TIMIKA, ODIYAIWUU.com — Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) asal Papua Herlina Murib bertemu Kepala Suku Besar Kabupaten Puncak, Pace Daibenus Murib dan Sekretaris Distrik Sinak, Pace Ketimus Telenggen di Timika, kota Kabupaten Mimika, Papua, Selasa (2/3).
“Kemarin (2/3) Saya bertemu Kepala Suku Besar Kabupaten Puncak, Pace Daibenus Murib dan Sekretaris Distrik Sinak, Pace Ketimus Telenggen di Timika. Mereka beritahu insiden penembakan yang menewaskan Makilon Tabuni, siswa kelas 6 SD dan melukai enam orang lainnya,” ujar Herlina Murib, senator asal Papua kelahiran Sinak, Kabupaten Puncak, Papua kepada Odiyaiwuu.com dari Timika, Papua, Rabu (3/3).
Menurut Herlina Murib, usai melakukan kunjungan kerja di Jayapura kemudian melanjutkan kunjungannya di Mimika, di sela-sela kunjungannya di SP-7 Timika, pihaknya bertemu dengan Kepala Suku Besar Kabupaten Puncak, Daibenus Murib dan Sekretaris Distrik Sinak Ketimus Telenggen, dua tokoh penting Kabupaten Puncak setiba dari Distrik Sinak. Herlina merasa prihatin insiden di kampung halamannya yang menewaskan serta melukai warga tak berdosa.
Senator asal Papua yang sudah mengabdi dua periode di Gedung DPD RI Senayan menambahkan, berdasarkan informasi yang diperoleh ada enam orang yang terluka. Mereka adalah Derson Murib (kelas V), Disaliman Kulua (kelas IV), Fiky Wanimbo, Elison Murib, Aton Murib, dan Weiton Murib.
“Saya sudah meminta dua tokoh masyarakat ini ikut membantu menenangkan warga agar kembali melakukan aktivitas hariannya di kebun. Saya juga sudah mendengar langsung kabar bahwa para siswa korban kekerasan aparat itu tidak bersalah. Anak-anak sekolah itu tidak mencuri senjata yang hilang milik aparat lalu anak-anak kecil dicurigai memberikan senjata hasil curian itu kepada anggota TPN-OPM di wilayah itu,” ujar Herlina Murib, senator asal Papua kelahiran Sinak, Kabupaten Puncak, Papua kepada Odiyaiwuu.com dari Timika, Papua, Rabu (3/3).
Karena itu, menurut Herlina Murib, pihaknya mendukung langkah pimpinan TNI membentuk tim investigasi guna mengusut hilangnya senjata Satgas Kodim. Selain itu, pihak aparat keamanan perlu terus menjaga keamanan dan kedamaian warga Pucak agar bersama pemerintah daerah bekerja membangun masyarakat dan daerahnya lebih aman dan sejahtera.
Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapendam) XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Aqsha Erlangga mengatakan, pihaknya masih melakukan penelusuran hilangnya senjata milik prajurit TNI dan dugaan penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya warga.
“Tim investigasi dipimpin oleh Kasi-1/Intel Kasrem 173/PVB LetkolKav Ali Syahputra Siregar yang sebelumnya pada hari Sabtu 26 Fenruari, telah menuju Distrik Sinak, Kabupaten Puncak,” kata Kolonel Inf Aqsha Erlangga, Selasa (1/3).
Menurutnya, setibanya di Sinak, tim investigasi menuju Posko Bandara Sinak dan melakukan peninjauan TKP hilangnya senjata dan lokasi di mana ada dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh Satgas Kodim 521/DY.
“Tim investigasi juga melakukan pengecekan ke arah jalur pelarian terduga pencuri senjata, termasuk lokasi tempat yang diduga digunakan oleh pelaku pencurian senjata untuk bersembunyi,” katanya lebih lanjut.
Pihaknya juga telah melakukan wawancara kepada sejumlah prajurit TNI yang diduga mengetahui dan berkaitan langsung dengan kejadian hilangnya senjata. Bahkan, berkoordinasi dengan pihak kepolisian dari Polsek Sinak. “Penelusuran dilaksanakan dengan secermat dan sedetail mungkin. Saya harap masyarakat dapat bersabar, karena iim investigasi terus melakukan penelusuran untuk memperoleh data yang benar,” ujarnya.
Pihaknya berharap, hasil investigasi dapat sesuai dengan kronologis sebenarnya. Sehingga, pimpinan beserta unsur terkait tidak salah dalam penentukan keputusan, maupun kebijakan lebih lanjut terhadap peristiwa itu.
“Jika terbukti Prajurit Satgas Kodim 521/DY benar bersalah, sudah pasti akan diproses sesuai hukum yang berlaku. Demikian apabila pencurian senjata milik prajurit TNI yang dilakukan oknum tidak bertanggung jawab,” kata Kolonel Inf Aqsha Erlangga.
Herlina Murib juga menyoroti aksi demo ratusan warga Sinak yang terjadi pada Rabu (2/3), yang melibatkan tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, siswa SD, SMP, SMA dan elemen masyarakat lainnya di depan Markas Kepolisian Sektor Sinak, Puncak.
Dalam aksi tersebut, ujar Herlina, mantan anggota DPRD Kabupaten Puncak, hadir juga Kepala Klasis Sinak Jas Murib, Sekretaris LMA Puncak Philius Tabuni, Tokoh pemuda Bener Kulua, Wakil Kepala Suku Sinak Edison Murib, Pendeta Kingmi Elmus Telenggen, dan tokoh perempuan Jebe Labene.
Lebih lanjut senator perempuan Papua yang vokal ini menjelaskan, dalam aksi demo itu masyarakat meminta agar Danramil Sinak Kapten Inf Ardavid dan Kapolsek Sinak Ipda Musa Ayakeding tetap dipertahankan mengingat kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah Sinak sudah cukup kondusif. Pimpinan TNI dan Polri sementara belum perlu mengganti dua pucuk pimpinan TNI dan Polri di wilayah Sinak.
“Saya sepakat dengan permohonan warga Sinak agar Kapolsek Sinak Ipda Musa Ayakeding untuk tetap melanjutkan masa tugas sebagai Kapolsek Sinak dan menolak adanya pergantian Kapolsek baru karena Kapolsek yang lama sudah dianggap sebagai keluarga. Begitu juga warga meminta Danramil Sinak Kapten Inf Ardavid untuk tetap sebagai Danramil Sinak dan menolak adanya pergantian Danramil yang baru karena juga dianggap keluarga masyarakat Sinak. Ini yang perlu dipertimbangkan pimpinan TNI dan Polri karena dua pucuk pimpinan TNI dan Polri di Sinak sudah menyatu dengan warga dan keamanan dan ketertiban masyarakat kondusif,” ujar Herlina Murib. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)