NABIRE, ODIYAIWUU.com — Umat Hindu di Provinsi Papua Tengah, Minggu (10/3) menggelar pawai ogoh-ogoh dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1946 yang jatuh pada Senin, 11 Maret 2024.
Pawai ogoh-ogoh dimulai Minggu (10/3) pukul 12.40 hingga 16.05 WIT bertempat di Pura Puja Dewata, Jalan Poros Bumi Raya, Kampung SP-1, Distrik Nabire Barat, Kabupaten Nabire, Papua Tengah.
Pawai diikuti kurang lebih 150-an umat Hindu yang menetap di Nabire dan kabupaten-kabupaten di provinsi di wilayah adat Meepago. Pawai ogoh-ogoh didahului serangkaian kegiatan dalam rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi.
Sekitar pukul 12.40 WIT dilakukan kegiatan ibadah Mecaru, yaitu pembersihan alam raya (bhuana agung) secara simbolis dalam menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1946 dipimpin oleh Pemangku atau Pinandite I Nyoman Dana, S.Pd.
Setelah itu, pukul 13.01 WIT kegiatan ibadah Mecaru berakhir dan dilanjutkan dengan persiapan pawai ogoh-ogoh, yang diarak mengelilingi lingkungan SP-1 dan SP-2 oleh umat Hindu.
Kemudian, pukul 13.38 WIT umat menaikkan ogoh-ogoh, yang merupakan simbol keserakahan, angkara murka, dan nafsu duniawi ke atas mobil yang akan digunakan selama pawai berlangsung.
Pada pukul 13.54 WIT, ogoh-ogoh mulai diarak keliling melewati rute Jalan Poros Bumi Raya SP-1, Jalan Poros Nabire Wanggar, Jalan Distrik, Jalan Palapa, Jalan Poros SP-2 Waroki kemudian kembali ke Pura Puja Dewata.
Sekitar pukul 15.24 WIT pawai ogoh-ogoh kembali ke dalam halaman pura untuk dibakar bersama warga. Pada pukul 15.33 WIT prosesi pembakaran ogoh-ogoh sebagai simbol kemampuan manusia sejati diharapkan dapat mengendalikan sifat-sifat keserakahan, angkara murka, dan nafsu duniawi dalam kehidupan sehari-hari.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Papua Tengah Dewa Sukawali di hadapan umat Hindu mengatakan, Hari Raya Nyepi dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1946 yang dirayakan umat Hindu sangat istimewa.
“Hari Raya Nyepi bertepatan dengan rangkaian Hari Raya Kuningan, yang merupakan perayaan hari kemenangan manusia mengendalikan hawa nafsunya, di mana bertepatan Hari Ulang Tahun Pura Puja Dewata Nabire, tempat kita berada sekarang ini,” ujar Dewa Sukawali.
Menurutnya, ogoh-ogoh merupakan simbol kekuatan jahat, hawa nafsu, dan angkara murka yang selalu berusaha menguasai diri manusia, baik di dalam (bhuana alit) maupun diluar diri di alam semesta (bhuana agung).
Simbol kekuatan jahat itu, kata Sukawati, akan dikumpulkan menjadi satu melalui pawai ogoh-ogoh yang merupakan kegiatan simbolis menarik aneka energi jahat yang berada di alam semesta yang dikumpulkan dalam wujud ogoh-ogoh guna diarak, ditempatkan dan dibakar, dimusnahkan (praline) atau didaur-ulang menjadi sifat-sifat yang lebih baik.
Dengan demikian, dalam melaksanakan Hari Raya Nyepi umat Hindu berada dalam keadaan diri dan lingkungan yang bersih lahir-bathin.
Tokoh masyarakat Bali penganut Hindu yang juga Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 1703/Deiyai Letkol Inf I Wayan Deddy Suryanto, SE dalam kesempatan tersebut juga bicara terkait makna Hari Raya Nyepi dan pelaksanaan Pemilu serentak 2024 di hadapan umat Hindu yang mengikuti pawai ogoh-ogoh.
“Peringatan Hari Raya Nyepi umat Hindu Papua Tengah kali ini memiliki makna berarti. Raya Nyepi bersamaan dengan pelaksanaan Pemilu 2024. Pemilu merupakan pesta demokrasi yang dilaksanakan seluruh rakyat Indonesia. Pelaksanaan Pemilu di Papua Tengah hendaknya didasari oleh niat dan cara yang baik,” ujar Deddy kepada Odiyaiwuu.com dari Nabire, Papua Tengah, Senin (11/3).
Menurut Deddy, etika dan sopan santun sejatinya menjadi keutamaan dalam hati setiap orang untuk memilih para pemimpin guna membawa nasib negara di masa kini dan akan datang lebih baik lagi. Pihaknya juga mengajak umat Hindu, bersyukur, Pemilu di Papua Tengah telah dilaksanakan bersama dengan aman, damai dan lancar.
“Meskipun di beberapa daerah masih diperlukan komunikasi yang lebih intens semua pihak, stakeholder guna menyukseskan jalannya Pemilu demi kebaikan bersama. Dengan niat yang baik dan usaha bersama, kerja keras, dan ridho dari Ida Sang Hyang Widi Wasa, Tuhan yang Maha Esa, segala permasalahan akan terselesaikan dengan baik,” kata Deddy.
Sekitar pukul 16.05 WIT pelaksanaan ibadah Nyepi dimulai oleh umat PHDI Kabupaten Nabire, Papua Tengah. Seluruh rangkaian kegiatan berjalan aman dan lancar. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)