JAYAPURA, ODIYAIWUU.com — Mantan Gubernur nonaktif Papua Lukas Enembe, SIP, MH meninggal di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, Selasa (26/12). Berpulangnya Enembe menyisakan duka mendalam tak hanya bagi keluarga, kerabat, dan sahabat.
Duka mendalam juga dialami para birokrat di kabupaten maupun kota di tanah Papua tak terkecuali Tolikara. Enembe menyusul Wakil Gubernur Klemen Tinal, SE, MM yang meninggal di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat pada Jumat (21/5 2021), sekitar pukul 04.00 WIB.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Tolikara, Imanuel Gurik, SE, M.Ec.Dev atas nama pimpinan dan staf Bappeda Tolikara menyampaikan duka mendalam kepada Yulce Wenda, isteri mendiang Lukas Enembe dan anak-anak mereka: Astract Bona TM Enembe, Eldorado Gamael Enumbi, dan Dario Alvin Nells Isak Enembe serta pemerintah dan masyarakat bumi Cenderawasih.
“Saya atas nama pimpinan dan staf Bappeda Tolikara menyampaikan duka mendalam berpulangnya mantan Gubernur Papua, Bapak Lukas Enembe. Kami semua dan tentu saja masyarakat di honai, di gunung, pantai, rawa, kampung hingga kota di Papua sungguh merasakan berbagai kemajuan selama kepemimpinan Bapak Lukas Enembe bersama Bapak Klemen Tinal. Beliau berdua adalah pemimpin visioner dan tokoh kami semua yang sangat komit terhadap distribusi kebijakan pembangunan selama kepemimpinannya,” ujar Imanuel kepada Odiyaiwuu.com dari Jayapura, Papua, Rabu (27/12).
Imanuel, birokrat muda dan tokoh Papua Pegunungan dari Tolikara, juga mengaku, Lukas Enembe sungguh sosok pemimpin bertangan dingin yang mengabdi sepenuh hati hingga ajal menjemputnya.
Baik Enembe dan Klemen Tinal, lanjt Imanuel, meninggalkan warisan, legacy berharga terutama dalam nilai-nilai kerja keras, konsisten, peduli, dan solidaritas menembus sekat-sekat primordial serta sukses mengemban mandat rakyat selama kepemimpinan di Papua memajukan masyarakat dan daerah yang dikasihnya.
“Sebagai gubernur, Bapak Lukas Enembe selalu menunjukkan komitmen tinggi terhadap pemerataan dan keadilan. Nilai ini menempel dalam hatinya dan selalu dipegang teguh sebagai panduan untuk diterapkan dalam setiap kebijakan pembangunan sehingga saat ini masyarakat Papua merasakan manfaatnya,” kata Imanuel.
Masyarakat Papua, baik di Provinsi Papua, Papua Selatan, Papua Pegunungan maupun Papua Tengah merasa kehilangan sosok seorang pemimpin yang lahir dari rahim tanah Papua lalu kembali melayani masyarakatnya melalui kepemimpina formal sejak menjadi bupati hingga gubernur.
“Pak Lukas bukan hanya seorang pemimpin formal dan kultural tetapi juga inspirator yang selalu memperjuangkan kesetaraan dan keadilan di hamper semua aspek kehidupan sosial kemasyarakatan di Papua. Ia menggenggam erat mottonya, Kasih Menembus Perbedaan. Motto ini bukan sekadar sebuah frasa namun prinsip yang mendasari setiap kebijakan yang diambil selama menjadi gubernur,” kata Imanuel.
Menurut Imanuel, Enembe juga memahami bahwa kasih adalah kunci untuk merajut persatuan di tengah heterogenitas suku, agama, ras, dan golongan di tanah Papua. Dalam konteks lokal, katanya, Enembe memiliki kontribusi besar dalam mendorong pembangunan di wilayah-wilayah di Papua, termasuk Tolikara.
“Pemerintah dan masyarakat Tolikara turut merasakan manfaat dari kebijakan yang diterapkan Almarhum semasa hidup. Kepemimpinan beliau telah membawa dampak positif, terutama dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Imanuel menambahkan, Lukas Enembe adalah pemimpin dan tokoh besar yang lahir di kota Injil Kabupaten Tolikara. Karena itu, ia mengajak masyarakat dan semua elemen berdoa agar Alarhum Bahagia di Surga. Selain itu, ia juga meminta agar masyarakat dan semua elemen di Tolikara meneruskan semangat dan visi beliau dalam membangun Papua yang lebih baik dimulai dari kampung, distrik hingga kabupaten.
“Kami akan terus mengingat dan menghormati perjuangan Bapak Lukas Enembe dan berusaha mewujudkan cita-cita luhur untuk masyarakat Papua yang lebih adil dan Sejahtera. Banyak karya pembangunan yang beliau telah diperjuangkan dan dikerjakan. Agenda yang belum terselesaikan, dititipkan kepada generasi ini. Hari ini kami berduka. Namun, sebagai umat beriman kami percaya Tuhan akan menyambut Bapak Lukas Enembe di pintu Surga,” kata Imanuel.
Pengacara Enembe, Petrus Bala Pattyona mengatakan, saat ini jenazah kliennya disemayamkan di Rumah Duka dan Krematorium Sentosa RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Jakarta. Menurut rencana, jenazah akan diterbangkan ke Papua Kamis (28/12) pukul 01.00 WIB.
“Memang penerbangan dikatakan jam 12.00 (malam), tetapi tadi kami dapat informasi dari airline (maskapai), jadi jam 01.00 subuh, Kamis, dan nanti landing di Papua jam 07.00 pagi,” ujar Bala Pattyona kepada Odiyaiwuu.com saat dihubungi di Jakarta, Rabu (27/12).
Petrus menerangkan, setiba di Papua, jenazah Enembe akan diberi penghormatan. Selain itu, ia mengaku telah berkoordinasi dengan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) terkait kepulangan jenazah Lukas Enembe.
“Nanti, sampai di sana (Papua), karena beliau adalah mantan gubernur yang sangat berjasa, mungkin ada acara protokoler. Seremoninya seperti apa? Saya belum tahu,” kata Bala Pattyona, pengacara kelahiran kampung Kluang, Desa Belabaja (Boto), Nagawutun, Lembata, NTT.
Enembe lahir di Tolikara, Papua, 27 Juli 1967. Enembe menjabat Gubernur Papua dua periode, 2013-2018 dan 2018-2023. Lukas, suami Ny Yulce W Enembe dikaruniai tiga anak, yaitu Astract Bona TM Enembe, Eldorado Gamael Enumbi, dan Dario Alvin Nells Isak Enembe. Sebelum menjabat Gubernur Papua, Enembe juga tercatat sebagai Bupati Puncak Jaya.
Enembe mengenyam pendidikan di SD YPPGI Mamit tahun 1983. Ia kemudian masuk SMPN 1 Jayapura dan lulus SMAN 3 Sentani tahun 1986. Lukas kemudian masuk Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Sam Ratulangi Manado dan lulus tahun 1995. Tahun 2001 Enembe belajar di The Christian Leadership & Secound Leanguestic, Cornerstone College, Australia.
Sepulang dari negeri Kanguru, ia mengawali karier sebagai calon pegawai negeri sipil (CPNS) hingga PNS di Kantor Sospol Kabupaten Merauke. Tahun 2001, ia terpilih menjadi Wakil Bupati Kabupaten Puncak Jaya, mendampingi Eliezer Renmaur. Kariernya menanjak setelah terpilih menjadi Bupati Puncak Jaya dalam usia 40 tahun.
Pada tahun 2013, Enembe maju menjadi calon Gubernur Papua berpasangan dengan Klemen Tinal dan rakyat memilih pasangan ini memimpin Papua periode 2013-2018. Pasangan ini kembali terpilih mempimpin Papua periode kedua setelah mendulang 1.939.539 suara atau 67,54 persen periode 2018-2023.
Enembe juga tercatat sebagai kader senior Demokrat Papua yang memimpin partai itu periode 2006-2011, 2012-2017, dan 2017-2022. Lalu pada periode 2022-2027, ia kembali terpilih pada periode keempat memimpin Partai Demokrat Provinsi Papua. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)