NABIRE, ODIYAIWUU.com — Pemuda merupakan salah satu kelompok atau komunitas potensial sehingga wajib bagi kelompok ini untuk terlibat berpartisipasi bersama pemerintah dan semua pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya dalam menentukan dinamika sosial dan kemajuan pembangunan Provinsi Papua Tengah.
Maju mundurnya Papua Tengah ditentukan pula seberapa besar tingkat partisipasi anak muda. Namun, di saat bersamaan masih saja ada segelintir anak muda yang hanya gemar membahas masa lalu, bereuforia dengan kehebatan mereka bahkan membahas keburukan orang lain. Segelintir dari mereka (anak muda) seolah masih tersandera atau bertahan menyembah diri mereka sendiri sambil menyalibkan orang lain.
“Anak muda yang demikian pasti takut dengan masa depannya sendiri dan tidak punya ide dan upaya (kerja) yang baik untuk hidup lebih baik ke depan. Ketakutan tentang masa depan, minus ide serta gagasan, dan ketiadaan upaya dalam diri anak muda tentu saja akan melahirkan orang-orang yang tidak berdaya. Ketidakberdayaan akan melahirkan kesulitan hidup masa depan,” ujar bakal calon Gubernur Papua Tengah Yakobus Dumupa SIP, MIP kepada Odiyaiwuu.com di Nabire, Papua Tengah, Rabu (17/4).
Menurut Yakobus, mahasiswa Program Doktor (S3) Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura dan magister Ilmu Politik (S-2) jebolan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) “APMD” Yogyakarta, yang harus pula dilakukan anak muda Papua yaitu berhenti membahas kebiasaan masa lalu. Masa lalu idealnya dijadikan guru terbaik yang mendidik tentang masa depan.
“Anak muda idealnya hadir kemudian memunculkan ide-ide perjuangan hidup yang brilian, sebab semua upaya atau kerja perbaikan hidup yang baik selalu berawal dari ide brilian. Jangan bermental malas yang berujung membuat anak muda menjadi tidak berdaya. Anak muda perlu bangkit dan mengerjakan apa yang bisa dilakukan walaupun kecil dan sederhana,” kata Yakobus, mantan anggota Majelis Rakyat Papua.
Selain itu, Yakobus, mantan Bupati Kabupaten Dogiyai, mengajak anak muda untuk saling menghargai, menghormati, dan mengakui satu sama lain sebagai kelompok potensial di tanah Papua. Kemudian bersatu untuk ambil bagian bersama stakeholder lain membantu pemerintah membangun masyarakat dan daerah lebih sejahtera lahir dan batin di masa depan.
“Nilai-nilai kerja keras, saling menghargai dan menghormati yang tumbuh dan masih terpelihara di tengah kehidupan kemasyarakatan dan pembangunan bukan sekadar produk sosial kita semata. Nilai-nilai itu merupakan warisan budaya orangtua dan leluhur kita di atas tanah Papua sejak jaman dulu dan masih terawat baik. Anak muda Papua Tengah saat ini sudah berpendidikan tinggi dan hanya butuh kerja keras dan sinergi,” kata Yakobus, (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)
