Titus Kemong: Freeport Indonesia Punya Kontribusi Besar Bagi Dunia Pendidikan Papua - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Titus Kemong: Freeport Indonesia Punya Kontribusi Besar Bagi Dunia Pendidikan Papua

Mantan Kepala Biro Pendidikan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) Titus Kemong. Kini, LPMAK sudah berubah nama jadi YPMAK. Sumber foto: Istimewa

Loading

TIMIKA, ODIYAIWUU.com — Mantan Kepala Biro Pendidikan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) Titus Kemong mengemukakan, kontribusi PT Freeport Indonesia memiliki kontribusi besar terhadap masalah pendidikan dan pemberdayaan sosial-ekonomi bagi masyarakat Papua melalui Dana Kemitraan Freeport sebesar satu persen. Kini, LPMAK sudah berubah nama menjadi Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK).

“Selama ini PT Freeport Indonesia memberikan kontribusi sangat besar kepada masyarakat dua suku besar di lereng Gunung Nemangkawi yaitu suku Amungme dan Kamora. Perhatian itu juga diberikan perusahaan kepada enam suku kekerabatan lainnya yaitu Moni, Dani, Mee, Damai, Nduga, dan salah satu suku asli yang berdomisili di Mimika,” ujar Titus Kemong kepada Odiyaiwuu.com saat dihubungi di Timika, kota Kabupaten Mimika, Papua, Minggu (20/2).

Titus Kemong yang juga pemangku ulayat lebih jauh mengatakan, dana kemitraan satu persen Freeport Indonesia selain membiayai pendidikan bagi para siswa hingga mahasiswa putra dan putri asli Papua, terutama yang tinggal di sekitar wilayah perusahaan, dana itu juga dperuntukkan membiayai bidang kesehatan, ekonomi kerakyatan.

“Dana kemitraan itu dikelola langsung LPMAK di bawah koordinasi Lembaga Musyawarah Suku Amungme atau Lemasa dan Lembaga Musyawarah Suku Kamoro atau Lemasko. Dana kemitraan juga diberikan kepada kalangan gereja baik Katolik maupun gereja-gereja Protestan di wilayah Mimika dan sekitarnya. Tujuan dana kemitraan itu sebagai bentuk dukungan perusahaan dalam bidang sosial kemasyarakatan,” kata Titus Kemong.

Menurut Titus Kemong, saat menjabat sebagai Kepala Biro Pendidikan LPMAK ia mengaku Dana Kemitraan Freeport yang disalurkan melalui lembaga tersebut (LPMAK) digunakan membangun Sekolah Taruna Papua dan Asrama Taruna Papua mulai dari TK, SD, dan SMP di Timika, Mimika dengan kapasitas seribu anak. Bagi anak-anak yang lulus SMP Taruna Papua akan melanjutkan setudi di SMA Santu Nikolaus Lokon, Kota Tomohon, Sulawesi Utara.

Selain itu, sebagian siswa juga dikirim YPMAK melanjutkan studi di kota Semarang, Jawa Tengah setelah ditandatangani nota kerja sama dengan Yayasan Binterbusih Semarang. Para siswa dari Papua lulusan Sekolah Taruna Papua akan mengikuti pendidikan di kota itu. Selain itu, para siswa lulusan Sekolah Taruna Papua juga dikirim ke sekolah-sekolah di Jawa maupun Bali melalui Program Beasiswa YPMAK.

“Saya mengucapkan terimasih kepada Gubernur Sulawesi Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan DKI karena selama anak-anak kami dari Papua melanjutkan sekolah atau kuliah para Gubernur di atas sangat mendukung para siswa maupun mahasiswa dengan memberikan keamanan dan kenyamanan bagi mereka selama sekolah atau kuliah hingga selesai. Ini sesuatu yang luar biasa saya rasakan selama memimpin Biro Pendidikan LPMAK,” kata Titus Kemong.

Pada bagian lain, selain kerja sama dengan sejumlah lembaga pendidikan maupun perguruan tinggi swasta maupun negeri di Papua maupun luar Papua, jauh sebelum berubah nama menjadi YPMAK, hingga kini masih berjalan. Misalnya, lembaga pendidikan tingga swasta maupun negeri baik di Papua, Papua Barat, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan DKI Jakarta.

“Para siswa maupun mahasiswa yang dikirim LPMAK/YPMAK banyak yang jadi pilot, dokter, guru, perawat, arsitek, dan lain-lain. Ada juga yang bekerja di berbagai instansi pemerintah maupun perusuhaan-perusahaan lainnya dengan kapasitas dan kapabilitas personal mumpuni. Artinya, kami sangat merasakan keberadaan Dana Kemitraan Freeport Indonesia yang memberikan kontribusi besar kepada masyarakat Papua, khususnya suku Amungme dan Kamoro serta enam suku kekerabatan yang tinggal Timika,” kata Titus Kemong.

Menurut Titus Kemong, selain komitmen perusahaan di bidang pendidikan, Freeport Indonesia juga sangat care terhadap masalah kesehatan masyarakat, sesuatu yang juga menjadi core bussiness perusahaan pertambangan kelas dunia melalui corporate sosial responsibility (CSR).

“Dana Kemitraan itu juga digunakan YPMAK membangun Rumah Sakit Mitra Masyarakat atua Rumah Sakit Karitas di Timika. Rumah sakit ini sangat membantu masyarakat umum dan masyarakat lokal untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Rumah Saki Karitas Timika adalah rumah sakit dengan kualitas pelayanan prima setelah kerjasama dengan sejumlah rumah sakit baik di Jakarta maupun di Jawa Tengah,” kata Titus Kemong.

Bupati Kabupaten Mimika Eltinus Omaleng mengemukakan, masyarakat suku Amungme adalah penduduk asli yang turun-temurun mendiami kawasan di sekitar areal penambangan Freeport Indonesia yang terletak di Tembagapura. Suku Amungme merupakan pemilik ulayat dan diakui sesuai Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria.

“Suku Amungme sudah hidup turun-temurun di sekitar lembah Waa Banti, Aroanop, dan Tsing. Saat ini, wilayah lembah itu menjadi daerah penambangan emas dan tembaga yang dikelola Freeport Indonesia. Masyarakat suku Amungme sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan pemegang hak ulayat seharusnya dan sepantasnya mendapatkan kehidupan yang sejahtera, dilindungi serta dijamin oleh negara berkaitan dengan hak-hak dasar,” kata Eltinus Omaleng dalam buku karyanya, Papua Minta Saham: Posisi Papua di Tengah Renegosiasi Kontrak dan Divestasi Saham PT Freeport Indonesia, yang terbit tahun 2006.

Sebelumnya, melalui media ini diberitakan, YPMAK menggelontorkan dana sebesar Rp. 5 miliar milik yayasan membantu umat melalui panitia pembangunan guna merampungkan gedung Gereja Kingmi Bahtera, Distrik Mimika Baru, Timika, Provinsi Papua.

Pada Kamis (17/2 2022) pihak YPMAK menyerahkan bantuan dana sebesar Rp 2 miliar yang dilakukan secara simbolis kepada Panitia Pembangunan Gedung Gereja Bahtera bertempat di Hotel Horison Ultima. Yayasan memahami bahwa dalam membangun gereja tentu membutuhkan dana yang besar sehingga pihak yayasan memberikan sedikit dukungan kepada Gereja Kingmi Bahtera. Dana tersebut akan digunakan merampungkan gereja yang beralamat di Jalan C. Heatubun, Distrik Mimika Baru, Timika.

“Kami dari lembaga dalam bentuk partisipasi kami juga menyediakan nilai yang sesuai dengan kami punya kemampuan sehingga kami berharap jangan lihat nilainya, namun semoga bisa membantu dalam proses pembangunan,” ujar Direktur YPMAK Vebian yang dikutip Odiyaiwuu.com di Jakarta, Sabtu (19/2).

Ketua Panitia Pembangunan Gereja Induk Kingmi Bahtera Kabupaten Mimika Petrus Omabak mengatakan, pihak panitia sudah mulai bergerak mengerjakan gedung Gereja Bahtera sejak tahun 2014 hingga saat ini.

“Kami sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan YPMAK karena turut memberi perhatian kepada gereja. Sebelumnya, YPMAK sudah membantu kami Rp 3 miliar dan sekarang YPMAK resmi memberikan bantuan lagi Rp 2 miliar. Jadi total sudah Rp 5 miliar,” kata Petrus Omabak saat menerima bantuan Rp 2 miliar di Hotel Horison Ultima, Kamis (17/2). (Ansel Deri, Herman Dessa/Odiyaiwuu.com)

 

Tinggalkan Komentar Anda :