TIMIKA, ODIYAIWUU.com — Uskup terpilih Keuskupan Timika Mgr Dr Bernardus Bofitwos Baru menyampaikan kesan dan pesan atas sosok pemimpin umat Katolik sedunia mendiang Paus Fransiskus.
Mgr Bernardus, Uskup putra asli Papua dari Ordo Santo Augustinus (OSA) ini juga buka rahasia pesan penting Sri Paus bagi umat Katolik saat melakukan kunjungan apostolik di Vanimo, tapal batas negara Indonesia dan Papua Nugini pada September 2024 lalu.
“Ada tiga karya mendiang Paus Fransiskus yang memberikan kontribusi kepada gereja universal, secara khusus kepada gereja di Indonesia dan di Papua. Tiga karya yang sangat berguna, bermanfaat, dan relevan dalam kondisi dunia saat ini yaitu ensiklik atau surat apostolik Paus Fransiskus,” ujar Mgr Bernardus melalui laman YouTube Komisi Sosial (Komsos) Keuskupan Timika dan dikutip Odiyaiwuu.com di Jakarta, Kamis (24/4).
Menurutnya, tiga kontribusi Sri Paus bagi gereja universal sebagai berikut. Pertama, Ensiklik Lumen Fidei yang terbit tahun 2013 tentang terang iman. Inti ensiklik ini ialah pokok-pokok atau prinsip-prinsip iman Katolik yang diajarkan oleh Kristus dan diwariskan oleh para Rasul yang didalami dan diberi bobot Sri Paus kemudian diteruskan gereja hingga saat ini,
Dalam konteks umat Katolik, termasuk umat Katolik di Indonesia dan Papua, ajaran-ajaran, prinsip-prinsip tersebut kemudian diteruskan kepada umat Katolik bagaimana mereka beriman mengandalkan Tuhan dalam seluruh perjalanan hidup. Bahkan hidup manusia merupakan peziarahan menuju rumah abadi di surga.
“Karena itu, hidup di dunia bukanlah tujuan tetapi sarana perjalanan kesaksian hidup tentang iman. Itulah yang diajarkan Sri Paus melalui Ensiklik Lumen Fidei,” kata Uskup Bernardus, Ketua Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Fajar Timur, Abepura, Jayapura, Papua.
Kedua, Ensiklik Laudato si’ Sri Paus yang dikeluarkan tahun 2015. Dalam ensiklik tersebut, ujar Uskup Bernardus, Paus Fransiskus menegaskan prinsip-prinsip hakiki relasi antara manusia dengan alam, alam dengan manusia, dan alam dengan sang Pencipta serta manusia dengan sang Pencipta.
“Alam, hutan dengan seluruh kosmos bukan sekadar bermakna secara ekonomi tetapi ada nilai-nilai lain dari aspek sosiologi, antropologi, kebudayaan, ilmu pengetahuan bahkan kesehatan. Karena itu, alam tidak boleh dirusak begitu saja tetapi dirawat dan dipelihara. Apalagi kita di tanah Papua,” ujar Uskup Bernardus.
Oleh karena itu, menurut Uskup Bernardus, semua pihak perlu membaca ensiklik ini sehingga menjadi patokan, pegangan dalam kebijakan terhadap ekologi, alam. Alam tidak begitu saja dieksploitasi demi mengejar kepentingan ekonomi semata karena kerusakan alam adalah kerusakan seluruh ekosistem dan mempengaruhi hidup manusia.
Ketiga, Ensiklik Fratelli tutti yang dikeluarkan tahun 2020. Isi ensiklik ini mengajak persahabatan, persaudaraan universal dengan semua orang, siapa saja dari latar belakang agama, suku, bahasa, ras hingga status sosial berbeda-beda. Bahwa kita adalah manusia yang punya tugas dan tanggung jawab kolektif membangun persaudaraan antara seorang dengan yang lain.
“Tuhan menciptakan kita satu. Persaudaraan untuk satu tujuan untuk bahagia bersama dengan Tuhan. Karena itu, kita tidak boleh membeda-bedakan satu sama lain. Itulah yang Bapa Paus tulis dalam dokumen Ensiklik Fratelli tutti, khususnya bersama dengan sesama saudara kita umat Muslim. Inilah tiga ensiklik yang sangat penting dan relevan bagi Indonesia, khususnya kita di Papua,” ujar Uskup Bernardus.
Uskup Bernardus juga buka rahasia pesan penting saat Sri Paus melakukan kunjungan apostolik di Vanimo, perbatasan Papua (Indonesia) dan Papua Nugini pada September tahun 2024. Sri Paus mengaku alam Papua sangat indah, mempesona, mengagumkan tetapi alamnya harus dijaga dan dilindungi.
“Alam tidak boleh dirusak begitu saja oleh kepentingan-kepentingan ekonomi semata. Orang-orang di sini (tanah Papua) sangat polos, hatinya jujur, hidup dengan alam apa adanya. Maka hati dan sifat-sifat ini diwariskan terus-menerus kepada generasi berikutnya,” ujar Uskup Bernardus membuka rahasia pengakuan Sri Paus kepada umat Katolik baik dari Papua maupun Papua Nugini di Vanimo.
Uskup Bernardus menambahkan, hal tersebut penting karena hati manusia kadang mudah dibelokkan oleh kepentingan, egoisme, ambisi bahkan dendam di hati satu sama lain. Itulah yang menurut Uskup Bernardus pesan Sri Paus kepada umat Katolik dan umat manusia yang diingat sang Uskup saat lawatan apostolik Paus di Papua Nugini September tahun 2024.
“Terima kasih, Bapa Paus karena sudah datang di tanah Papua. Meskipun tidak injakkan kaki di tanah Papua, Indonesia tetapi di Vanimo yang berbatasan langsung dengan Indonesia dan Papua Nugini. Kehadiran Bapa Paus juga sudah memberikan kami umat Katolik Keuskupan Jayapura serta keuskupan-keuskupan lain di tanah Papua yang hadir berkat berlimpah di Vanimo,” katanya.
Uskup Bernardus juga berdoa dan berharap agar pesan-pesan Sri Paus dihayati, diwariskan, dan dilanjutkan umat Katolik tanah Papua dalam perjalanan dan ziarah hidup selanjutnya. Baik oleh para Uskup, pastor, biarawan dan biarawati, umat, dan semua pihak yang berkehendak baik.
“Terima kasih, Bapa Paus atas doa dan perhatiamu kepada kami semua. Atas nama seluruh umat Keuskupan Timika mengucapkan turut berduka cita berpulangnya Bapa Suci Paus Fransiskus,” ujar Uskup Bernardus.
Menurutnya, umat Katolik Timika merasa kehilangan seorang figur iman, seorang murid Kristus sejati yang sungguh militan dan berani mewartakan nilai-nilai Injil. Oleh karena itu, mewakili umat sang Uskup menghantar kepergian Bapa Paus ke Allah Bapa di Surga, ke rumah Abadi melalui doa. “Semoga Bapa Paus mendoakan kami yang masih dalam peziarahan di dunia ini,” katanya.
Jenazah Paus Fransiskus, Rabu (23/4) pagi diantar dari Domus Santa Marta menuju Basilika Santo Petrus Vatikan. Jenazah diantar dalam sebuah prosesi agung menuju Basilika agar memberikan kesempatan pelayat yang hendak berdoa dan memberi penghormatan.
“Tadi pagi jenazah Bapa Suci Paus Fransiskus sudah kami hantar dari Domus Santa Marta dalam sebuah prosesi agung menuju Basilika Santo Petrus Vatikan,” ujar Staf Dicastery for Interreligious Dialogue (DID) Takhta Suci Vatikan Pastor Dr Markus Solo Kewuta SVD kepada Odiyaiwuu.com dari Vatikan, Rabu (23/4).
Menurut Padre Marco, Staf PCID atau Dikasterium untuk Dialog Antar Umat Beragama yang menangani desk Islam untuk wilayah Asia dan Pasifik di Vatikan, setelah jenazah tiba di Basilika Santo Petrus, para pelayat diberi kesempatan berdoa dan memberikan penghormatan terakhir dengan mengantri di luar lapangan Santo Petrus sesuai arahan petugas.
Padre Marco menjelaskan, lapangan Basilika akan dibuka untuk umum sesuai jadwal yang dikeluarkan. Pada Rabu (23/4) dari pukul 11.00 hingga 24.00 tengah malam waktu Roma. Kemudian, Kamis (24/4) dari pukul 07.00 hingga 24.00 tengah malam. Kemudian, pada Jumat (25/4) dari pukul 07.00 hingga 19.00 sore.
“Menyusul ritus penutupan peti pada Jumat (25/4) pukul 20.00 waktu Roma sebagai persiapan untuk prosesi pemakaman pada Sabtu (26/4) pukul 10.00 pagi,” kata Padre Marco, islamolog asal kampung Lewouran, Kabupaten Flores Timur, yang mendalami Studi Islamologi dan Arabistik di Dar Comboni, Kairo, Mesir tahun 2002-2003.
Padre Marco menambahkan, prosesi pemakaman Sri Paus, Kepala Negara Vatikan, dimulai dengan Misa Kudus Requiem di lapangan Santo Petrus Vatikan. Setelah perayaan, jenazah akan langsung dihantar ke Basilika Santa Maria Maggiore di tengah kota Roma untuk upacara penguburan. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)