MAKASSAR, ODIYAIWUU.com — Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya dr Mawartih Susanty, Sp.P di rumah dinasnya di daerah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nabire, Papua Tengah, Kamis (9/3).
“Peristiwa ini meninggalkan duka mendalam bagi seluruh anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI), keluarga, teman-rekan, dan orang-orang yang mengenal almarhumah. Selamat jalan sejawat terbaik. Jasa dan pengabdian sejawat akan selalu dikenang,” ujar Ketua PB IDI Dr dr Mohammad Adib Khumaidi, Sp.OT melalui keterangan tertulis yang diterima Odiyaiwuu.com di Jakarta, Senin (13/3).
Khumaidi mengatakan, keluarga besar IDI mengungkapkan rasa bangga dengan sejawatnya, dr Mawar, yang ditemukan sudah tak bernyawa lagi. Almarhumah disebut sejawat IDI yang memiliki dedikasinya luar biasa besar dalam pengabdiannya profesi sebagai dokter. Jasa dan pengabdian Almarhumah akan selalu dikenang.
“PB IDI sudah berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Ketua IDI Cabang Nabire dan Ketua IDI Wilayah Papua. PB IDI dan IDI Nabire akan terus mengawal investigasi penyebab kematian almarhumah dr Mawartih. Mengenai informasi penyebab kematian yang beredar di media dan sosial media, kami meminta seluruh pihak untuk menunggu pengumuman hasil otopsi untuk menghindari misinformasi,” kata Khumaidi.
Ketua IDI Cabang Nabire dr Oktovianus Saranga, Sp.OG mengatakan, IDI Cabang Nabire sangat berduka kehilangan dr Mawartih Susanty, Sp.P. dr Mawartih sudah berdinas di Nabire sejak 5 tahun lalu. Ia tidak hanya dokter spesialis paru satu-satunya di Nabire. Jenazah dr Mawartih diterbangkan dari Nabire ke Makassar dan tengah diotopsi seijin keluarga.
“Semasa hidup, Almarhumah berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan edukasi yang diadakan IDI maupun pemerintah daerah. Ia juga dikenal ramah dan selalu menolong orang. IDI Nabire siap membantu penyelidikan penyebab meninggalnya beliau,” kata dr Oktovianus.
Khumaidi mengingatkan, perihal jaminan keamanan dan keselamatan para dokter yang bertugas di Papua, pihak PB IDI sudah diminta kepada pemerintah untuk memberi perhatian. Hal tersebut perlu mengingat sebelumnya juga dr Soeko meninggal saat peristiwa kerusuhan Wamena tahun 2019. Juga kekerasan yang menimpa sejumlah tenaga kesehatan dan penyerangan terhadap fasilitas kesehatan di Pegunungan Bintang, Papua tahun 2021.
PB IDI meminta pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta seluruh aparat keamanan di daerah terutama di wilayah konflik untuk memberikan jaminan keamanan dan keselamatan kepada tenaga kesehatan yang bertugas di daerah tersebut.
“Hal penting untuk mengatasi kendala dalam pemerataan dokter terutama dokter spesialis di daerah adalah belum ada jaminan keselamatan dan keamanan bagi para tenaga kesehatan yang bertugas, terutama di wilayah konflik,” lanjut Khumaidi.
PB IDI, kata Khumaidi, juga meminta pemerintah memperbaiki infrastruktur, termasuk akses menuju fasilitas kesehatan sehingga baik tenaga kesehatan dokter maupun masyarakat bisa mengakses layanan kesehatan dengan lebih baik. PB IDI akan selalu menjadi mitra strategis pemerintah untuk mendorong berkembangnya layanan kesehatan di Indonesia.
“Namun, kendala pemerataan dokter spesialis di daerah terutama wilayah terpencil akan sulit diatasi apabila hal-hal seperti jaminan keamanan dan keselamatan serta akses infrastruktur tidak diperbaiki oleh pemerintah,” ujarnya.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin sebelumnya menegaskan, pihaknya memberikan atensi atau perhatian meninggalnya dr Mawartih Susanty, Sp.P (47), dokter spesialis paru satu-satunya di Papua Tengah yang bertugas di provinsi baru itu.
dr Mawartih ditemukan tewas dalam kondisi mulut berbusa di rumah dinasnya di Kompleks Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nabire, Kamis (9/3) sekitar pukul 19.00 WIT. Informasi berpulangnya dokter spesialis paru yang mengabdi di Nabire akhirnya didengar Menteri Budi Gunadi.
“Saya sudah minta diteliti penyebab kematiannya. Nanti saya minta secara resmi di-up date. Saya sedang berkomunikasi dan berkoordinasi dengan sejumlah pihak perihal layanan kesehatan di Papua yang terbilang rawan bagi para tenaga kesehatan,” ujar Budi Gunadi di Jakarta, Jumat (10/2).
Kepala Kepolisian Resor Nabire AKBP I Ketut Suarnaya mengatakan, saat ini jajaran Polres Nabire tengah melakukan penyidikan guna mengungkap penyebab kematian korban.
“Benar adanya penemuan mayat yang merupakan seorang dokter. Kini kasus tersebut tengah kami selidiki,” ujar Suarnaya di Nabire, Jumat (10/3). (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)