JAKARTA, ODIYAIWUU.com — Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura drg Aloysius Giyai, M.Kes, Rabu (20/3) meraih gelar doktor (S3) dalam acara Sidang Promosi Doktor Ilmu Pemerintahan Sekolah Pascasarjana Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) yang berlangsung di Kampus IPDN, Jalan Ampera Raya, Cilandak, Jakarta Selatan.
Putra asli Papua kelahiran Kabupaten Paniai, Provinsi Papua Tengah, 8 September 1972 itu berhasil mempertahankan disertasi berjudul Implementasi Kebijakan Percepatan Jangkauan Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua.
Tim penguji terdiri dari Wakil Rektor IPDN Jakarta Dr Drs Rizari, MBA, M.Si selaku ketua sidang mewakili Rektor Prof Dr Drs H. Hadi Prabowo, MM bersama Prof Dr Murtir Jeddawi, SH, M.Si selaku promotor serta co-promotor Dr Ella L Wargadinata, MA dan Dr Megandaru W Kawuryan, SIP, M.Si dan oponen ahli Dr Halilul Khairi, M.Si; Dr Ika Sartika, MT; Prof Dr Drs Avelinus Levaan, BA, MS; dan Prof Dr Mansyur Achmad, M.Si.
Ujian terbuka berlangsung alot selama kurang lebih dua jam. Setiap penguji diberi kesempatan oleh pimpinan sidang untuk memberikan klarifikasi dan mengajukan satu dua pertanyaan, setelah promovendus Aloysius memaparkan secara singkat hasil disertasinya.
“Dengan ini promovendus atas nama Aloysius Giyai, mahasiswa Pascasarjana Ilmu Pemerintahan Dalam Negeri dengan judul disertasi Implementasi Kebijakan Percepatan Jangkauan Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Yahukimo Provinsi dinyatakan lulus dengan IPK 3,62 dengan predikat sangat memuaskan. Mulai hari ini, tanggal 20 Maret 2024, promovendus berhak memakai gelar doktor. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, izinkanlah saya menyebut untuk pertama kali Doktor Aloysius Giyai,” ujar Rizari saat membaca hasil ujian disambut tepuk tangan hadirin.
Aloysius usai dinyatakan lulus mengatakan, tema disertasi yang diangkat dalam studi doktoralnya tersebut merupakan hasil riset tentang model pelayanan kesehatan bergerak yang cocok dilakukan di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.
“Selain sebagai studi ilmiah untuk mempertahankan gelar akademik, tetapi lebih dari itu saya berharap agar disertasi ini menjadi solusi baru untuk menjawab persoalan akses pelayanan kesehatan di Papua yang belum merata akibat isolasi geografi dengan topografi alam yang sulit dan menantang,” ujar Aloysius.
Oleh karena itu, lanjut Aloysius, pemerintah daerah baik di Kabupaten Yahukimo maupun sebagian besar kabupaten di wilayah pegunungan Papua lainnya harus berinovasi dengan menerapkan model pelayanan bergerak guna menjangkau masyarakat asli Papua yang selama ini belum tersentuh pelayanan kesehatan sama sekali.
“Dengan kondisi geografis Papua yang sulit, masih banyak masyarakat orang asli Papua di balik gunung, lembah curam, di pinggir sungai hingga rawa-rawa belum bisa mengakses layanan kesehatan. Karena itu, petugas kesehatan harus bergerak dari kampung ke kampung untuk melayani masyarakat,” lanjut Aloysius, mantan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua.
Pada kesempatan itu, Aloysius juga menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Yahukimo, terutama Bupati dan mantan Kepala Dinas Kesehatan Yahukimo Lesman Tabuni, yang telah bersedia menerimanya melakukan riset di Yahukimo dengan dukungan data-data kebijakan pembangunan kesehatan.
“Terima kasih juga kepada Pemerintah Provinsi Papua, serta jajaran direksi dan karyawan-karyawati RSUD Jayapura, tempat saya bekerja dan mengabdi, yang telah mendukung saya sehingga saya bisa berhasil meraih gelar doktor ini,” kata Aloysius.
Sementara itu, oponen ahli eksternal Avelinus dari Universitas Cenderawasih Jayapura mengatakan, ujian disertasi Aloysius memberikan satu kontribusi baru bagi pembangunan di Papua, khususnya percepatan pelayanan kesehatan yang tepat dan efektif, baik melalui darat, laut/sungai, dan udara.
“Jadi solusi model pelayanan kesehatan bergerak yang diberikan oleh Pak Dr drg Aloysius dalam disertasinya ini harus didukung regulasi dari pemerintah daerah, karena memang sangat cocok diterapkan di Papua yang wilayahnya sangat luas dan sulit,” ujar Avelinus kepada wartawan .
Avelinus juga menyampaikan apresiasi kepada Aloysius selaku yang sangat menguasai berbagai teori dalam disertasinya sebagai dalil untuk membangun model pelayanan kesehatan bergerak ini. Apalagi, model ini pernah diterapkannya saat Aloysius menjadi Kepala Dinas Kesehatan Papua tahun 2015 dalam Program Satuan Tugas (Satgas) Kaki Telanjang dan Terapung.
“Saya kira hasil disertasi ini harus juga dijabarkan kepada pemerintah daerah di Papua supaya bisa dirumuskan dalam regulasi dan kebijakan pembangunan guna mempercepat pelayanan kesehatan bagi masyarakat terisolir di Papua,” ujar Avelinus.
Puluhan warga tanah Papua yang terdiri dari tokoh Papua, politisi, praktisi, anggota keluarga, kerabat, mahasiswa serta sejumlah tamu undangan. Tampak hadir isteri Aloyosius, Nely Uyo Giyai, S.Si, M.Farm beserta sang putera Romish KH Giyai dan tokoh perempuan pendiri Yayasan Pendidikan dan Kesehatan Setiani Papua yang juga Staf Ahli Kedeputian II Bidang Pembangunan Manusia Kantor Staf Presiden Dr Rini Setiani Sutrisno Modouw, S.Pd, M.Si.
Hadir juga tokoh Papua sekaligus pengamat politik Frans Maniagasi; Tenaga Ahli Anggota DPR RI Herman Dogopia; senator terpilih Pemilu 2024 Daerah Pemilihan (Dapil) Papua Tengah Wilhelmus Pigai; praktisi hukum Marthen Goo, SH, MH; tokoh muda Elias Ramos Petege, sejumlah mahasiswa asal tanah Papua serta dua junalis senior Gusty Masan Raya dan Emanuel Dapa Loka.
Puluhan karangan bunga ucapan atas ujian promosi doktor Aloysius berjejer sepanjang lorong kampus hingga ruang ujian. Karangan bunga antara lain datang dari Penjabat Gubernur Papua Dr Muhammad Ridwan Rumasukun, SE, MM; dan Penjabat Gubernur Papua Selatan Prof Dr Ir Apolo Safanpo, ST, MT; dan Kepala Badan Kepegawaian Daerah Papua Marthen Kogoya, SH, MAP.
Selain itu, karangan bunga juga datang dari Bupati Yahukimo Didimus Yahuli, SH; Direktur RSUD Elvrida Vera Nduga dr Maria Clara Giyai, M.Kes; Penjabat Walikota Jayapura Dr Frans Pekey, Uskup Dioses Jayapura Mgr Dr Yanuarius Theofilus Matopai You; anggota DPD RI dan calon senator terpilih Dapil Papua Tengah Yorrys Raweyai; Kepala Dinas Kesehatan Mimika Reynold Rizal Ubra; Ikatan Keluarga Toraja Kota Jayapura; Keluarga Besar PT Arnetha; lain-lain. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)