SINAK, ODIYAIWUU.com — Belakangan beredar berita dan gambar di media sosial terjadi mutilasi warga di Distrik Meagabume, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah.
Namun, berita dan gambar editan tersebut merupakan informasi bohong alias hoaks yang sengaja disebarkan pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggungjawab dengan tujuan membuat suasana di Puncak tidak aman.
“Saya barusan saja bersama Bupati Puncak, Pak Willem Wandik bertemu warga di sana. Ternyata, warga sendiri sampaikan bahwa informasi-informasi di luar kejadian penembakan di Meagabume itu hoaks atau berita bohong,” ujar Kepala Kepolisian Resor Puncak Kompol I Nyoman Punia melalui keterangan yang diterima Odiyaiwuu.com dari Sinak, kota Kabupaten Puncak, Papua Tengah, Kamis (9/3).
Menurut Nyoman, pihaknya membenarkan terjadi kontak tembak antara TNI dan kelompok sipil bersenjata hingga menyebabkan Terina Murib, seorang warga sipil dan Praka Jumardi, anggota TNI meninggal kemudian sekitar 8 warga terluka.
Kejadian berawal saat anggota TNI mendengar ada tembakan di tempat kejadian sehingga anggota TNI hendak ke sana. Ternyata, di sana ada anggota kelompok sipil bersenjata malah menembak anggota. Namun, kata Nyoman, terkait informasi tejadi mutilasi warga merupakan berita hoaks atau palsu.
“Bagaimana mau mutilasi, sementara kami punya anggota TNI saja jadi korban, diberondong dengan tembakan. Jadi informasi terjadi mutilasu itu hoaks, palsu,” kata Nyoman lebih jauh.
Menurut Nyoman, ia dan Bupati Willem Wandik berkunjung di Distrik Meagabume usai melakukan kunjungan di Distrik Sinak untuk melihat kondisi masyarakat yang mengungsi di Sinak.
Bupati Wandik bersama jajaran Pemerintah Kabupaten Sinak bergerak cepat menyediakan Sembilan bahan pokok yang langsung dimobilisir sang bupati untuk warga di sana. Dalam pertemuan bersama warga pengungsi mereka juga sangat merindukan kondisi Sinak kembali aman dan damai.
“Sebetulnya masyarakat sinak sangat merindukan hidup aman, damai, dan tentram. Namun, masih ada gangguan kelompok yang tidak bertanggungjawab yang ingin masyarakat merasa takut,” katanya.
Meski demikian, Nyoman mengaku, kondisi terakhir Distrik Sinak sudah berangsur-rangsur kondusif. Aparat TNI maupun Polri tetap menjaga keamanan warga mengingat mereka masih trauma akibat mengungsi keluar dari kampungnya.
Warga masih mengalami ketakutan karena menyaksikan ada warga dan anggota TNI meninggal serta banyak warga sipil yang mengalami luka. Saat ini, pihak gereja, kepala suku, pemerintah sedang bekerja sama agar dalam waktu tidak terlalu lama warga kembali ke kampung halamannya. Warga pengungsi juga berharap agar Sinak pulih dan aman kembali.
“Saya juga berharap kepada maskapai penerbangan untuk jangan takut lagi terbang ke Sinak. Saat ini anggota TNI dan Polri sudah mengamankan bandara. Kalau maskapai tidak terbang ke sana, kasihan masyarakat di sana. Ekonomi bisa lumpuh karena satu-satunya akses ke Sinak hanya melalui udara,” kata Nyoman. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)