ENAROTALI, ODIYAIWUU.com — Bupati Kabupaten Paniai Meki Fritz Nawipa menggandeng Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bank Papua guna mendorong program layanan keuangan tanpa kantor bagi petani (Laku pandai). Laku pandai maksudnya para petani tidak perlu ke bank tetapi bisa menyetor uang di kebun.
Langkah menggandeng Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bank Papua itu sebagai salah satu cara efektif memacu perkembangan dan pertumbuhan ekonomi daerahnya melalui berbagai program pemberdayaan ekonomi rakyat. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paniai memandang baik kedua bank dan OJK memiliki visi, misi, dan program strategis untuk bersama-sama memperbaiki dan memberdayakan ekonomi rakyatnya.
“Kami sudah mengajak Bank Indonesia, OJK, dan Bank Papua untuk menyatukan visi dan misi serta program kita masing-masing untuk memberdayakan ekonomi masyarakat Paniai. Kedua bank telah bersedia untuk sama-sama membangun ekonomi rakyat Paniai,” kata Bupati Paniai Meki Nawipa kepada wartawan di Enarotali, kota Kabupaten Paniai, Papua Minggu, (9/1).
Bupati yang juga seorang pilot ini mengaku, pihaknya bersama manajemen Bank Indonesia, OJK, dan Bank Papua telah berkomitmen untuk mendukung dan mendorong daya saing kopi Paniai melalui peningkatan kapasitas, pembiayaan, dan bantuan sarana prasarana yang dipadukan dengan pembiayaan.
“Kita dorong semua sisi untuk Paniai. Kita tidak kesampingkan sektor lain tetap menjadi perhatian kami. Sektor-sektor potensial lain seperti pertanian, perikanan, peternakan. dan lain-lain sedang kita berdayakan. Sedangkan kerja sama dengan Bank Indonesia dan Bank Papua kami fokus pada sektor perkebunan. Misalnya, petani kopi akan mendapatkan bantuan kedua bank ini melalui program tanggungjawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan. Kami berharap melalui CSR kedua bank ini mampu mengurangi beban biaya para petani kopi,” kata Meki Nawipa.
Meki mengungkapkan, bantuan yang berikan oleh kedua bank melalui CSR adalah bantuan sarana, prasarana dan pembiayaan sedangkan pihaknya saat ini sedang mengupayakan pembangunan rumah pengeringan dan produksi kopi dan memberikan pembiayaan melalui ATM kopi.
“Hemat saya, yang terpenting bantuan yang akan disalurkan Bank Indonesia dan Bank Papua melalui program CSR tersebut harus efektif dan betul-betul bisa menyentuh langsung kepada petani kopi selaku penerima manfaat,” ujar Meki Nawipa.
Gebrakan Meky Nawipa menggandeng dua bank itu merupakan sebuah terobosan positif dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi warga. Meki tergolong bupati di wilayah Meepago berlatar belakang unik. Meki Nawipa adalah sosok muda putra asli Papua potensial dan diketahui merupakan seorang pilot bersertifikat lulusan sebuah akademi di Australia.
Meki memulai debutnya di dunia penerbangan yang dimulai tahun 2000. Ia berhasil menyelesaikan pendidikan dan mendapat sertifikasi Private Pilot Licence (PPL) dari Deraya Flying School, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. ahun 2004 Meki Nawipa kembali melanjutkan studi penerbangannya di Bible College of Victoria di Melbourne, Australia Utara dan memperoleh Comercial Pilot Licence (CPI/IR-ME) tahun 2006.
Sebelum itu ia sempat bergabung dengan Mission Aviation Fellowship (MAF) di Papua Nugini sebagai pilot. Pada 2008, ia berhasil mewujudkan cita-citanya menerbangkan pesawat menjelajahi daerah-daerah pedalaman di Papua dengan bekerja pada maskapai Susi Air.
Setelah sepuluh tahun menjadi pilot komersial di langit Papua, Meky Nawipa memastikan masuk dunia politik sebagai lahan pengabdian bagi masyarakat Paniai. Dewi fortuna memihaknya setelah ia memenangi pemilihan kepala daerah (Pilkada) tahun 2018. (Emanuel You/Odiyaiwuu.com)
