TIMIKA, ODIYAIWUU.com — Uskup Dioses Amboina Mgr Inno Ngutra, Minggu (28/5) berada di tengah umat Katolik Keuskupan Timika, Provinsi Papua Tengah. Para imam dan umat Katolik menyambut penuh gembira gembala umat Katolik Amboina itu.
Selain bersama Pastor Paroki Katedral Tiga Raja Timika RD Amandus Rahadat, Pr memimpin Misa Minggu Pentakosta di Gereja Katedral sekaligus memberkati umat, kehadiran Mgr Inno, Uskup putra asli Maluku di tanah Amungsa, juga berkenan memberikan pelayanan Sakramen Krisma di Timika.
Dioses Timika nyaris puasa tiga tahun lebih dari perayaan Misa yang dipimpin langsung seorang Uskup sejak Uskup Dioses Timika Mgr Jhon Philip Saklil meninggal dunia pada Sabtu, 3 Agustus 2019. Karena itu, kehadiran Uskup Inno disambut rasa syukur dan penuh gembira.
“Dari mimbar gereja Katedral Timika, saya berdoa semoga dalam waktu dekat Keuskupan Timika sudah memiliki Uskup baru, yang akan menjadi gembala umat untuk memimpin roda pemerintahan gereja dalam pelayanan iman Katolik,” ujar Mgr Inno Ngutra disambut aplaus umat yang hadir sebagaimana informasi yang diterima Odiyaiwuu.com dari Timika, kota Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Minggu (28/5).
Menurut Mgr Inno, Uskup baru Timika nantinya juga yang akan menerima secara resmi para imam dari Dioses Amboina yang akan melayani umat di wilayah Keuskupan Timika.
“Keuskupan Amboina mempunyai ikatan emosional yang sangat kuat dengan Papua. Sebab sejak seratusan tahun lalu para perintis pendidikan dan penyebar agama Katolik asal Kei sudah berada di Papua. Dua tahun lagi saya akan kirim imam Diosesan Amboina menjadi misionaris abad ini di tanah Papua,” kata Mgr Inno, Uskup yang menggembalakan umat Katolik di nusa bertajuk Pela Gandong itu.
Selain itu, ujar Mgr Inno, kebutuhan imam dari Amboina tidak hanya untuk melayani umat di Keuskupan Timika. Pihaknya juga berjanji Dioses Amboina akan mencukupi kebutuhan imam yang akan bermisi di tanah Papua seperti Keuskupan Jayapura, Manokwari-Sorong, dan Agats-Asmat.
Menurut Mgr Inno, Seminari Santo Yudas Thadeus Langgur, Kei dan Seminari Tinggi Santo Fransiskus Xaverius, Keuskupan Amboina membuka diri untuk anak-anak Papua yang akan melanjutkan pendidikan menjadi imam Katolik.
Begitu juga dengan sekolah untuk guru agama Katolik. Mgr Inno meminta para orangtua mengutus anak-anak mereka melanjutkan pendidikan menjadi guru agama Katolik di Keuskupan Amboina.
Dengan demikian, setelah tamat mereka bisa kembali mengajar adik-adiknya di tanahnya sendiri. Jangan mengharapkan tamatan dari Kei karena belum tentu mereka bersedia datang.
“Salah satu anak Papua asli yang sekarang sudah menjadi imam di wilayah Keuskupan Timika adalah RD Bryan, Pr. Dia menempuh pendidikan seminari kecil di Langgur. Kemudian lanjut di Seminari Pineleng, Manado, Sulawesi Utara,” kata Uskup Inno.
Romo Diosesan (RD) Bryan yang dimaksud Uskup Inno Ngutra adalah Ibrani Gwijangge, Pr, pastor rekan di Gereja Katedral Tiga Raja Timika dan imam Katolik pertama putra asli Papua dari Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan.
Menurut Pastor Rahadat, Pr, pihaknya akan membentuk grup khusus umat Katolik wilayah Amboina yang saat ini berdomisili dan bekerja di wilayah Keuskupan Timika.
Grup tersebut akan bekerja menggalang dana membantu merampungkan pembangunan gedung Seminari Tinggi Santo Fransiskus Xaverius, Amboina, yang saat ini menjadi tanggung jawab Uskup Inno sejak Uskup terdahulu, Mgr Petrus Canisius Mandagi, MSC, pindah untuk menggembalakan umat di Keuskupan Agung Merauke, Papua Selatan.
Permintaan tersebut, kata Pastor Rahadat, tidak hanya dari umat Katolik Dioses Timika asal Kei, Tanimbar atau dan Dobo, tetapi dukungan umat Katolik dari suku Kamoro, Amungme, dan suku-suke kekerabatan lainnya di Mimika serta umat Katolik Timika asal Flobamora, Jawa, Manado, Batak, Toraja, dan lain-lain.
“Ini sebagai bentuk dukungan umat Timika, sebab saat ini ada tiga frater dari Keuskupan Timika lagi studi di Seminari Tinggi Santo Fransiskus Xaverius, Amboina,” ujar Pastor Rahadat lebih lanjut.
Mgr Inno ditahbiskan sebagai Uskup Amboina di Katedral Santo Fransiskua Xaverius Ambon, Sabtu 23 April 2022. Uskup Inno menggembalakan sekitar 113.108 umat Katolik baik di Maluku maupun Maluku Utara.
Mgr Inno lahir pada 7 November 1970 di Waur, Kei Besar, bagian tenggara Kepulauan Maluku. Ia masuk Seminari Santo Yudas Tadeus Langgur dan merampungkan studi filsafat dan teologi di Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng Minahasa, Sulawesi Utara.
Ditahbiskan menjadi imam pada 6 Oktober 2001. Mgr Inno Ngutra menjadi pengajar di Seminari Yudas Tadeus Langgur. Sejak 2017 menjadi Vikaris Yudisial, Sekretaris Keuskupan Amboina dan dosen Hukum Kanonik di Seminari Tinggi Ambon serta Direktur Pembinaan Diakon sebelum diangkat menjadi Uskup Dioses Amboina. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)