LEWOLEBA, ODIYAIWUU.com — Kardinal Robert Francis Prevost, OSA, Kamis (8/6) malam waktu Roma atau Jumat (9/5) dini hari WIB, terpilih sebagai Paus pada prosesi konklaf hari kedua di Kapel Sistina, Vatikan.
Terpilihnya Prevost, Paus ke-267 asal Chicago, Amerika Serikat, membangkitkan memori umat Katolik di wilayah SVD Provinsi Ende, teristimewa Keuskupan Larantuka, Nusa Tenggara Timur.
Umat dan imam bersyukur kepada Tuhan, empat rekan misionaris Paus Leo XIV asal Provinsi SVD Chicago puluhan tahun lalu tiba di Ende kemudian memulai Misi di Dekanat Lembata, Keuskupan Larantuka, yang meliputi wilayah ujung timur Flores, Pulau Adonara dan Solor di Kabupaten Flores Timur dan Pulau Lembata, Kabupaten Lembata.
“Empat misionaris SVD asal SVD Provinsi Chicago USA yang pernah mengabdi di Lembata dan Seminari San Dominggo Hokeng. Mereka berempat sungguh misionaris Tuhan luar biasa bagi gereja lokal dan masyarakat NTT,” ujar Pastor Philip P Karangora, SVD kepada Odiyaiwuu.com dari Lewoleba, Lembata, NTT, Senin (12/5).
Menurut Pastor Karangora, empat rekan misionaris asal Chicago yang tiba di SVD Ende lalu mengabdi di Keuskupan Larantuka yaitu Pastor Lawrence Joseph Hambach, SVD dari negara bagian Indiana; Pastor Nicholaas Strawn, SVD dari Iowa; Pastor Eugene Schmitz, SVD dari Illinois; dan Pater William POPP, SVD dari negara bagian Michigan.
“Kita bersyukur kepada Tuhan. SVD Provinsi Chicago mengirim empat putra terbaiknya ke SVD Ende dan menjadi imam Tuhan untuk mengabdi di Keuskupan Larantuka,” ujar Pastor Karangora kepada Odiyaiwuu.com dari Lewoleba, kota Kabupaten Lembata, NTT, Senin (12/5).
Menurut imam asal Atadei, Lembata, misionaris lainnya asal Chicago, Pastor Paulus Gootee, SVD juga segenerasi empat imam asal Chicago lainnya di atas. Pater Guti pernah jadi Pastor Paroki Santo Andreas Tunbaba, Dekenat Kefamenanu, Keuskupan Atambua. Ia lahir di Chicago tanggal 3 Desember 1927 dan meninggal 10 Februari 2021 lalu dimakamkan di Amerika.
Sedangkan sejarawan asal Lembata Thomas Ataladjar menambahkan, keempat misionaris asal Amerika Serikat, Pastor Nicholaas, POPP, Schmitz, dan Hambach adalah imam dari SVD Chicago, tempat asal Paus Leo XIV.
“Pater William POPP, SVD itu guru bahasa Inggris saya di Seminari San Dominggo, Hokeng, Flores Timur sejak tahun 1968. Beliau pindah dari Seminari Santo Yohanes Berkhmans Todabelu Mataloko. Pater POPP juga menjadi guru menulis dan melatih saya menulis, menjilid buku sampai mengurus perpustakaan para pastor di seminari,” kata Ataladjar.
Ataladjar mengisahkan, Pastor POOP juga punya keterampilan khusus dalam urusan minuman segar dari kebun petani dan seminari. POOP selalu menyuruh Ataladjar memilah buah yang super matang kemudian memerasnya untuk dibuat anggur segar di laboratorium khusus.
Menurut Ataladjar, Pastor Schmitz SVD mengabdi di Paroki Maria Baneux Lewoleba. Setelah itu, menjadi Dekan Dekanat Lembata, Keuskupan Larantuka. Sedangkan, Pastor Hambach pernah menjadi Paroki Santa Maria Bintang Laut Waipukang, Ile Ape kemudian menjadi Dekan Lembata.
“Pater Schmitz kemudian istirahat karena sudah tua lalu meninggal dan dimakamkan di Larantuka. Sedangkan, Pastor Hambach meninggal tanggal 28 Oktober 2016 pukul jam 01.30 dini hari di Biara Simeon, Ledalero, Maumere,” kata Thomas.
Sedangkan Pastor Strawn (91 tahun) setiba dari Amerika Serikat menjadi Pastor Paroki Hati Amat Kudus Yesus Lerek. Pada 20 Oktober 1963, saat berusia 28 tahun ia bertolak dari Pelabuhan San Fransisco menumpang Kapal SS President Madison.
Dari negeri Paman Sam, pastor kelahiran Oelwein, 24 September 1934 ini membawa serta 16 buah peti berisi obat-obatan, buku, dan pakaian sebagai bekal awal karya misinya di Lembata. Setelah berlayar selama dua bulan sebelas hari, ia tiba pada 4 Desember 1963 di Pelabuhan Tanjung Priok.
“Tanggal 12 Desember 1963 menumpang KM Stella Maris, ia menuju Ende. Tiba di Ende, ia mendapat tugas berkarya di Lembata, tepatnya di Paroki Lerek. Beliau yang mendaftarkan saya masuk Seminari San Dominggo Hokeng tahun 1965,” kata Ataladjar.
Menurut Ataladjar, Pater Niko adalah satu-satunya misionaris asal Amerika yang masih hidup dan berkarya di Lembata. Setelah purna tugas ia memilih tetap menetap di RS Bukit Lewoleba. Para misionaris ini, ujar Ataladjar, sungguh misionaris yang mengabdi di tanah Misi hingga Tuhan memanggil mereka.
“Terpilihnya Paus Leo XIV asal Chicago sekaligus menjadi berkat berlimpah bagi dunia, termasuk gereja Katolik dan umat di NTT. Paus Leo XIV menjadi pengingat kolektif atas jasa SVD Chicago mengirim imamnya melayani kami sejak puluhan tahun lalu. Selamat Melayani Tuhan dan Gereja Katolik, Bapa Paus Leo XIV. Terima kasih para pastor misionaris atas tugas pelayanannya di tanah Misi Lembata dan Flores,” ujar Ataladjar. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)