SORONG, ODIYAIWUU.com — Beberapa anggota komunitas yang corcen dengan anak-anak asli Papua yang putus sekolah di Kota Sorong, selama Rabu-Kamis (6-7/) menggelar aksi di di Simpang 4 atau Lampu Merah, Remu, Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya.
Dalam foto yang beredar di jagat maya, aksi galang dana itu disebut untuk membantu membayar SPP beberapa anak Papua yang putus sekolah. Foto itu kemudian memantik reaksi beragam.
“Siooo bikin malu pejabat orang asli Papua yang tidak peka dengan situasi anak Papua yang putus sekolah dan selalu bangga dengan uang OTSUS. Ya, itulah kata Achmad Albar, ‘dunia ini panggung sandiwara’ alias kotiko,” kata Alfons Arsai melalui cuitannya di grup WhatsApp Analisis Papua Strategis (APS) dan dikutip Odiyaiwuu.com, Kamis (7/9) malam.
Anggota grup lainnya, Samuel Korwa menyebut setelah melihat foto tersebut semua terpaku dengan sumber daya alam (SDA) yang melimpah ditambah dengan sumber daya manusia (SDM) yang seharusnya bisa membantu mencari jalan keluar.
“Tapi kenapa susah ya? Apakah ada ide yang kami bisa buat gebrakan untuk menciptakan SDA kita yang untuk dikelola guna membayar uang anak-anak sekolah,” ujar Samuel retoris.
Samuel menambahkan, di Papua Barat ada beberapa tambang ilegal yang ditutup tapi tetap jalan karena mereka juga pakai cara mereka untuk tetap jalan. Ia mengajukan pertanyaan, apakah kita bisa ambil alih untuk jalankan tambang-tambang ilegal itu.
“Saya sudah pernah diskusi ke teman-teman pemikir otonomi khusus dan mereka katakan kami tidak bisa kelola emas itu karena kita punya Perdasus menyangkut pengelolahan SDA,” kata Samuel. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)