JAYAPURA, ODIYAIWUU.com — Sejumlah hamba Tuhan dan pendeta di lingkup Gereja Injili di Indonesia (GIDI) di tanah Papua meminta Gubernur Lukas Enembe dan Bupati Mamberamo Tengah Ricky Ham Pagawak untuk saling memaafkan satu sama lain.
Meski para gembala dan pendeta dari bumi Cendrawasih tak menyebut apa alasan di balik ‘keretakan hubungan’ Enembe dan Pagawak sehingga perlu saling memaafkan, tetapi permintaan agar keduanya saling memaafkan ditempuh mengingat mereka adalah kader GIDI.
Para gembala dan pendeta menyebut, belakangan Bupati Mamberamo Tengah (Mamteng) Ricky Ham Pagawak tersandung kasus dugaan korupsi lalu memunculkan pro dan kontra di tengah masyarakat. Kasus yang menyeret nama Pagawak meski belum berkekuatan hukum tetap, toh Pagawak, kader GIDI itu melarikan diri ke Papua Nugini pasca ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masuk daftar pencarian orang (DPO).
Ketua Wilayah Pantai Utara (Pantura) GIDI Pendeta Iker Rudy Tabuni, M.Th dalam sebuah press conference yang digelar di Jayapura, Sabtu (23/7) menyampaikan pesan khusus untuk Gubernur Papua Lukas Enembe dan Ricky Ham Pagawak agar selaku kader gereja saling intropeksi dan memaafkan demi masa depan Papua yang lebih baik.
“Kami mengimbau kepada para hamba Tuhan dan jemaat Gereja Injili di Indonesia, khususnya di wilayah Pantura berdoa agar Tuhan memberikan petunjuk untuk mengakhiri masalah ini,” ujar Pendeta Tabuni didampingi Penasehat Klasis GIDI Cycloop Sentani Pendeta Powel Wanimbo, S.Th, Sekretaris Klasis GIDI Port Numbay Evangelis Yulius Maga Weya, STh, dan Ketua Klasis GIDI Port Numbay Pendeta Yusman Kogoya, S.Th melalui keterangan yang diterima Odiyaiwuu.com, Minggu (24/7).
Iker Rudy Tabuni merasa prihatin dengan situasi yang menimpa salah satu kader GIDI, yakni Ricky Ham Pagawak atas dugaan kasus tindak pidana korupsi suap atau gratifikasi. Ironisnya, dugaan tindak pidana korupsi tersebut tanpa disertai bukti-bukti kuat.
Pendeta Weya menuturkan, kasus yang mendera Pagawak membuat jemaat semakin gelisah karena semua kader GIDI selalu berhimpun dan beribadah. “Kami berpesan untuk semua kader GIDI yang berada di manapun agar bahu membahu, bersatu guna mencari solusi atau jalan keluar,” kata Weya menambahkan.
Menurut Weya, pihaknya melihat kasus yang membelit Ricky Ham Pagawak bukan murni kasus hukum, tetapi akumulasi dari rentetan persoalan yang bermula terkait aksi penolakan daerah otonom baru (DOB) provinsi di Papua. Namun, persoalan DOB sengaja dipolitisir pihak lain untuk kepentingan tertentu lalu mengorbankan Bupati Pagawak.
Oleh karena itu, pihak gereja meminta aparat penegak hukum berani menyampaikan waktu penangkapan, nominal yang disebut-sebut dikorupsi Pagawak serta menunjukkan bukti-bukti dugaan korupsi sehingga tidak melahirkan pertanyaan dan kegelisahan di tengah umat GIDI.
“Kami minta pihak Komisi Pemberantasan Korupsi dan Polda Papua agar benar ada bukti operasi tangkap tangan atau OTT mohon dijelaskan duduk perkaranya,” kata Weya.
Sedangkan Yusman Kogoya mengatakan, selaku gembala umat, ia memiliki kewajiban melindungi, mengayomi, menjaga, dan mendoakan mereka (Enembe dan Pagawak) sebagai orang hebat yang Allah titip untuk membangun dan memberkati seluruh masyarakat Papua.
“Pemerintah harus melihat dengan jeli dan bijak dalam situasi yang sedang terjadi. (Papua) sudah banyak masalah dan jangan sampai tambah masalah lagi. Itu berarti dengan sengaja memperkeruh suasana di tanah Papua,” ujar Kogoya.
Pihaknya juga memohon agar masalah ini diklarifikasi lebih cepat lebih baik, tidak diulur-ulur bahkan melakukan pembiaran.
Powel Wanimbo menambahkan, para hamba Tuhan menawarkan solusi bagi kedua kader terbaik GIDI untuk saling menerima dan memaafkan satu sama lain. “Kami para hamba Tuhan bersedia memfasilitasi pertemuan kedua adik kami, untuk berdamai dan rekonsiliasi,” ujar Wanimbo.
Sekadar diketahui, Lukas Enembe dan Ricky Ham Pagawak bertarung memperbutkan kursi Ketua DPD Partai Demokrat Papua periode 2022-2026 saat berlangsung Muasyawarah Daerah (Musda) IV Partai Demokrat di Hotel Suni Garden Lake Hotel Sentani, Papua, Sabtu (19/7).
Dari 29 Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat seluruh Papua, 19 DPC memberikan dukungan kepada Ricky Ham Pagawak untuk memimpin Partai Demokrat Papua periode 2022-2026. Sebanyak 19 DPC tersebut yakni Kabupaten Kepulauan Yapen, Supiori, Waropen, Keerom, Sarmi, Mamberamo Raya, Kota Jayapura, Boven Digoel, Merauke, Mappi, Yalimo, Mamberamo Tengah, Jayawijaya, Nabire, Intan Jaya, Mimika, Dogiyai, dan Puncak.
Secara tegas, Pagawak menyatakan bahwa sebagai kader Partai berlambang mercy tersebut dirinya siap untuk memimpin. “Ini dukungan resmi, tidak dibuat-buat, dan tidak ada paksaan. Ini merupakan kebersamaan yang kita bangun hampir kurang lebih tujuh tahun yang dihasilan dalam surat dukungan dari 19 DPC. Kepercayaan ini bukan kepercayaan kepada saya pribadi, tetapi kepada Partai Demokrat Papua dan juga DPP Partai Demokrat,” kata Ricky Ham Pagawak.
Sementara itu, Lukas Enembe sebagai kandidat incumbent hanya puas dengan 10 suara dukungan DPC Demokrat Papua. Namun, keputusan DPP Partai Demokrat di luar dugaan dengan memenangkan Lukas Enembe. Langkah Pagawak kandas di tengah jalan.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY memilih Enembe sebagai Ketua DPD Demokrat Papua periode 2022-2026 di Jakarta Jumat (1/7).
“Keputusan yang diambil Bapak Agus Harimurti Yudhoyono dan timnya sangat tepat dan bijaksana. Keputusan tersebut bukti obyektifitas atas kinerja yang ditunjukkan Pak Lukas Enembe memimpin Partai Demokrat Papua dan bersinergi dengan para pengurus memajukan partai di Papua,” ujar Pelaksana Tugas Ketua DPC Demokrat Deiyai Natalis Edowai kepada Odiyaiwuu.com dari Waghete, kota Kabupaten Deiyai, Papua, Sabtu (2/7).
Natalis yang juga salah seorang kader potensial di Deiyai menambahkan, dirinya selaku kader di daerah bersama para pengurus di Deiyai, wilayah adat Meepago, menyambut gembira terpilihnya kembali Lukas Enembe menahkodai partai berlambang bintang mercy itu periode keempat di bumi Cendrawasih.
“Keputusan Pak AHY dan timnya sangat bijak. Saya bersama jajaran pengurus Parta Demokrat Deiyai yakin Demokrat akan semakin berjaya di masa akan datang di Papua. Di bawah kepemimpinan Pak Lukas, Demokrat akan tetap menjadi alat perjuangan politik mengabdi rakyat tanah Papua. Selama empat periode dipimpin Pak Lukas hasilnya sudah teruji dan terbukti,” kata Natalis lebih lanjut.
“Saya tahu. Pak Lukas Enembe bukan sekadar seorang pemimpin politik namun pemimpin kultural yang mewarisi jiwa kepemimpinan yang sejuk dan selalu menjembatani setiap perbedaan pendapat tak hanya internal namun di tingkat akar rumput. Pak Lukas memiliki jiwa merangkul sehingga kami berharap perbedaan yang terjadi antar semua elemen disatukan kembali demi kebesaran dan kejayaan Partai Demokrat di tanah Papua,” ujar Natalis. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)