WAGHETE, ODIYAIWUU.com – Pastor Paroki Kristus Kebangkitan Kita Damabagata Romo Ibrani Gwijangge, Pr mengatakan, tema Natal 2021 yaitu Cinta Kasih Kristus yang Menggerakkan Persaudaraan. Tema ini mengajak umat merefleksikan makna kebangkitan dari kecemasan dan duka. Jawaban yang pasti dari Tuhan, kita dipandang paling istimewa di hadapan-Nya. Cinta kasih Kristus dapat membawa sukacita tak terkatakan dalam hidup umat-Nya.
“Hati yang remuk redam dan tersesat dapat dipulihkan oleh sentuhan cinta kasih-Nya. Kasih Kristus harus dinyalakhkan di tengah keluarga, dinyalahkan di emauwa atau honai rumah adat atau honai, dan bermekar dalam tindakan, perkataan dan perbuatan,” ujar Romo Ibrani Gwijangge Pr kepada Odiyaiwuu.com dari Waghete, Kabupaten Deiyai, Papua, Minggu (26/12).
Persaudaraan yang sejati, lanjutnya, mesti berasal dari dorongan iman pribadi kepada orang lain. Orang lain pun kita yakin bahwa dalam dirinya membawa cinta kasih Kristus. Dengan demikian, perjumpaan dan Salam Natal sungguh-sungguh membawa perubahan kepada keselamatan kini dan di sini.
“Natal kali ini kita dikunjungi Tuhan Allah secara istimewa, terutama Tuhan melihat kondisi kecemasan dan duka kita. Kita telah mendengar dalam Sabda-Nya, kunjungan Tuhan membuat segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita (Yes 52:7-10). Kita pun mestinya melihat keselamatan itu dengan mata batin dan iman yang benar. Sebab sesungguhnya Allah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya yang terbungkus kain lampin itu. Iman yang terpelihara: Bayi Yesus dialami dalam kelompok kekeluargaan,” katanya.
Menurut Ibrani Gwijangge, Pr, imam Katolik orang asli Papua asal Kabupaten Nduga, Papua, sudah menjadi tradisi bahwa pada tanggal 25 Desember, umat Katolik Paroki Kristus Kebangkitan Kita Damabagata mengadakan syukuran dengan bakar batu babi. Pada lima tahun berjalan, bakar batu dibuat berdasarkan ikatan kelompok keluarga, klen dan juga berdasarkan komunitas-komunitas basis gerejawi.
“Pada Natal 25 Desember 2021, usai Misa terlihat asap bara timbul di mana-mana, bagaikan asap dupa membumbung sekeliling paroki. Inkulturasi terjadi, di mana iman yang dialami dalam gereja perlu membumikan dalam tradisi dan kearifan lokal. Yesus yang lahir dipestakan, disyukuri dan dialami bersama ibu tanah, ibu dusun dan para leluhur di emauwa,” katanya.
Menurut Romo Ibrani Gwijangge Pr, dengan makan bersama dalam kelompok-kelompok keluarga dan emauwa (rumah adat khas Deiyai) Bayi Natal menjadi milik bersama. Begitulah cara menghidupi Kasih Kristus di tengah umat di Paroki Damabagata,” ujar Romo Ibrani Gwijangge lebih lanjut. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com, bagian kedua; selesai)