WAMENA, ODIYAIWUU.com — Presiden Eksekutif Persatuan Gerakan Pembebasan Papua Barat atau United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) Menase Tabuni mengapresiasi dan menyampaikan ucapan terima kasih kepada negara-negara Pasifik, yang telah mengeluarkan Negara Federasi Micronesia.
Manase menyebut apresiasi dialamatkan kepada Kepulauan Marshall, Nauru, dan Samoa yang telah menyampaikan keprihatinan dan menyoroti situasi pembela hak asasi manusia (HAM) di Papua Barat yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Keprihatinan itu disampaikan berlangsung dialog interaktif dengan pelapor khusus untuk pembela HAM pada 16 Maret 2025 saat berlangsung Pertemuan ke-18 Sidang ke-58 Dewan Hak Asasi Manusia.
“Bangsa Papua tidak punya masa dengan Indonesia. Bersama Indonesia orang Papua akan habis. Karena itu, kami terus menyerukan solidaritas dan perhatian internasional atas bencana genosida, etnosida, dan ekosida di West Papua yang dilakukan pemerintah Indonesia,” ujar Menase Tabuni melalui keterangan tertulis yang diperoleh Odiyaiwuu.com di Jakarta, Jumat (21/3).
Sementara itu Wakil Presiden Eksekutif ULMWP Octovianus Mote yang bertanggung jawab atas semua lobi dan diplomasi internasional menyampaikan, ULMWP akan terus bekerja keras menggalang dukungan internasional hingga masalah Papua bisa diselesaikan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa.
“Sebab masalah Papua satu-satunya yang dimasukkan secara paksa oleh dunia internasional atas kepentingan ekonomi global. Kini waktunya, dunia internasional mendukung suara negara-negara Pasifik,” kata Octovianus Mote.
Menurut Octovianus Mote, kepada rakyat Bangsa Papua, pihaknya terus menyerukan untuk dukungan moril dan mendukung penuh ULMWP demi mewujudkan hak penentuan nasib sendiri menuju kemerdekaan dan kedaulatan politik.
Sedangkan Sekretaris Eksekutif ULMWP Markus Haluk menambahkan, rakyat Papua perlu memberitahukan anak-anak mereka agar tidak lagi mendukung dan mengkonsumsi makanan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang didorong oleh pemerintah Indonesia.
“Kami meminta supaya rakyat Papua tetap mengutamakan pangan lokal, yang merupakan makanan pokok orang asli Papua atau Melanesia secara turun temurun,” kata Markus Haluk. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)
