TIMIKA, ODIYAIWUU.com — Para orang tua di Timika kini enggan menyekolahkan anak-anaknya di sekolah Program Sekolah Rakyat Mimika. Selain itu, usia para calon siswa dalam program tersebut sudah melewati batas jenjang SMP maupun SMA.
Buntutnya, Program Sekolah Rakyat Mimika yang digagas Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Mimika, belum mampu memenuhi target jumlah siswa. Padahal, pendaftaran sudah dibuka dua pekan.
Pelaksana Tugas Kepala Dinsos Mimika Devota M Leisubun mengatakan, hingga kini baru 39 siswa mendaftar untuk SMP dan 20 siswa untuk SMA. Dengan demikian, masih terdapat kekurangan 11 siswa SMP dan 30 siswa SMA, termasuk 10 calon siswa cadangan.
“Tim kami sudah melakukan verifikasi langsung ke rumah-rumah. Namun, ada orang tua yang belum mau menyekolahkan anaknya, ada juga yang sudah melewati batas usia. Inilah kendala yang menyebabkan kuota belum terpenuhi,” ujar Devota Leisubun di Timika, Papua Tengah, Sabtu (6/9).
Menurut Leisubun, Dinsos Mimika Sekolah Rakyat dirancang untuk memberikan pendidikan gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem dan putus sekolah. Meski begitu, tantangan sosialisasi masih perlu diperkuat agar masyarakat memahami manfaat program tersebut.
Untuk tahap awal, kegiatan belajar akan berlangsung di gedung eks Wisma Atlet PON XX, Jalan Poros SP2–SP5, yang saat ini sedang direnovasi Kementerian Pekerjaan Umum. Setelah rampung, fasilitas belajar akan dilengkapi perlengkapan sekolah, sementara Kementerian Pendidikan menyiapkan tenaga pengajar.
Program Sekolah Rakyat Mimika merupakan bagian dari implementasi Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2025 tentang penghapusan kemiskinan ekstrem. Pemerintah menargetkan langkah ini dapat menekan angka putus sekolah sekaligus membuka akses pendidikan merata di daerah. (*)