Buntut Insiden Napua AKP Rustam Dicopot dari Jabatan Danki D Brimob - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan
DAERAH  

Buntut Insiden Napua AKP Rustam Dicopot dari Jabatan Danki D Brimob

Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri. Foto: Istimewa

Loading

JAYAPURA, ODIYAIWUU.com — Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri mengambil tangkah tegas terhadap anak buah menyusul tewasnya Brigadir Polisi Kepala (Bripda) Diego Rumaropen, anggota Brigadir Mobil (Brimob) dari Yon D Wamena di Distrik Napua, Kabupaten Jayawijaya, Papua Sabtu (18/6) sore sekitar pukul 17.00 WIT.

Buntut insiden Napua, Kapolda Fakhiri mencopot Komandan Kompi Brimob Yon D Wamena Jayawijaya AKP Rustam, atasan almarhum Rumaropen. Pencoporan Rustam diambil karena ia dinilai menyalahi standard operating procedure (SOP) dan lalai sehingga menyebabkan Bripda Diego menjadi korban pembunuhan orang tidak dikenal.

“Hari ini juga saya copot AKP Rustam dari jabatan Danki Brimob,” ujar Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri mengutip jppn.com di Jakarta, Selasa (21/6). Fakhiri mengaku, pihaknya berjanji akan menindak tegas sesuai prosedur yang berlaku di institusi kepolisian.

Ibunda Diego Rumaropen, Suzan Marani di hadapan Kapolda Fakhiri meminta keadilan atas tewasnya putra semata wayangnya itu. Suzan juga mengungkapkan rasa sedihnya karena kehilangan putranya yang kurang lebih enam bulan bergabung di korps Bhayangkari itu.

“Saya sebagai seorang ibu, hanya minta keadilan kepada bapak kapolda selaku orang tua kami,” kata Suzan sesenggukan di hadapan Kapolda Fakhiri.

Bripda Rumaropen tewas dibunuh orang tidak dikenal saat berada di kawasan Napua, Wamena Kabupaten Jayawijaya. Ia tewas dengan luka bacok dan pukul sangat parah, usai dihabisi para pelaku membawa kabur dua pucuk senjata api jenis AK 101 dan Styer.

Bripda Diego berada di kawasan Napua untuk memenuhi permintaan warga memburu hewan ternak bersama Danki Brimob AKP Rustam.

Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Sebi Sambom mengatakan, Komisi Nasional (Komnas) TPNPB-OPM bertanggung jawab atas pembunuhan satu anggota Brimob dan merampas dua pucuk senjata di Wamena, Papua.

“Komnas TPNPB-OPM telah terima laporan Resmi dari Papua Intellegence Services (PIS) TPNPB yang berbasis di Wamena, bahwa anggota TPNPB berhasil bunuh satu anggota Brimob dan rampas dua pucuk senjata,” kata Sebi Sambom melalui keterangan pers mengutip jubi.id Minggu (19/6).

Sebi Sambom menegaskan, manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB-OPM di bawah pimpinan Goliath Tabuni akan selalu mengatakan bertanggung jawab, atas semua serangan di setiap kota di Papua.

“Juga termasuk pembunuhan serta perampasan senjata di Wamena pada tanggal 18 Juni 2022 ini merupakan bagian dari Operasi Pasukan TPNPB-OPM di seluruh tanah Papua,” kata Sebi Sambom lebih jauh.

Operasi Pasukan TPNPB-OPM, kata Sebi, akan terus terjadi di mana saja di teritori Papua Barat, karena itu merupakan operasi Pasukan TPNPB berdasarkan Deklarasi Perang Revolusi Tahapan 2017 di Yambi, Kabupaten Puncak Jaya, Papua.

Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB-OPM juga menyampaikan turut berduka atas terbunuhnya anggota Brimob yang merupakan orang asli Papua (OAP), karena pembunuhan ini sebenarnya tidak harus terjadi hanya karena terpaksa.

“Terpaksa artinya TPNPB butuh senjata, maka sekalipun orang asli Papua yang pegang senjata harus bunuh dia dan rampas senjata demi selamatkan tiga juta orang asli Papua,” kata Sebi tegas.

Ia mengaku sedih, namun demi menyelamatkan tiga juta penduduk asli Papua, dengan terpaksa TPNPB harus mengorbankan orang Papua sendiri.

“Hormat kepada almarhum Diego Rumaropen, engkau pahlawan yang telah serahkan dua pucuk senjata kepada pasukan TPNPB, dan pasukan TPNPB siap bunuh lebih banyak pasukan anggota militer dan polisi Indonesia menggunakan dua pucuk senjata ini,” ucapnya. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :