TIMIKA, ODIYAIWUU.com — Masyarakat suku Sempan di Timika, kota Kabupaten Mimika, Provinsi Papua memilih keluar Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro (Lemasko). Sejak awal bergabung dengan Lemasko keberadaan Sempan bersama suku Kamoro dalam Lemasko sekadar untuk kepentingan PT Freeport Indonesia, anak usaha Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc, raksasa tambang dunia yang beroperasi di dataran tinggi Tembagapura, lereng gunung Nemangkawi.
Keluarnya suku Sempan dari Lemasko juga hendak menegaskan bahwa selain suku Kamoro, Sempan juga eksis sebagai sebuah komunitas suku besar yang mendiami wilayah pesisir Mimika. Selain itu, suku Sempan juga menyebar di wilayah timur Mimika mulai dari Manasari, Omawita hingga ke Nakai.
Keberadaan suku Sempan perlu juga memperoleh pengakuan, legitimasi dari pemerintah dan Freeport Indonesia sebagai sebuah entitas suku yang sudah ada sejak nenek moyang orang Sempan berdiam di wilayah Mimika. Namun, keberadaan suku Sempan kian tenggelam setelah suku-suku melebar dalam Lemasko sekadar kepentingan PT Freeport Indonesia.
“Saat ini saya secara tegas menyatakan suku Sempan keluar dari Lemasko dan berdiri sendiri setara dengan suku-suku lain di Timika. Kami suku Sempan juga tidak terlibat dalam kegiatan rekonsiliasi di Kokonao tanggal 24 April mendatang karena kami hendak keluar dari suku Kamoro. Sejak dulu kami bergabung ke suku Kamoro dan Lemasko hanya karena untuk kepentingan PT Freeport Indonesia,” ujar intelektual suku Sempan Andrianus Patao, ST melalui keterangan yang diperoleh Odiyaiwuu.com dari Timika, kota Kabupaten Mimika, Papua, Selasa (19/4).
Keluarnya suku Sempan dari Lemasko juga dilatari alasan suku tersebut merupakan salah satu suku di Timika selain Kamoro. Sempan juga memiliki banyak perbedaan dari aspek adat istiadat dan warisan budaya para leluhur. Selain itu, suku yang menyebar dari Manasari sampai Nakai tidak ingin jadi korban kedua kali dalam komunitas suku Kamoro yang beberapa pekan mendatang berubah jadi suku Mimika We.
“Kami keluarga besar suku Sempan menyampaikan dengan hormat kepada pihak Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro (Lemasko) bahwa suku Sempan mengundurkan diri dan berpisah dari suku Kamoro. Keputusan ini kami ambil dengan alasan suku Sempan sejak dulu punya suku sendiri dengan ciri khas dan budaya sendiri berbeda dengan Kamoro,” kata tokoh pemuda suku Sempan Leo Otanefake.
Leo menegaskan, komunitas masyarakat suku Sempan juga memastikan tidak akan ikut dan terlibat dalam acara rekonsiliasi yang akan digelar pada 24 April mendatang di Kokonao, Distrik Mimika Barat. Warga suku Sempan, ujar Leo, menyadari bahwa mereka bukan suku Kamoro yang akan berubah menjadi Mimika We. Suku Sempan tetap mengakui keberadaannya sebagai sebuah suku setara dengan Kamoro dengan kekhasan yang diwarisi dari para leluhur.
“Kami komunitas masyarakat suku Sempan tidak mengulangi kesalahan yang kedua kalinya dan menyatakan keluar dari Kamoro juga dari Lemasko. Pilihan ini kami tempuh mengingat adat, budaya, bahasa, dan pola hidup berbeda antara orang Kamoro. Kami juga memohon dukungan suku-suku kekerabatan lainnya di Timika agar suku Sempan dapat membentuk lembaga adat sendiri,” kata Andrianus. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)