JAKARTA, ODIYAIWUU.com — Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero, Maumere, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, akan menggelar konser musik amal di Jakarta dan Bogor, Jawa Barat. Konser amal penggalangan dana tersebut berlangsung mulai akhir Juni hingga 17 Juli 2023.
“Tujuan konser ini untuk mendapatkan dana biaya hidup formasi calon imam di Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero. Kami berdoa dan berharap ada donator atau pihak berbaik hati membantu biaya pendidikan para calon imam di Seminari Tinggi Ledalero,” ujar Ketua Panitia Konser Pastor Dr Pice Dori Ongen, SVD kepada Odiyaiwuu.com dari Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur, Selasa (28/6).
Konser budaya penggalangan dana bertema Buka Hati Bagi Formasi Pendidikan Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero, ujar Pastor Pice, akan melibatkan 20 frater SVD-Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero yang berkolaborasi dengan musisi nasional asal NTT seperti Ivan Nestorman, Gaspar Araja, kelompok paduan suara Mia Patria, dan sejumlah bintang tamu.
Mia Patria adalah kelompok Paduan Suara Orang Muda di area Jakarta. Kelompok ini sudah menyelenggarakan konser di Jakarta maupun Eropa. Kelompok ini turut berpartisipasi aktif dalam menyukseskan kegiatan konser amal Frater Ledalero.
Gaspar Araja adalah musisi Sasando yang berkarya di Jakarta, juga lulusan Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero yang sudah beberapa kali melaksanakan kegiatan perform musik di Jepang, Hongkong, dan Eropa. Keberadaannya turut mendukung suksesnya kegiatan konser musik amal para frater Ledalero.
Menurut Pastor Dori Ongen, doktor Ilmu Pendidikan lulusan Universitas Kepausan Salesian, Roma, selain mendapatkan biaya hidup formasi calon imam, konser dana yang terkumpul juga membantu pengadaan sarana dan prasarana formasi seminari.
Konser juga sebagai bentuk animasi misi bagi umat untuk mengambil bagian dalam misi Allah melalui lembaga Seminari Tinggi Ledalero yang menjadi sentral pengiriman misionaris ke seluruh dunia. Konser dimaksud, ujar imam kelahiran kampung Oravutu, Pulau Lembata, juga untuk pengembangan bakat dan talenta sebagai bagian dari program formasi para calon imam.
Seminari Tinggi Ledalero
Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero merupakan lembaga formasi calon imam Serikat Sabda Allah (SVD). Lembaga ini melahirkan dan membentuk calon imam biarawan misionaris yang tak hanya berkarya di Indonesia namun di seluruh dunia seperti Amerika Latin, Amerika Serikat, Eropa, Afrika, Australia, China, Jepang, dan negara-negara di Asia lainnya.
Seminari Tinggi Ledalero sudah menghasilkan 1.477 pastor misionaris SVD. Dari jumlah itu, 1.077 pastor bekerja di Indonesia dan 400 pastor bekerja di 46 negara. Selain itu, masih terdapat ribuan alumnus (eks frater atau pastor SVD Ledalero) tersebar di dalam dan luar negeri.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, Seminari Tinggi Ledalero mendapat dana untuk membiayai uang kuliah dan biaya hidup dari berbagai sumber yaitu donasi luar negeri, donasi dari dalam negeri, usaha kemandirian seminari dan usaha kemandirian Provinsi SVD Ende serta sumbangan orangtua frater sebesar 10.000.000 per tahun.
Dari tahun ke tahun seminari ini berjuang untuk bertahan secara finansial. Walau demikian, biaya hidup dan biaya kuliah juga meningkat dari tahun ke tahun. Konsekuensinya, seminari ini mengalami krisis finansial dalam membiayai hidup para frater.
Jumlah panggilan yang masuk ke Seminari Tinggi Ledalero meningkat beberapa tahun terakhir. Data tahun 2022-2023 menunjukkan, jumlah frater yang dididik di Ledalero dan aktif bersekolah di Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero adalah 339 orang. Jumlah frater yang besar mempunyai konsekuensi keuangan yang besar pula.
Saat ini, biaya kuliah setiap frater yang ditanggung seminari sebesar Rp 12.830.000 per tahun. Sedangkan biaya hidup/rumah tangga untuk setiap frater adalah sebesar Rp. 10. 800. 000/orang per tahun.
Berdasarkan laporan keuangan dari ekonom Seminari Tinggi Ledalero, seminari ini mengalami defisit sebesar Rp 2 Miliar di tahun 2022 dan mengalami defisit anggaran uang kuliah sebesar 1,5 miliar di akhir semester genap tahun 2022/2023.
Pusat SVD di Roma tidak mampu untuk mengabulkan seluruh permintaan uang kuliah. Dengan demikian, seminari ini mengalami defisit sebesar Rp 3,5 miliar sampai Mei 2023.
Krisis finansial tersebut berimbas pada kesulitan pembiayaan kuliah para frater, biaya hidup, dan minimnya sarana dan prasarana pendukung untuk kepentingan formasi.
Adanya persoalan ini berdampak pada kegiatan formasi pendidikan yang belum diaktualisasikan secara maksimal. Selain itu, krisis finansial ini juga akan berpengaruh bagi kebijakan baru yaitu mengurangi jumlah calon biarawan misionaris yang sedang berada dalam lingkup formasi.
Krisis finansial ini merupakan persoalan serius yang dihadapi Seminari Tinggi Ledalero. Oleh karena itu, lembaga ini telah mengusahakannya dengan pelbagai cara seperti meningkatkan usaha perkebunan, penghematan, mencari donatur baru di Indonesia, mengakomodir sumbangan dari orang tua dari para frater, dan pelbagai usaha lainnya.
Selain itu, pihak seminari berusaha menemukan cara-cara kreatif misalnya melalui kegiatan konser Musik untuk menggalang dana. Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja para frater dalam rangka membantu menggalang dana untuk kepentingan formasi seminari, dan tentu juga berakibat positif bagi pengembangan bakat dan pembentukan diri para frater.
Panggilan menjadi imam misionaris dalam serikat SVD di NTT, bertumbuh sangat subur. Saat ini terdapat krisis panggilan hidup khusus ini di tempat lain. Namun, panggilan di daerah NTT terus bertumbuh baik. Flores, NTT kini menjadi barometer pengiriman misionaris tak hanya dalam negeri tetapi juga ke luar negeri. Tentu, rahmat ini tidak boleh dibiarkan atau disia-siakan.
“Kami berdoa dan berrharap, semoga melalui kegiatan konser musik amal ini berbagai pihak berbaik hati membantu dan membuka jalan bagi rahmat panggilan khusus yang dianugerahkan Tuhan melalui lembaga formasi Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero,” kata Pastor Dori Ongen. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)