MULIA, ODIYAIWUU.com — Aksi saling serang antara massa pendukung pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Puncak nomor urut 1 Yuni Wonda-Nus Kogoya dan massa pendukung paslon nomor urut 2 Miren Kogoya-Wendi Wonerengga, Rabu (12/2) pecah di Kampung Muliambut, Distrik Mulia, Puncak Jaya, Provinsi Papua Tengah.
Aksi saling serang antar massa pendukung Yuni dan Miren dipicu masuknya masyarakat Sinak ke kota Mulia. Aksi itu menyebabkan satu orang meninggal dunia dan dua orang mengalami luka-luka. Personel Kepolisian Resor (Polres) Puncak Jaya saat ini tengah melakukan penyelidikan terkait aksi tersebut.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah (Polda) Papua Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo, SH, SIK, M.Kom membenarkan terjadinya aksi saling serang massa kedua paslon bupati tersebut.
“Benar, aksi saling serang antar kedua pendukung ini dipicu masuknya masyarakat Sinak ke kota Mulia dengan tujuan untuk menghadiri acara duka di kubu 1,” ujar Benny kepada Odiyaiwuu.com dari Jayapura, Papua, Kamis (13/2).
Namun, kata Benny, setelah menghadiri acara duka, tiba-tiba massa dari Sinak langsung menyerang massa kubu 2 yang berada di sekitar lokasi duka di Kampung Muliambut.
Kepala Kepolisian Resor (Polres) Puncak Jaya AKBP Kuswara, SH, SIK, MH mengatakan, personel Polres Puncak Jaya dengan cepat merespon dan melepaskan tembakan peringatan dengan maksud untuk melerai massa yang sedang bertikai.
“Personil Polres Puncak Jaya beserta BKO Brimob, dan Ketua Klasis GIDI masih berupaya melerai kedua belah pihak yang masih bertikai,” kata Kuswara dari Mulia, kota Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, Kamis (13/2).
Kuswara mengatakan muncul informasi terjadi kebakaran di kediaman Yomi Telenggen, salah seorang anggota dewan di Kampung Trikora. Namun, api berhasil dipadamkan oleh warga setempat.
“Dalam aksi saling serang tersebut terjadi kebakaran di rumah warga hingga merambat ke rumah guru di Distrik Pruleme. Personel Polres Puncak Jaya dan BKO Brimob berusaha memadamkan api,” kata Kuswara.
Kuswara menambahkan, saat ini api sudah berhasil dipadamkan. Hingga saat ini personil TNI-Polri masih siaga, standby di tempat kejadian perkara kebakaran guna mencari warga yang mau dievakuasi.
Pemuda Katolik Komisariat Daerah (Komda) Papua Tengah mengatakan, pelaksanaan Pilkada di Kabupaten Puncak Jaya telah menelan korban nyawa dan harta benda, dan pengungsian. Massa terbelah dalam dua kubu paslon baik Yuni Wonda maupun Miren Kogoya.
“Mencermati aksi massa dua kubu yang saling serang kami meminta Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto segera menginstruksikan kedua paslon untuk segera mengamankan massa pendukungnya demi menghindari jatuh korban lebih banyak masyarakat kecil,” ujar Ketua Pemuda Katolik Komda Papua Tengah Tino Mote dan Sekretaris Natan Tebai kepada Odiyaiwuu.com dari Nabire, Papua Tengah, Kamis (13/2).
Tino dan Natan juga mendesak pucuk pimpinan partai politik pendukung kedua paslon Bupati dan Wakil Bupati Puncak Jaya Yuni Wonda-Nus Kogoya dan Miren Kogoya-Wendi Wonerengga agar menahan massa pendukungnya demi mencegah konflik semakin meluas di tengah masyarakat.
Pemuda Katolik Komda Papua Tengah mendesak pihak Polda Papua Tengah dan Polres Puncak Jaya segera menangkap para tim sukses kedua paslon yang membangun berbagai opini liar yang memprovokasi sehingga menciptakan konflik dan saling serang antara massa pendukung.
“Kami juga menghimbau semua pihak terutama tokoh gereja, tokoh masyarakat, pemuda, dan perempuan agar bahu-membahu untuk membantu menjaga stabilitas keamanan dan menghimbau warga tidak menyebarkan isu-isu hoaks yang memprovokasi situasi. Pro ecclesia et Patria. Tuhan berkati,” ujar Tino dan Natan. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)