengusut apakah para pekerja yang didatangkan dari daerah itu dipekerjakan di perusahaan-perusahaan pertambangan secara legal atau tidak. Kemudian apakah proses rekrutmen para pekerja itu perlu ditelusuri pihak kepolisian,” tegas Sabon Nama, pria asal Adonara, Flores Timur yang juga anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Sorong.
Pihaknya juga meminta Dinas Tenaga Kerja setempat mengambil peran memastikan bahwa perusahaan yang mempekerjakan para tenaga kerja tersebut sekalipun misalnya para pekerja itu sebatas buruh harian. Karena itu, bila para tenaga kerja dikaryakan perusahaan tersebut maka tanggungjawab perlu diberikan perusahaan kepada para karyawan korban kecelakaan itu. Misalnya, jaminan BPJS Ketenagakerjaan bagi para pekerja.
“Kasus kecelakaan seperti ini sering terjadi. Banyak calo tenaga kerja dari Papua Barat menggunakan tenaga kerja dari NTT dikirim ke kampung-kampung di NTT merekrut tenaga kerja dengan iming-iming dipekerjakan dengan gaji layak. Setelah mereka didatangkan dari NTT, mereka melakukan pekerjaan tak sesuai dengan yang dijanjikan. Termasuk upah yang tidak sesuai dengan yang dijanjikan,” kata Sabon Nama.
Berikut 16 dari 18 korban tewas yang berhasil diidentifikasi.
1. Andre (27)
Asal: Atambuan, NTT
Pekerjaan: Sopir truk
2.Servasius Lelok (40)
Asal : Atambua, NTT
Pekerjaan: Buruh
3.Alexander Mauk Butak B Ahoren (43)
Asal : Atambua, NTT
Pekerjaan: Buruh
4Ardianus Kin
Asal : Atambua, NTT
Pekerjaan: Buruh
5. Linda (20)
Asal : Atambua, NTT
Pekerjaan: Buruh
6. Paulus
Asal : Atambua, NTT
Pekerjaan: Buruh
7. Istin Nahak (3)
Asal : Atambua, NTT
8. Hengki Boymau (32)
Asal : Atambua, NTT
Pekerjaan: Buruh
9. Santus
Asal : Atambua, NTT
Pekerjaan: Buruh
10.Stevanus Malik (39)
Asal : Atambua, NTT
Pekerjaan: Buruh
11.Edmon Aliando
Asal : Atambua, NTT
Pekerjaan: Buruh
12.Bernadus A Nahak (25)
Asal : Atambua, NTT
Pekerjaan: Buruh
13.Yohanes A Tomauk (25)
Asal : Atambua, NTT
Pekerjaan: Buruh
14.Vincensius K Nahak (41)
Asal : Atambua, NTT
Pekerjaan: Buruh
15.Gregorius Kefi (43)
Asal : Atambua, NTT
Pekerjaan: Buruh
16.Lau Servas (35)
Asal : Atambua, NTT
Pekerjaan: Buruh
(Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)