Bentrok Demo Tolak DOB di Sekitar Istana Negara, 102 Mahasiswa Papua Digelandang ke Polda Metro Jaya - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Bentrok Demo Tolak DOB di Sekitar Istana Negara, 102 Mahasiswa Papua Digelandang ke Polda Metro Jaya

Para mahasiswa asal Papua yang melakukan aksi demo di kantor Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia Jumat (11/3) masih berada di Markas Kepolisian Daerah Metro Jaya, akarta. Naom, seorang mahasiswa juga masih diinterogasi karena dituduh memukul seorang aparat keamanan saat mengamankan aksi unjuk rasa damai, Foto: Istimewa

Loading

JAKARTA, ODIYAIWUU.com — Ratusan anggota Front Mahasiswa Papua di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua Seluruh Indonesia (AMPTPI), Ikatan Mahasiswa Papua (IMAPA) Jabodetabek, dan sejumlah elemen mahasiswa asal Papua lainnya, Jumat (11/3) menggelar aksi unjuk rasa damai di Jakarta menolak langkah Pemerintah Pusat melakukan pemekaran sejumlah daerah otonom baru (DOB) di tanah Papua.

Sekitar pukul 11:00 WIB, massa demonstran tiba di sekitar Istana Negara kemudian berniat berjalan kaki (long march) ke arah Istana Negara namun dihadang oleh aparat gabungan yang terdiri dari TNI-Polri di depan kantor Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri), Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat. Awal kericuan demonstran terjadi akibat menyusul langkah aparat keamanan melarang massa aksi untuk melakukan unjuk rasa damai di depan kantor Kemendagri.

Massa aksi sempat dihadang oleh aparat keamanan di depan Stasiun Gambir, sehingga massa mengubah rute lain melewati Jalan Veteran dari arah Stasiun Djuanda. Namun, aparat gabungan dari Polres Jakarta Pusat kembali menghadang massa, sehingga terjadi cekcok antara massa aksi dengan polisi.

“Di depan kantor Kemendagri terjadi bentrok aksi massa dengan aparat keamanan. Awal kericuan terjadi akibat aparat keamanan massa aksi hendak melakukan demo damai di depan kantor Kemendagri. Ratusan mahasiswa akhirnya diangkut paksa ke Polda Metro Jaya. Lince, seorang mahasiswi ditendang di bagian dada hingga pingsan,” ujar Sekretaris Jenderal AMPTPI Ambrosius Mulait melalui keterangan tertulis yang diterima Odiyaiwuu,com di Jakarta Jumat (11/3),

Ketua IMAPA Jabodetabek Matius Wonda menambahkan, selain aparat gabungan juga menginjak Bob, peserta unjuk rasa dan menangkap dua orang demonstran, Deten dan Derix kemudian menarik masuk dalam mobil pengendalian massa (dalmas) aparat polisi. Para demonstran lainnya duduk di jalan, menyampaikan aspirasi secara damai di pintu dua kantor Kemendagri.

“Sekitar jam 1:30 WIB massa terus menyampaikan orasi damai menolak pembentukann daerah otonom baru di Papua . Namun, aparat gabungan memaksa mengangkut ke dalam tiga mobil dalmas dan dibawa ke Polda Metro Jaya. Saat ini sebanyak 102 mahasiswa peserta aksi masih di Polda Metro Jaya,” ujar Matius Wonda kepada Odiyaiwuu.com saat dihubungi melalui telepon genggamnya di Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Metro Jakarta, Jumat (11/3) sore.

Menurut Wonda, saat ini pihak Polda Metro Jaya berjanji segera memulangkan para peserta aksi ke rumah masing namun terlebih dahulu mendaftarkan seluruh nama peserta aksi dan memberikan cap jempo tetapi pihaknya menolak dan cukup me-list nama-nama peserta aksi.

“Saat kami sedang me-list nama-nama rekan kami, Naom ditarik paksa oleh polisi untuk diinterogasi. Hingga saat ini kami tidak mau pulang dan tunggu kawan kami dibebaskan terlebih dahulu. Naom dituduh melakukan pemukulan terhadap seorang aparat keamanan saat mengamankan aksi unjuk rasa damai,” kata Wonda menambahkan.

Mulait mengatakan, aksi damai itu dilakukan sejumlah elemen mahasiswa asal Papua menolak langkah pemerintah pusat melakukan pemekaran daerah otonom baru yang dinilai para mahasiswa bukan solusi menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi di tanah Papua selama ini.

Dalam aksi itu, para mahasiswa menolak daerah otonomi baru di seluruh wilayah tanah Papua. Mahasiswa meminta Persiden Joko Widodo dan kementerian dan lembaga terkait segera menghentikan pembahasan pemekaran daerah otonomi baru. Para mahasiswa juga mengutuk keras para elit politik lokal yang mengatasnamakan rakyat tanah Papua mendorong rencana daerah otonomi baru baik di Provinsi Papua maupun Papua Barat.

“Daerah otonomi baru bukanlan hal yang mendesak bagi rakyat tanah Papua. Yang perlu dilakukan di tanah Papua adalah penggabungan daerah otonomi dan penyelesaian pelanggaran hak asasi manusia. Kami mengutuk keras pemerintah pusat baik Presiden, Mendagri maupun DPR RI yang memaksakan diri melakukan pemekaran di Papua demi kepentingan investasi,” kata Wonda.

Selain itu, para demonstran juga mendesak para elit lokal seluruh tanah Papua dan pemerintah pusat menghentikan proses pembahasan daerah otonomi baru tanpa mengikuti prosedur dan tahapan yang jelas.

Memukul polisi

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan mengatakan, polisi menangkap sejumlah mahasiswa Papua yang menggelar aksi demonstrasi di sekitar kantor Kementerian Dalam Negeri, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (11/3). Demonstran tersebut ditangkap lantaran diduga melakukan tindak pemukulan terhadap anggota polisi.

“Jumlahnya belum bisa dipastikan, karena kami akan memilah di antara mereka. Kami ambil keterangan termasuk apa mereka dalam aksi ini mempersenjatai diri,” kata Zulpan di Polda Metro Jaya sebagaimana dilansir suara.com dan dikutip Odiyaiwuu.com, Jumat (11/3). Zulpan menyebut, dalam aksi itu Kasat Intel Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Ferikson Tampubolon dilaporkan mengalami luka sobek di bagian kepala.

Kapolsek Sawah Besar Kompol Maulana Mukarom menyebut, Ferikson terluka setelah dipukul oleh demonstran. “Kasat Intel Polres Metro Jakarta Pusat yang jadi korban pemukulan oleh pendemo mahasiswa Papua yang mengakibatkan luka robek di kepala,” kata Maulana.

Berdasarkan informasi, bentrokan ini terjadi ketika demonstran hendak merangsek menuju Kantor Kemendagri. Namun, mereka dihalau oleh sejumlah anggota polisi yang telah memasang barikade di Jalan Veteran. Negosiasi sempat terjadi antara demonstran dengan anggota di lokasi, hingga akhirnya bentrokan tak terhindarkan.

Aksi demonstrasi ini sendiri digelar oleh sejumlah mahasiswa Papua sebagai bentuk penolakan terhadap wacana pemekaran Provinsi Papua menjadi enam wilayah administrasi. Enam daerah otonomi baru yang diusulkan itu di antaranya Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Pegunungan Tengah, Papua Selatan, dan Papua Tabi Saireri. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :