TIMIKA, ODIYAIWUU.com — Pemerintah dan masyarakat Mimika dirundung duka berpulangnya Tom Beanal di RS St Elisabeth Singapura, Senin (29/5). Tom adalah tokoh Papua asal suku Amungme, Mimika yang pernah menjadi anggota DPRD Fakfak dan aktivis Gereja. Ia juga sangat berjasa bagi kemajuan masyarakat dan daerah.
Petugas Gereja Katolik Keuskupan Jayapura/Timika periode 1996-2003 Anna Yosepina Balla mengusulkan kepada Pelaksana Tugas Bupati Mimika Johannes Rettob, DPRD, dan anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopinda) menetapkan satu hari khusus berkabung sebagai bentuk penghormatan kepada mendiang Tom Beanal.
“Tokoh besar Papua, Paitua Tom Benal kemarin berpulang di Singapura. Sambil menunggu kepulangan jenazah Almarhum ke Mimika, saya mengusulkan agar Pemerintah Daerah Mimika dan DPRD bersama Muspida menetapkan satu hari berkabung menghormati mendiang Paitua Tom,” ujar Anna kepada Odiyaiwuu.com dari Timika, Papua Tengah, Selasa (30/5).
Menurut Anna, penetapan hari berkabung khusus menghormati Tom Beanal perlu mengingat semasa hidup, Almarhum pernah mengabdi sebagai petugas Gereja Katolik di Baliem, Jayawijaya. Usai menunaikan tugas di lingkup Gereja, ia dipercaya masyarakat menjadi anggota DPRD Fakfak dari Mimika.
“Paitua Tom saya pandang sebagai pribadi berjasa sebagai putera asli Papua dan umat Kristiani yang mendedikasikan tenaga seutuhnya dalam pelayanan Gereja, negara, dan tanah Papua,” kata Anna, mantan komisioner KPU Kabupaten Mimika.
Selain itu, lanjut Anna, Timika menjadi kota kaya dan ramai saat ini adalah bagian dari perjuangan selama hidupnya. Paitua Tom adalah pribadi pekerja keras demi kemajuan dan kesejahteraan orang-orang Amungme, Kamoro, dan suku suku kekerabatan di sekitar gunung emas Tembagapura dan tanah Papua.
“Saat ini, Mimika menjadi kabupaten yang ramai dengan kehadiran puluhan suku bangsa nusantara, korporasi raksasa, dan lain-lain adalah bagian panjang dari perjuangan hidupnya. Paitua Tom Beanal sungguh seorang tokoh pembaharu Mimika di masanya dan kini hasilnya dinikmati pemerintah dan masyarakat,” ujar Anna lebih lanjut.
Berpulangnya Tom Beanal juga menyisakan duka bagi Agapitus Maturbongs. Maturbongs adalah teman sekamar Tom dan Pastor Theo Makai, Pr saat kuliah di Akademi Theologi Katolik (sekarang STFT) Fajar Timur, Abepura, Papua.
“Kami menyelesaikan SGA d Biak dan mendapat penugasan sebagai guru SD di Lembah Agung Baliem. Tom ditugaskan di Wamena mendampingi Wenewolok. Saya ditugaskan di SD YPPK Musatfak. Setelah empat tahun bertugas di Baliem, kami berdua ditunjuk dapat melanjutkan studi teologi di ATK Abepura. Kami berdua tinggal satu kamar hingga tamat,” ujar Piet Maturbongs.
Piet melukiskan Tom Beanal sebagai seorang sahabat sejati dan sosok berkepribadian, kritis, jujur, dan pantang menyerah. Piet juga memahami pergumulan Almarhum yang mewarnai hidup dan perjuangannya. Tom juga setia memperjuangkan cita-citanya menatap masa depan tanah dan bangsa Papua yang lebih adil dan bermartabat.
“Kekuatan pribadi Tom terletak pada upaya memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan universal yang adil dan beradab sesuai ajaran Yesus yang ia imani. Sioo, meno. Sesudah lama tidak mendengar berita tentang dirimu, hari ini saya mendengar berita engaku sudah berpulang, kembali ke rumah Bapa di surga. Meno…. amole… sayang……. Hari ini saya berduka,” kata Piet. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)